22. Gudang Belakang

5.5K 350 17
                                    

Gemerlap lampu kota menemani indahnya hati dua insan yang sedang berbahagia. Memandang ke arah depan bersama, menikmati angin malam berdua. Merasakan kehangatan sebab berada di samping orang yang di cinta.

Bulan purnama seakan ikut tertawa. Menemani bahagia seseorang yang tak lagi merasakan luka di dada. Bintang pun seakan ikut merasa, betapa hebatnya orang jatuh cinta..

Tak habis-habisnya senyum yang merekah pada bibir gadis tersebut. Merasakan betapa hebat lelakinya membuatnya benar-benar tak ingin kehilangan pria di sampingnya.

Malam ini, Ian mengajaknya untuk Dinner, Alya tak menyangka Ian akan membawanya ke tempat seromantis ini. Ian membawanya ke sebuah Restaurant yang menurutnya sangat mewah disini, Ian memilih menempati tempat duduk yang berada di luar, agar dapat menatap keindahan malam kota dari atas sini bersama gadis yang ia cintai. Hanya berdua.

"Lo seneng?" Tanya Ian pada Alya yang tak hentinya sedari tadi tersenyum.

Alya menatap Ian dan mengangguk mantap. Kemudian beralih menatap kembali keindahan bawah kota dari atas sini.

"Gue suka liat keindahan semesta sama orang yang gue cinta" ujar Ian sambil mengikuti arah tatapan gadisnya.

"Ada lo, dunia gue gak terasa sepi lagi" ujarnya kembali.

Alya menatap Ian, memilih mendengarkan ucapan lelaki itu.

"Makasih Yan.." Ujar Alya lembut.

"Untuk?" Tanya Ian menatap gadisnya.

"Lo udah buat gue jatuhin hati pada orang yang tepat" jawab Alya sambil tersenyum.

"Jangan tinggalin gue" ujar Alya lagi.

"Gak bakal gue lakuin itu Ghe" jawab Ian sambil menggenggam tangan Alya dan mengusapnya lembut.

"Gue janji gak bakal nyakitin hati lo sekali pun" ujar Ian lagi dengan tulus.

"Dengan ini.. Saya, Reza Alfian, berjanji untuk tidak mengkhianati cinta dari Neng Alya Ghina Putri sedikitpun. Untuk malam disertai cahaya bulan yang sedang tak tertutup awan, silahkan kau catat janji ku untuknya, seseorang yang tangannya sedang ku genggam erat sekarang"

Alya terkekeh mendengar penuturan lelaki di depannya yang seolah sedang berbicara pada semesta.

Ian kemudian merengkuh Alya dan memeluk erat gadis itu. Alya memejamkan matanya sambil tersenyum dan membalas pelukan Ian, ia merasa benar-benar sangat nyaman saat ini.

"Gue sayang elo Ghe" ujar Ian sambil mencium kepala Alya.

"Gue apalagi" jawab gadis itu.

----------

"Shelin nambah cantik aja ya" ujar Rico pada Ian yang sedang sibuk menulis mata pelajaran saat ini di sampingnya.

Sudah sekitar satu minggu gadis itu berada di sekolah ini. Tentu saja hal itu membuat Rico bertambah bersemangat untuk berangkat ke sekolah. Meski kadang ia kesal ketika selalu melihat Shelin yang selalu saja mendekati sahabatnya. Tapi Rico tak peduli, ia terus saja mencoba agar mendapatkan gadis yang ia cintai sejak dulu.

"Lo beneran gak suka sama dia kan Yan?" Tanya Rico pada Ian pelan.

Ian menghentikan aktifitasnya sejenak kemudian menggelengkan kepalanya.

"Beneran kan?" Tanya Rico sekali lagi.

"Iya ahelah" jawab Ian.

"Lo inget janji lo dulu kan?"

Ian menatap sahabatnya yang sedang menatapnya. Ian mengerutkan keningnya seolah tak mengerti.

"Janji lo buat ngedeketin gue sama Shelin itu"

Sayang Buat IAN [Completed]✔Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang