41. Gue Gak Peduli

4.6K 314 12
                                    

Vera melangkahkan kakinya dengan berat, hatinya berdegup kencang, namun tak merasa gugup seperti tadi. Degupan kali ini mengatakan kalau ia sedang takut.

"Daniel.." ujar Vera lirih.

Daniel yang seketika terkejut dengan kehadiran Vera langsung melepaskan genggamannya pada gadis yang ada di depannya.

Vera menatap lekat genggaman mereka lalu menatap Daniel bergantian dengan gadis yang bersama lelaki tersebut.

Hanya diam yang ia lakukan, hatinya merasa sakit. Gadis berambut sebahu dengan dress berwarna putih, meski tampilannya terlihat sederhana, namun gadis itu masih tetap sangat cantik. Vera merasa semakin teriris ketika melihat bagian leher gadis itu, sebuah kalung indah yang saat itu ia lihat di mall terpampang jelas disana.

"Ver.." panggil Daniel sambil sedikit tersenyum.

Vera duduk di antara Daniel dan gadis itu setelah Daniel menyuruhnya untuk duduk terlebih dahulu.

"Lo cantik" ucap Daniel tulus.

Hatinya tentu saja sangat senang mendengar penuturan Daniel namun masih tetap tak mengerti tentang semua yang ia lihat ini.

"Kenalin" ujar Daniel pada Vera.

"Shalsa" lanjut Daniel.

Vera terdiam menatap Daniel tajam. Vera benar-benar tak mengerti ucapan Daniel.

"Hay.. Aku Shalsa" ujar gadis itu sambil menjulurkan tangannya.

Mata Vera menatap tajam tangan Shalsa. Sedangkan Shalsa langsung menurunkan kembali tangannya karena Vera tak mau membalas jabatannya dengan mencoba untuk tetap tersenyum.

"Kamu Vera kan? Daniel banyak cerita tentang kamu"

Vera mengerutkan dahinya. Dari cara bicara Shalsa, gadis itu seperti gadis baik-baik, ramah dengan paras yang sangat cantik serta memiliki senyum yang manis.

"Katanya kamu itu cantik, baik, lucu" lanjut Shalsa sambil terus tersenyum meski Vera seperti menghiraukan ucapannya.

Daniel menaikkan alisnya, padahal bukan seperti itu yang selalu ia ceritakan, namun tetap membiarkan Shalsa berbicara sesuka hatinya.

"Ver.." Panggil Daniel yang melihat Vera sedaritadi hanya terdiam.

"Shalsa calon tunangan gue"

Deg!

Bagaikan dihunus sebilah pedang tajam yang mendarat tepat di hulu hatinya. Di cakar dan di tikam oleh beribu-ribu benda tajam lain yang menyayat-nyayat perasaannya. Vera langsung menatap mata Daniel tak percaya.

"Dia cuma pelayan di cafe yang sering kita ketemu"

Vera mencoba berfikir sejenak, tubuhnya terasa lemas seketika.

Jadi selama ini, Daniel selalu mengunjungi cafe tersebut karena ia akan bertemu Shalsa, Vera kira itu hanya kebetulan.

Jadi, kenapa Daniel melarang Vera bertemu dengan pria itu di restauran, bukan di cafe itu karena Daniel tak ingin Shalsa merasa cemburu? Lalu saat Vera melihat Daniel sedang menatap gaun pengantin indah itu karena lelaki itu mengingat Shalsa di benaknya?

Vera paham sekarang!

Daniel mencoba mengingat ketika dimana setelah ia merasa kecewa dengan dunia, saat ia mengetahui gadis yang ia cinta adalah kekasih adiknya sendiri.

Malam itu, Daniel tak sengaja bertemu Shalsa ketika ia mampir di cafe tersebut saat malam itu. Shalsa yang terlihat sangat cantik dengan hidung mancung dan rambutnya yang di kuncir serta keramahannya membuat hati Daniel merasa sedikit lebih baik.

Sayang Buat IAN [Completed]✔Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang