Dua jam sebelum bel pulang berbunyi, seluruh kelas dinyatakan free class karena guru sedang rapat mengenai Ujian sekolah semester satu. Saat ini, Vera yang sedang bosan di kelasnya berniat menuju ke kelas Ian.
Ketika memasuki kelas tersebut, Vera langsung berjalan menghampiri Ian dan Rico. Vera melihat Ian sedang sibuk dengan ponselnya dan Rico yang sedang asik tidur.
"Woyyy!" teriak Vera sambil memukul meja yang ada di hadapan kedua lelaki tersebut.
"Kaget anjir!" ujar Rico yang merasa kaget dan seketika langsung bangun dari tidurnya.
"Hahahaha tidur mulu lo kebo!" pekik Vera.
Rico berdecak sebal menghiraukan ucapan gadis itu lalu kembali menaruh kepalanya di atas tangan kirinya.
"Masih marahan?" tanya Vera pada Rico dan Ian.
Tak ada jawaban dari kedua lelaki tersebut.
"Ric!" panggil Vera.
"Minta maaf gak sama Ian!" lanjut gadis itu.
Rico mengangkat kepalanya dan mengerutkan keningnya menatap gadis itu.
"Gue gak salah ya" ujar Rico santai.
"Idih! Udah jelas-jelas lo salah"
"Lah? Siapa suruh waktu itu si Ian gak bilang-bilang sama gue?" jawab Rico.
"Dih dih? Siapa suruh lo waktu itu gak dengerin penjelasannya si Ian?" ujar Vera tak mau kalah.
Rico hanya diam dan berdecak sebal.
"Cepet minta maaf!"
Rico menghadap ke arah Ian.
"Gimana bilangnya?" tanya Rico pada Vera.
"Maafin gue Yan, gitu"
"Maafin gue Yan gitu" ujar Rico mengikuti perkataan Vera.
"Tolol banget dah" Vera mengusap wajahnya kasar.
Rico tertawa kecil lalu kembali menghadap Ian yang ada di sampingnya.
"Maafin gue" ucap Rico tulus sambil menjulurkan tangannya.
Ian mengangkat sebelah alisnya.
Ian menaruh ponselnya di atas meja dan melayangkan sebuah pukulan pada bagian perut Rico.
Rico tentu saja merasa kesakitan. Vera pun merasa kaget dengan apa yang dilakukan pria tersebut.
"Kok lo mukul gue sih!" ujar Rico sewot.
"Sakit gak?" tanya Ian santai.
"Sakit lah bego!" jawab Rico.
"Impas kita" ujar Ian.
Ian tersenyum menatap mata Rico.
"Udah gue maafin dari dulu-dulu"
Rico menatap Ian kesal. Wajah Ian serasa ingin dipukulnya. Namun sesaat, sudut bibir lelaki itu mulai terangkat. Rico mulai meraih tubuh Ian dan memeluk lelaki itu.
"Lo emang sahabat gue yang terbaik yan" ujar Rico seakan terharu.
Ian mengusap-usap punggung lelaki tersebut sambil tersenyum.
"Kalian Homo ya!" pekik Vera.
Ian dan Rico kemudian terdiam sesaat lalu melepaskan pelukan mereka.
"Idih!!" ujar Ian dan Rico secara bersamaan.
"Jijik gue!" ucap Ian sambil mengusap-usap Bajunya.
"Apalagi gue!" balas Rico.
Vera tertawa terbahak-bahak melihat tingkah konyol kedua sahabatnya. Terdapat perasaan lega pula di hatinya melihat persahabatan mereka kembali baik-baik saja.
KAMU SEDANG MEMBACA
Sayang Buat IAN [Completed]✔
Teen Fiction•Highest Rank #634 Teen Fiction (20 Mei 2018) "Gue kangen sama lo, gue kangen sama chat gak penting dari lo, gue kangen sama cokelat yang biasa lo kasih ke gue, gue kangen sama bunga yang biasa lo kasih ke gue! Gue gak suka cokelat pemberian cowok l...