Sepulang dari rumah Mamanya, Ian langsung pergi menuju ke sebuah tempat yang ia yakini pasti gadisnya ada disana, tentu saja dengan lelaki yang Ian tak sukai. Ian tau apa yang akan terjadi. Aji suka dengan Alya!
"Cihh..!" desis Ian.
Sepanjang perjalanan, setiap pulang dari rumahnya selalu saja fikirannya selalu dipenuhi dengan berbagai permasalahan di hidupnya.
Kalau saja Ian bisa memilih, ia akan tinggal bersama Mamanya. Ian benar-benar sangat menyayangi Hanum. Ian sangat tak mau Hanum terluka. Hanum wanita yang kuat. Ian percaya itu."Kalian sama saja! Brengsek!!!"
----------
"IAN!.."
Alya merasa sangat kaget melihat ada Ian disini. Alya melihat Ian datang menggunakan jeans berwarna hitam, sepatu putih, kaos polos pendek berwana maroon serta topi putih yang dipakai secara terbalik menghadap ke belakang, menambahkan pesona ketampanan yang di miliki pria itu. Mungkin Aji pun akan kalah ketampanannya saat ini. Ian benar-benar tampan.
Alya menatap pria itu yang datang secara tiba-tiba. Lalu mengambil tempat duduk di sampingnya. Pria itu langsung duduk dan meminum minuman milik Alya. Lalu diam menatap tangan Aji yang sedang menggenggam tangan gadis itu.
Karena melihat Ian yang sedang menatapi tangannya, langsung saja Alya melepaskan genggamannya dari Aji.
"Dasar monyet!!! Ganggu aja momen romantis gue!!!!!!!" kesal Alya dalam hati.
"Ngapain lo kesini?!" tanya Alya geram.
"Ini tempat umum sayang, emang gue gak boleh ke sini?" balas Ian dengan santai sambil menyenderkan punggungnya di kursi.
Alya berdecak sebal, ia benar-benar sangat membenci Ian saat ini. Alya melirik Aji yang sedang diam sambil menatap Ian tak suka. Mungkin juga Aji merasakan hal yang sama dengannya. Kesal pada pria tersebut.
"Lo ke sini gak ngajak-ngajak gue sih Ghe?" tanya Ian sambil menoleh ke Alya. Ian masih melihat wajah gadis itu yang terlihat sedang menahan emosinya. Itu sangat lucu bagi Ian.
"Udah gitu keluar gak ijin sama suami dulu lagi. Jalannya sama cowok lain pula. Udah gitu pegang-pegangan tangan segala. Lo gak mikirin perasaan gue?" lanjut Ian
Aji masih saja diam sambil menatap Ian tak suka. Aji mengangkat sebelah alisnya mendengar ucapan pria gila tersebut.
"Buat Lo ji! Lo bisa kan cari cewe lain? Gausah Cewek gue!" lanjut Ian agak meninggikan suaranya.
"Lo bukan pacar Alya kan Yan?" jawab Aji sambil tersenyum meremehkan.
"Toh Alya juga gak keberatan gue ajak dinner" lanjut Aji.
Ian menghiraukan jawaban yang di berikan oleh Aji. Hatinya terasa sakit mendengar pernyataan yang kenyataannya memang seperti itu. Ian malah mengambil posisi duduk menghadap ke gadis yang ia cintai lalu menatapnya lekat.
"Lo cantik banget Ghe, bikin gue tambah sayang aja" ucap Ian tulus sambil tersenyum dan mengusap pucuk kepala gadis itu.
"Lo tau gak Ji?" tanya Ian pada Aji. Ian menatap Aji yang sedang menatapnya tak suka. Aji tak menjawab.
"Lo pasti tau kan, kalo gue suka sama Ghea" Ucapan Ian terdengar sangat serius.
"Lo tau kan gimana perjuangan gue biar dapetin hati Ghea?"
Alya tak bisa berkata apa-apa. Ian benar-benar sedang berbicara serius mengenai dirinya. Alya hanya dapat menatap Ian yang terus saja berbicara dengan Aji.
"Gue suka sama Ghea Ji"
Aji hanya menatap Ian sinis, ia tak peduli dengan kata-kata Ian yang terkesan serius tadi.
KAMU SEDANG MEMBACA
Sayang Buat IAN [Completed]✔
Teen Fiction•Highest Rank #634 Teen Fiction (20 Mei 2018) "Gue kangen sama lo, gue kangen sama chat gak penting dari lo, gue kangen sama cokelat yang biasa lo kasih ke gue, gue kangen sama bunga yang biasa lo kasih ke gue! Gue gak suka cokelat pemberian cowok l...