Alya menatap mata lelaki itu yang berada di sampingnya, matanya yang sayu, serta penampilannya yang terlihat bahwa pria tersebut sangat kacau. Hati Alya terasa sakit melihatnya. Melihat bagaimana kondisi lelaki yang ia cinta. Lelaki yang tak ia lihat selama beberapa hari ini, lelaki yang selalu tersenyum di depannya, lelaki yang ia tunggu kabarnya, lelaki yang ia rindukan.
Alya merasa dadanya sesak, Ian ternyata lebih tersiksa daripada perasaannya sendiri, Alya menyesal tak mau mendengarkan penjelasan lelaki tersebut. Alya menyesal telah membiarkan Rico yang memukuli Ian. Rasanya, ingin sekali ia memeluk pria itu sambil berkata bahwa ia sangat merindukannya. Merindukan setiap detik tawa saat bersamanya, merindukan sebuah genggaman erat di tangannya, merindukan semua tentang Ian. Alya benar-benar rindu!
Daniel menoleh ke arah Ian dan Alya yang masih sibuk berpandang-pandangan.
"Kenapa?" Tanya Daniel pada Alya dengan wajahnya yang bingung. Daniel melihat Ian kembali menundukan kepalanya. Sedangkan Alya masih diam dengan perasaannya yang tak menentu.
"Dia seumuran sama kamu" ujar Daniel lagi pada Alya.
Alya mencoba tersenyum kepada Daniel seakan ia tak ada masalah apa-apa. Daniel kemudian membalas senyuman gadis itu dan memanggil pelayan yang ada di sana agar segera memesan makanan.
"Silahkan mau pesan apa?" Ujar pelayan lelaki itu sambil memberikan buku menu kepada Daniel.
"Alya mau pesan apa?" Tanya Daniel pada Alya.
Alya menoleh kearah Ian sesaat melihat apakah lelaki itu memperhatikannya.
"Apa aja kak" jawab Alya sambil tersenyum.
Daniel kemudian menganggukan kepalanya dan memesan beberapa makanan serta minuman untuk mereka bertiga.
-----------
Dulu, saat Alya duduk di bangku SMP, saat itu Alya masih kelas 7, sedangkan Daniel kelas 9. Daniel adalah kapten basket di sekolah tersebut. Wajahnya yang tampan dan sikapnya yang dingin, membuat Alya menyukai pria itu.
Alya selalu mencoba mendapatkan hati Daniel dengan cara apapun. Misalnya selalu hadir dalam setiap pertandingan bola basket agar dapat menyemangati pria tersebut. Atau selalu berusaha mencari berbagai cara agar Daniel dapat menyukainya. Itulah mengapa Alya sempat menyukai Aji, kapten basket di sekolahnya saat ini yang membuat Alya mengingat kembali tentang Daniel.
Alya tetap sabar meski Daniel sering berkata kasar padanya agar ia tak mendekati pria itu lagi. Hal yang sangat membuat Alya bahagia adalah ketika ia dapat berfoto dengan Daniel seusai pertandingan basket selesai. Namun tetap saja, lelaki itu selalu bersikap dingin padanya. Hingga Alya memilih satu keputusan. Alya menyerah!
Alya memilih bertemu Daniel untuk mengungkapkan semua perasaannya pada lelaki itu dengan sungguh-sungguh, tapi Daniel masih diam seolah tak memperdulikan perasaannya. Tentu saja hal itu membuat Alya sangat merasa kecewa dan memilih untuk pindah sekolah karena memang Alya dan keluarganya harus pindah rumah.
Namun beberapa hari yang lalu Alya kembali melihat Daniel di sebuah Cafe ketika Alya sedang duduk sendiri. Alya merasa sedikit senang mendapati sikap Daniel yang sudah mulai berubah. Lelaki itu sudah tak sedingin dulu. Namun ia ingat, Alya sudah dimiliki Ian!
Alya menyetujui permintaan Daniel yang meminta untuk bertemu kembali nanti. Alya tentu saja menyetujuinya hanya untuk sekedar menghargai pertemuan mereka yang sudah lama tak jumpa. Namun betapa terkejutnya Alya ketika mengetahui lelaki yang berada di sebelah Daniel adalah Ian, yang tak lain merupakan adiknya Daniel.
----------
Sejenak tak ada yang membuka suara, semuanya diam dengan pikiran mereka masing-masing. Hingga Daniel kembali memanggil seorang pelayan. Dan pelayan itu datang sambil membawa sebuah nampan yang berisi sebatang cokelat yang dihiasi sebuah pita diatasnya.
KAMU SEDANG MEMBACA
Sayang Buat IAN [Completed]✔
Teen Fiction•Highest Rank #634 Teen Fiction (20 Mei 2018) "Gue kangen sama lo, gue kangen sama chat gak penting dari lo, gue kangen sama cokelat yang biasa lo kasih ke gue, gue kangen sama bunga yang biasa lo kasih ke gue! Gue gak suka cokelat pemberian cowok l...