Let's Play! (1/3)

6.5K 143 10
                                    

Pagi telah terganti, cahaya terang dari sang purnama menyapa.

Malam tak nampak seperti malam, semuanya tampak jelas dan sama sekali tak ada kegelapan. Cahaya terpancar dari lampu - lampu yang sengaja dipasang di sepanjang sudut mansion.

Tamu mulai berdatangan.

Mereka menyerahkan sebuah undangan untuk masuk ke arena pesta. Disediakan topeng yang indah untuk para tamu yang datang jika mereka tak membawanya dari rumah.

Para kaum hawa berlomba - lomba tampil bak cinderella. Mengenakan gaun mahal dengan aksesoris yang tak kalah berkilaunya. Bayangkan saja berapa harga yang harus dikeluarkan hanya demi datang ke pesta yang hanya digelar tudak lebih dari empat jam ini.

Begitupun dengan para pria yang sepanjang mata memandang hanya ada tuxedo dan jas. Berwarna sama, namun pasti harga dan desain yang ditawarkan berbeda.

Hampir seluruh tamu yang hadir memang berasal dari kalangan orang kelas atas. Mereka datang berpasang - pasangan kecuali murid - murid Jessi yang diundang khusus ke dalam pesta ini.

Ya, Jessi memiliki pekerjaan lain sebagai pelatih tari. Rata - rata muridnya adalah gadis di bawah umur. Untuk itu ia hanya mengundang beberapa saja yang sudah berusia 18 tahun ke atas. Atau jika tidak ia akan mendapat surat dari departemen pendidikan.

Di sisi lain pesta yang segera dimulai, mari kita lihat Hyunjin yang tengah menemani Heejin.

Saat ini Heejin sedang didandani oleh orang pilihan Jessi. Seorang pria muda yang berlagak baknya perempuan.

Sejujurnya Heejin tak suka diatur oleh orang lain, apalagi urusan penampilan, tapi ia tak mau merusak suasana. Setidaknya hari ini dan esok ia akan mengalah demi kebahagian 'keluarga' kekasihnya.

Penata rias itu mengatakan jika ia sudah selesai dan meminta Heejin untuk membuka mata.

Dan akhirnya, Heejin pun tak bisa mengendalikan dirinya.

"Do you like it?"

"Oh, i look so different"

"I think so"

"How about change my lip's color?"

"Which color do you want?"

"This"

"O right. Let's see"

Hyunjin tersenyum hangat melihat kekasihnya itu. Menurutnya Heejin itu cantik dengan tampilan make up apapun, bold maupun fresh. Bahkan ia suka bareface Heejin saat bangun tidur. Segala tentang Heejin itu indah di matanya.

Ketika hendak beranjak ke kamar mandi, tiba - tiba saja ponselnya berbunyi.

Sebuah panggilan dari Yeji yang membuat Hyunjin menunda niatnya dan memilih pergi ke balkon untuk mengangkat panggilan itu.

"Hyunjin ...hiks"

Hyunjin mengerutkan alisnya begitu mendengar suara Yeji yang menangis.

"Apa yang terjadi? Kenapa kau menangis?"

"Aku tidak bisa cerita padamu lewat telpon. Aku akan menyusul kalian"

"Apa? Tunggu, ada apa ini Yeji? Jangan membuatku bingung. Katakan dengan jelas!" tanpa sadar Hyunjin pun menaikkan nada bicaranya yang kemudian membuat Heejin menoleh ke arahnya.

"Mingyu...aku, bagaimana ini hiks"

"Yeji, tenang dulu, katakan pelan - pelan. Apa yang terjadi padanya? Kenapa kau seperti ini? Apa dia melukaimu?"

"Tidak. Aku yang melakukannya"

"Apa? bagaimana bisa? Apa yang sebenarnya kau lakukan? Apa yang terjadi diantara kalian.... astaga"

HOTTESTTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang