"Ghea kemana?" tanya seorang laki-laki yang baru saja masuk ke kelas 12 IPA 1, bajunya yang tak dimasukan ke dalam celana sambil membawa satu gelas minuman jus yang masih dingin.
Siapa lagi kalo bukan Reza Alfian, yang biasa di sapa Ian oleh teman-temannya. Setiap hari pasti saja lelaki itu datang ke kelas tersebut mencari sesosok perempuan yang ia idam-idamkan selama bertahun-tahun. Namun sayang, cintanya tak pernah terbalaskan.
"Woyyy budek lo semua ya!? Gue tanya Ghea kemana? Aelah dikata gue angin lewat apa" tapi tetap saja tak ada yang menjawab.
Sekitar ada sepuluh siswa yang berada di dalam kelas tersebut sebab yang lainnya mungkin sedang pergi menuju surga anak sekolahan. Kantin. Karena ini memang waktu istirahat.
"Eh Udin!" teriaknya lagi.
"Apaan?" pria yang merasa namanya di panggilpun menjawab.
"Princess gue kemana?"
"lah mana gue tau, ke kantin kali" jawabnya sekali lagi.
"kagak ada, tadi gue habis kesana" ceroscos Ian.
"coba lo cari ke taman deh, gue denger-denger tadi dia sama temen-temennya mau pada kesana. Ketemuan sama cowo kali tuh hahahahahha"
Ian tak menjawab pria itu langsung memilih pergi keluar kelas tersebut menuju tempat yang tadi disebutkan oleh si Udin.
Udin merupakan teman sekelas Alya, ia anak yang memiliki tampang biasa saja, nyablak, dan yang terpenting.. Jomblo akut!
"cowo mana yang berani ngajak ketemuan sama calon istri gue, awas aja lo Udin kalo sampe lo cuma manas-manasin hati gue doang gue sunat burung lo!"
Ian mengoceh tak jelas sambil berjalan menuju taman, Ia sangat tak mau melihat gadis yang ia cintai dekat dengan pria lain. Tak mau!
-----------
"Ghea sayangkuh cintakuh my honey.. dicariin sampe ke negeri Cina taunya ada di sini, Mas Ian mu ini nyariin dari tadi. Nih.."
Ucap Ian panjang lebar sambil menyodorkan sebuah minuman yang ia bawa dari kantin tadi. Jus Alpukat kesukaan gadis yang ia cintai itu.Setelah Ian pergi dari kelas Alya, ia langsung menuju taman sekolah. Setibanya disana ia melihat gadis berambut panjang sebahu yang sedang duduk bersama kedua teman perempuannya itu sedang tertawa bersama disana.
Siapa lagi kalau bukan Alya Ghina Putri, yang sering dipanggil Ghea oleh lelaki itu. Sebab katanya, Ghea adalah nama panggilan gadis itu ketika ia masih kecil.
Alya adalah gadis yang sangat di cintanya selama 4 tahun sejak kelas 2 SMP. Tapi sayang, Alya tak pernah merasa sedikitpun mencintai Ian. Alya selalu menolak cinta Ian. Sudah ribuan kali Ian meminta Alya agar gadis itu mau menjadi pacarnya. Tapi tetap saja, Alya tak menyukainya, Ia bilang Ia hanya menyukai Ian sebagai sahabatnya saja. Miris! Tapi tetap saja laki-laki itu gila. Dia terus saja berjuang hingga saat ini.
"Apaan si lo lebay banget tiap hari ih" jawab Alya sambil menerima jus pemberian Ian.
"Tiap hari juga gitu Al, untung si Ian sukanya sama lo, coba kalo suka sama gue, ntar dia gangguin gue lagi, terus gue gila, terus bisa-bisa gue masuk rumah sakit jiwa, sumpah gue gak mau, kok lu kuat ya Al?" ucap Tiara, teman Alya dengan ekspresi yang di lebih-lebihkan.
"Diem lo kutil! Gausah ngarep gue suka sama lo ya. Cinta gue mah hanya untuk Ghea seorang. Jadi, sorry sorry aja nih lo mah bukan tipe gue" jawab Ian tak mau kalah.
"Lo juga kayaknya bukan tipe si Alya deh Ian hahahahahahaha" sambung Ica, temen Alya satunya.
"Emang bener bun?" tanya Ian pada Alya. Sambil berjongkok disisi kursi yang Alya duduki dan memegang tangan gadis tersebut.
"Bun? Lo kira gue emak lo. Nambah sakit aja lo yan" jawab Alya melepaskan genggaman Ian.
"Iya gue sakit nih, obatin gue dong makanya biar gue gak sakit lagi"
"iya ntar gue obatin pake baygon!" jawab Alya kesal.
"lo lagi ngelucu ya Ghe? Gak bikin gue ketawa si, tapi bikin tambah sayang aja nih" jawab Ian sambil tersenyum lebar menatap Alya.
Ketiga gadis itu hanya mendengus sebal, telinga mereka sudah bosan mendengar gombalan-gombalan receh Ian.
"Ngomong-ngomong, kok lo jahat banget tiap hari bawain minum cuma buat Alya doang, buat kita berdua kagak" ucap Tiara sebal
"Kalian mau?"
"Iyalah!" jawab Tiara dan Ica bersamaan.
"Beli sendiri HAHAHAHAHA"
Kedua gadis itu hanya memandang Ian datar, rasanya ingin sekali mereka menjambak-jambak rambut pria tersebut, lalu membuang pria itu ke tempat yang jauh dari bumi dan jauh dari peradaban manusia.
"Ghe.." panggil Ian lembut
"Apaan?" jawab Alya sambil menoleh sebentar ke Ian dan terus meminum jus Alpukat kesukaannya.
"Gimana? Udah mau jadi pacar gue belum hari ini?" Tanya Ian dengan penuh perasaan dan tersenyum lebar.
"Lo kok gak bosen-bosen ya tiap hari nanya itu mulu. Ini udah yang kesekian ribu kalinya lo nanya itu. Udah gue bilang gue gak mau juga. Ishhh" jawab Alya
Jawaban seperti itu sudah biasa Ian terima dari bibir gadis tersebut. Meski sakit, namun Ian sudah terbiasa, karena ia yakin gadis itu pasti sudah memiliki rasa padanya meski hanya sedikit. Siapa si gadis yang gak baper tiap hari di gombalin, dicariin, di telfonin, dibelikan ini itu, diperjuangin selama 4 tahun? Mungkin disini bukan Ian yang gila. Tapi Alya.
"Kalo lo gak mau jadi pacar gue, gimana kalo jadi istri gue? Mau kan?"
Tiara dan Ica hanya melongo mendengar ucapan Ian. Alya pun tak kalah kagetnya. Tiba-tiba..
"HAHAHAHAHAHAHAHAHAHAHAHAHAHAHAHAHAHA" tawa ketiga gadis itu pun pecah. Mereka tertawa terbahak-bahak.
"Jadi pacar aja gak mau, apalagi jadi istri yan hahahahaha" kata Ica.
"Gue serius Ghe" jawab Ian sambil memandang Alya dengan tatapan memelas.
Alya berusaha meredakan tawanya "Oke oke gini ya Reza Alfian, gue masih sekolah, gue masih mau ngejar cita-cita gue yang setinggi langit, gue gak mau jadi Istri lo" ucap Alya dengan tampang yang ia buat seserius mungkin sambil menahan tawanya.
"Intinya, Lo jelek! Si Alya gak suka sama lo hahahahaha" sambung tiara sambil tertawa puas melihat ekspresi Ian yang datar.
"Gue jelek? Sekarang mah udah cakep kok, gak dekil-dekil banget kayak dulu, buktinya banyak kok adek kelas yang suka sama gue, serius." ucap Ian pada Alya.
"Lo bandel, masih suka bolos" sambung Ica
"Bandel gue ada faedahnya, lagian gue bolos juga palingan bolos pelajaran doang gak pernah sampe keluar sekolah." jawab Ian tambah kesal saja mendengar perkataan-perkataan Tiara dan Ica yang berusaha menunjukan kejelekan-kejelekan Ian pada Alya, meski Alya sendiri sudah tau. Alya hanya tertawa melihat ketiga manusia didepannya yang sedang berdebat tidak jelas.
"Tuh katanya banyak adek kelas yang suka sama lo, kenapa lo gak sama mereka aja? Jangan ngejarin gue terus, bosen gue, rambut gue pada rontok digangguin terus tiap hari sama mahluk kayak lo."cerocos Alya
Ian langsung berdiri di depan Alya dan mengusap rambut gadis itu "gak ada yang rontok kok" ucap Ian sambil tersenyum.
"Apaan si Ian" Alya menjauhkan kepalanya dari tangan Ian, ia sudah terbiasa dengan perlakuan lelaki itu padanya.
"Eh bentar lagi masuk nih, ke kelas yuk" ajak Ica pada Tiara dan Alya
Tiara dan Alya kemudian mengangguk dan beranjak pergi dari taman, meninggalkan Ian yang sendiri.
Ian hanya menatap punggung Alya yang mulai menjauh darinya.
Gue sukanya sama lo Al bukan sama yang lain..
KAMU SEDANG MEMBACA
Sayang Buat IAN [Completed]✔
Genç Kurgu•Highest Rank #634 Teen Fiction (20 Mei 2018) "Gue kangen sama lo, gue kangen sama chat gak penting dari lo, gue kangen sama cokelat yang biasa lo kasih ke gue, gue kangen sama bunga yang biasa lo kasih ke gue! Gue gak suka cokelat pemberian cowok l...