Meet! [NC]

39.3K 741 55
                                    

Tak terasa sudah dua minggu berlalu sejak peristiwa di toilet tersebut terjadi. Dan sekarang sudah masuk musim libur. Bahkan sudah empat hari libur.

Lalu bagaimana dengan Hyunjin ? Entah. Hanya satu kata itu yang dapat kujawab. Karena aku sendiri tidak tahu bagaimana kondisinya, keberadaannya serta apa yang ia lakukan saat ini.

Anehnya, setelah kuserahkan semuanya pada muridku itu aku jadi merasa sedikit menyesal haha. Padahal setiap malam aku selalu mengharapkan hal itu, namun setelah semuanya itu terjadi aku jadi ..mm bagaimana harus menjelaskannya. Di satu sisi aku merasa menyesal karena dia itu, Hyunjin itu, cuma muridku. Ya sebatas itulah hubungan kami. Sementara itu di sisi lain, aku mulai serakah dengan menginginkan hal lebih bersama Hyunjin. Huh semua tahu aku memang tidak waras!

Malam ini aku tidur lebih awal. Baru jam 7 tapi aku sudah mengantuk. Mungkin ini efek dari seharian ini yang kusibukkan dengan menghadiri kelas yoga. Aku tidak mau ada lemak sedikit saja yang mengisi badanku. Kalian semua standar kecantikan di negara ini sangat tinggi.

Saat aku sedang tertidur, tiba - tiba aku merasakan sesuatu yang tengah merangkak di kaasurku. sehingga mengganggu tidurku. Kemudian kupikir gerakan itu berhenti. Aku membuka mataku perlahan. Dengan degup jantung cepat, aku melirik sosok itu. Memicingkan mataku dalam pencahayaan minim kamarku.

"Hai." katanya. Aku tersentak dan hampir berteriak, tapi tidak karena orang itu dengan cepat membekap mulutku kemudian menindihku.

Hyunjin. Itu Hyunjin. Begitu seruku dalam hati.

Hyunjin menatapku sambil menyeringai. Ia membelai wajahku, menyelipkan rambutku ke belakang lalu mendekatkan wajahnya padaku. Apa dia mau menciumku ? Bodohnya aku malah menutup mataku. Menantinya.

"Apa yang kau pikirkan, Sojin-ssi ?" suaranya yang berat berhasil membuat mataku terbuka lebar.

Aku masih sibuk menatapnya yang rupanya sedang main - main denganku. Apa yang akan dia lakukan setelah ini. Masih kutunggu.

Tiba - tiba dia membuang selimut yang kukenakan. Dengan gerakan gesit, Hyunjin berhasil mengubah posisi kami sehingga sekarang aku berada di atasnya.

Tangan Hyunjin memegangi pinggangku kuat - kuat. Aku duduk di atasnya.

Dadaku naik turun mengambil napas, dia selalu bisa membuatku penasaran akan aksi - aksinya. Sedetik kemudian tangannya berpindah pada payudaraku. Lidahnya menjilati bibirnya sendiri ketika tangannya meremas payudaraku dengan kuat. Sakit..!

"Eeeughh...." Sial, aku malah melenguh. Sakit memang, namun aku menikmati.

"Sojin-ssi." pangggilnya.

"Eoh ?"

"Mau mencoba sex tanpa penetrasi ?"

Aku terkejut bukan main.

Apa itu tawaran ? Ajakan ? Atau tantangan ? Pikiranku kosong saat itu. Bahkan aku tidak sadar jika aku mengangguk setuju.

Lantas setelah mendapat jawabanku, Hyunjin pun sedikit mengangkat tubuhnya. Aku paham maksudnya. Kemudian kuangkat bokongku untuk memudahkan dia menarik celana dalamku. Sedangkan aku sendiri sibuk membuka resleting celananya. Menampilkan underwearnya yang tampak sesak, selanjutnya muncullah sebuah benda panjang dan berotot yang sebelumnya pernah kurasakan kenikmatannya.

Aku menelan ludahku susah payah. Akhirnya aku bisa menyentuhmu lagi, batinku tak kuasa melepaskan arah pandangku. Sungguh aku mau memanjakanmu, lagi. Tapi Hyunjin langsung menahanku.

Ia mengambil alih miliknya sendiri, lalu dengan amat lihai dia melesakkan penisnya dalam vaginaku dalam sekali hentak.

It's so hurt! Fuck!

"Aarrggkkhhhh!!!!"

Aku berteriak dengan kencang.

Aku bangun.

Ternyata cuma mimpi.

Jam berapa sekarang ? Ah baru jam 11.

Seharusnya aku tidak tidur terlalu awal. Lihat, aku jadi mendapatkan mimpi yang aneh. Mimpi bersama Hyunjin. Mimpi bercinta, tepatnya.

Sial! Cuma mimpi. Tapi mengapa terasa begitu nyata ? Ah aku pasti rindu sentuhannya.

Ahhh Hyunjin... Dimana kau sekarang ??? Aku rindu.

Hmm masih jam segini. Apa aku keluar saja ya ? Di luar pasti ramai. Di luar maksudnya di bar, club malam. Lagipula sudah lama aku tidak ke sana. Terakhir, saat wisuda.

Hahaha itu setahun yang lalu. Ya ampun!! Sepertinya aku memang harus pergi sekarang. Teman - temanku pasti sedang berpesta disana. Lagipula ini hari libur. Guru sepertiku juga butuh hiburan, kan ?!
.

.

.

.

.

Tak butuh waktu lama untuk berdandan dan sampai ke tempat tujuan, sekarang aku sudah masuk ke tempat yang membutuhkan kartu member untuk masuk ini. Untung saja aku tidak lupa memasukkannya dalam tasku tadi. Jika sampai lupa, aku pasti sudah kehilangan puluhan ribu won hanya untuk sekali masuk saja. Ck!

"Sojin!!"

Aku mendengar seseorang meneriakkan namaku. Itu Ah Jung. Aku melambaikan tanganku padanya kemudian sedikit berlari untuk menemuinya.

Senyumnya mengembang saat kulihat dia tidak sendiri melainkan bersama teman - teman yang lain. Ada Jessi, Mi Joo, Young Hoon dan Shin Woo.

"Lama tidak bertemu sayang." sapa Young Hoon sambil mengecup pipiku dan memelukku. Dia adalah mantan kekasihku dulu. But, see, kami tetap akur.

"Sudah berapa lama kau tidak datang ke tempat ini hm ?" giliran Shin Woo bertanya.

Aku tertawa pelan sebelum menjawab. "Satu dekade!" jawabku asal yang kemudian membuat semuanya tertawa.

Selanjutnya kami pindah masuk ke ruang pribadi. Disana kami lanjut mengobrol mengenai ini dan itu. Bernostalgia dan berbagi cerita kehidupan kami yang sekarang. Sudah seperti reuni saja hahaha..

Saking asiknya mengobrol, sampai - sampai aku lupa menghitung berapa banyak gelas sampagne yang masuk ke dalam tenggorokanku.

Ah aku mau ke toilet. Aku berbisik pada Jessi, mengutarakan keinginanku, kemudian berlalu meninggalkan mereka semua.

Selesai buang air kecil dan mencuci wajahku, tak lupa kupoles lagi wajahku agar terlihat lebih segar. Lipstick merah memang cocok denganku. Aku memuji diriku sendiri di depan cermin. Itu fakta.

Aku keluar dari dalam toilet. Sedikit membenarkan high heelsku, aku melihat pasangan yang asik berciuman.

Menurut penilaianku mereka bukan pasangan. Dari tampilannya aku bisa menebak kalau wanita bergaun seksi itu adalah salah satu wanita malam yang ada di tempat ini. Lihat saja polahnya yang mencium pria itu dengan brutal bahkan sang lawan tak terlihat membalas sedikitpun.

Untuk apa aku menyaksikannya ? Aku pun segera pergi dari sana.

Tiga langkah kemudian aku berhenti. Berbalik dan menatap lekat - lekat pria berjaket denim yang sepertinya tak asing itu. Jika saja aku tak minum alkohol mataku pasti dapat melihat sosok pria itu dengan mudah. Hmm.. siapa ?

Karena rasa penasaranku, dan karena mataku yang mendadak bermasalah, dengan bodohnya aku berjalan mendekati mereka.

Wanita itu melepaskan ciumannya kemudian pergi setelah melihatku.

Tepat saat itu, mataku dapat melihat dengan jelas siapa sebenarnya pria itu.

Siapa lagi kalau bukan Hyunjin!

"Ssaem!"

Hyunjin tersenyum, memandangku dengan mata sayunya kemudian jatuh. Dia mabuk, pikirku.

Aku bersimpuh di hadapannya, memegang pundaknya lalu membantunya berdiri. Hey aku tidak mabuk lagi sekarang!

"Ssaem, bawa aku pulang."

Hyunjin menjatuhkan kepalanya di pundakku. Tanganku bergerak membelai rambutnya. Aku tersenyum dan membalas ucapannya. "Ayo, aku akan mengantarmu pulang."

HOTTESTTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang