43.Habis Lulus

4.9K 347 35
                                    

Ian melepaskan pelukannya dari gadis itu. "Udah jangan nangis" ucap Ian lembut.

Alya masih sesenggukan lalu mengangguk.

"Masuk yuk, bunda pasti marah nih denger lo nangis nangis"

"Bunda gak ada" ujar Alya pelan.

Alya membuka gerbang rumahnya kemudian menarik lengan Ian untuk ikut masuk bersamanya bak anak kecil yang memaksa.

"Gue butuh penjelasan lo! Tunggu di sini" ujar Alya tajam sambil memasang raut wajah sedikit kesal menyuruh Ian untuk duduk di sofa.

Ian hanya terkekeh pelan dan menurut. Ian memilih untuk duduk tenang sembari memikirkan apa yang akan ia katakan.

Tak beberapa lama kemudian, Alya datang. Rupanya, gadis itu habis ganti baju. Terlihat dari Alya yang hanya mengenakan kaos polos berwarna putih dan celana pendek selutut dengan rambut yang di kuncir kuda. Ian bersyukur gadis itu sudah berhenti menangis.

"Mau minum apa?" Ujar Alya melewati Ian menuju ke dapur untuk mengambil minuman.

"Apa aja"

"Gak ada minuman apa aja!" Teriak gadis itu dari dapur.

"Air putih aja"

Alya mengangguk lalu mengambil segelas air putih dan membawanya menuju dimana Ian berada.

"Tumben mintanya air putih doang? Biasanya kalo ke sini minta yang macem-macem?"

"Lagi gak minum yang manis-manis"

"Kenapa?"

"Udah terserang penyakit"

Alya panik menegakkan duduknya.

"Penyakit apa?" Ujar Alya panik.

"Diabetes" jawab Ian santai.

"Senyum lo kemanisan sih hahahaha"

Alya berdecak sebal "dasar!"

Ian terkekeh dan menatap wajah gadis itu. Bagian hidung yang memerah dan kelopak mata bawah yang sembab. Hati Ian merasa sakit sekarang.

Keduanya sama-sama terdiam. Bingung dengan apa yang akan mereka bicarakan.

"Kemaren-kemaren kemana?" Ujar Alya membuka suara.

"Gak kemana-mana" jawab Ian santai sambil membuang nafasnya kasar.

"Lo ingkar janji!"

"Iya maaf gue lupa waktu itu"

Alya menaikkan sebelah alisnya menatap Ian tajam.

"Malemnya juga lo gak ngabarin gue sampe berhari-hari!"

Alya menatap Ian yang masih terdiam membisu.

"Gue lagi ada urusan Ghe.." Ujar Ian lembut sambil tersenyum.

"Urusan apa?"

"Urusan gimana caranya gue bisa nikahin lo setelah lulus"

Alya mengerucutkan bibirnya "serius ih!"

"Cinta sama elo mah, gue serius. mana pernah main-main" Ian meraih gelas yang ada di hadapannya dan meminum air yang ada di dalamnya.

"Lo tau gak sih?" Ujar Alya kesal.

"Nungguin lo ditaman sendirian sampe kehujanan dan besoknya sakit! Lo juga gak jenguk gue. Gue sedih tau gak!"

Ian mencolek hidung Alya lembut "lagi-lagi kalo mendung cepet pulang atau cari tempat yang enak buat neduh! Udah tau bakal hujan malah diem aja. Bego kan" pekik Ian.

Sayang Buat IAN [Completed]✔Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang