12. Jalan-jalan

7.8K 488 28
                                    

"Mau kemana? Tumben rapih banget" ucap Bunda ketika melihat Alya keluar dari kamarnya dengan pakaian sangat rapih. Memakai long shirt pendek berwarna abu-abu blashter selutut. Sepatu berwarna putih dan mengenakan sling bag lucu berwarna hitam yang ditaruh di bahunya. Make up nya yang tak terlalu tebal dengan polesan lipstik natural di bibirnya serta rambutnya yang terurai sebahu membuat gadis itu seolah sangat sempurna hari ini.

"Mau jalan" ucap Alya sambil tersenyum lebar menatapi dirinya di cermin.

"Sama siapa?"

"Sama Ian dong!" seru Alya bersemangat.

"Tumben semangat gitu kalo jalan sama Ian, biasanya nggak"

Alya berdecak sebal kepada bundanya. Alya membalikan badannya menatap wanita itu yang sedang berdiri di ambang pintu kamarnya.

"Semangat salah, nggak salah! Salah terus Ghea di mata Bunda kayaknya" ucap Alya sambil memicingkan matanya kearah wanita tersebut.

Henrietta tersenyum menatap anak gadisnya. Ia mendekat ke arah Alya dan memegangi kedua bahu gadis itu.

"Kamu cantik" ucap Henrietta sambil mencolek hidung Alya dengan jari telunjuknya.

"Ian pasti tambah cinta" ucapnya sambil tersenyum lebar dan tertawa puas.

----------

Weekend ini Alya sangat merasa bahagia. Ia pun tak tau mengapa ia merasa seperti ini.
Sejak hari itu, Sejak semua penjelasan yang Alya jelaskan pada Ian di kantin. Alya merasa sangat lega. Alya merasa dunianya kembali utuh. Ia pun tak tau mengapa muncul perasaan aneh dalam dirinya ketika ia selalu dekat dengan Ian. Alya benar-benar tak mau lelaki itu menjauhinya lagi.

"Tunggu bentar" ucap lelaki disamping Alya lalu meninggalkan gadis itu sendiri.

Alya sedang berada di pusat perbelanjaan, ia baru saja menonton film bersama Ian.

Alya melihat Ian kembali yang baru saja keluar dari toko bunga. Alya menatap pria itu yang semakin mendekatinya sambil membawa sepucuk bunga mawar di tangan kanannya sambil tersenyum lebar.

"Buat lo" ucap Ian sambil memberikan mawar tersebut.

"Makasih" Alya menerima pemberian dari Ian. Mereka berdua kemudian berjalan beriringan mengelilingi pusat perbelanjaan.

"Lo tau gak kenapa gue suka kasih bunganya sepucuk doang?" Ian tiba-tiba saja membuka suaranya.

"Kenapa?" tanya Alya sambil menoleh menatap pria itu.

"Karena lo bukan kuburan hahahahahaha" Ian tertawa terbahak-bahak sambil berjalan. Sedangkan Alya tak mengerti yang dimaksud lelaki itu. Alya mengerutkan keningnya seolah ia bingung. Langkahnya terhenti sambil menatap punggung lelaki itu yang terus saja berjalan sambil tertawa sangat keras.

Ian kemudian menghentikan langkahnya menyadari gadisnya tak ada lagi di sampingnya. Ian menoleh kebelakang lalu berjalan kearah Alya yang masih saja menatapnya bingung.

Ian meraih tangan kanan gadis itu dan menggenggamnya erat, Ian melanjutkan lagi jalannya dengan Alya yang mengikuti langkahnya di sampingnya.

"Biasanya kan kalo kuburan mah dikasihnya bunga banyak tuh, tujuh warna pula" ucap Ian sambil tersenyum kearah Alya.

"Lo mah gue kasihnya setangkai aja" lanjut Ian.

"Satu-satu" lanjutnya lagi.

Alya menoleh kearah lelaki itu yang terus saja berbicara tak jelas.

"Bunganya gue kasih satu-satu tiap hari biar kaya lagu itu"

"Satu-satu aku sayang kamu" lanjut Ian lagi sambil bernyanyi.

Sayang Buat IAN [Completed]✔Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang