Sebelumnya makasih banget buat kalian yang udah setia baca cerita SBI mulai dari awal.
Gak peduli yang baca banyak atau dikit, tapi aku terus fast update, karena apa? Liat komentar kalian aja udah bikin seneng dan itu yang bikin aku semangat.Gak peduli juga ini part udah mau abis tapi yang baca masih segitu aja, gak peduli banyak enggaknya. Banyak ya syukur, dikit ya enggak apa-apa. Seenggaknya SBI punya pembaca setia kaya kalian:'
(ah jadi terharu:'v)Aku cuma peduli sama kalian yang mau setia terus nungguin cerita SBI ini.
Jujur, sebelum bikin cerita ini juga aku gak kepikiran yang baca banyak, nyampe 1k aja nggak kepikiran kesitu. Ini udah lumayan, ya patut di syukuri. Alhamdulillah..
So, thanks for 5k+ readers. I love you so much gaes. Doain biar SBI bisa jadi novel (ngayal anjir😂)
Aminin aja ya....
Oke, langsung aja, happy reading gaes👇👇👇
-----------
Alya melangkahkan kakinya gontai, kepalanya benar-benar terasa pusing saat ini. Padahal Alya selalu menjaga kesehatan dan pola makannya. Alya juga tak memikirkan berbagai macam hal yang dapat membuatnya terasa pusing. Tapi ini... Ah entahlah, otaknya seperti bekerja keras berputar pada hal-hal saat dulu yang selalu ia rindukan.
"Udah pulang Ghe?" Tanya Henrietta ketika melihat Alya.
Alya mengangguk dan tersenyum "udah bunda"
"Mandi terus ganti baju. Kita makan malem ya. Bunda masak dulu"
"Gak usah bunda, Alya pengen langsung tidur aja. Gak enak badan kayaknya, mungkin kecapek'an"
"Udah makan?" Tanya Henrietta khawatir.
Alya hanya mengangguk, padahal ia sama sekali belum makan dari tadi siang. Gadis itu kemudian beranjak ke kemarnya untuk mandi dan mengganti pakaian.
Setelah selesai, Alya berniat untuk menuju ke luar kamarnya, duduk di sebuah sofa yang dekat dengan pintu balkon. Alya memilih untuk tidur di sofa, mencari posisi senyaman mungkin untuk meringankan rasa lelahnya.
Drrtt..Drtt..
Alya menoleh pada ponsel yang tadi ia letakkan di meja yang berada di sampingnya. Alya membuka ponsel miliknya. Kedua mata gadis itu menyipit melihat apa yang tertera di sana.
Rupanya chat whatsapp dari grup sekolahnya dulu. Alya sedikit heran, mengapa mereka membuat grup chat. Entahlah, mungkin mau di adakan reuni seperti tahun-tahun sebelumnya.
Alya membuka siapa saja yang masuk grup tersebut. Memperhatikan nomor dan profil yang ada di sana.
Namun seketika matanya tertuju pada sebuah nomor tanpa nama, dan tanpa foto profil juga.
Ponselnya kembali bergetar, terdapat pesan masuk lagi di whatsapp, Alya membuka pesan tersebut. Ternyata dari sesorang yang masuk di grup sekolahnya tadi.
-Hey..
Alya mengerutkan keningnya. Baru saja ia ingin membalas dan bertanya siapa. Kepalanya tiba-tiba terasa berdenyut hebat. Pusing menjalar di sana. Alya meletakkan ponselnya sembarang dan memegangi kepalanya yang terasa berat.
Alya bahkan merasa sulit untuk berdiri, makanya gadis itu memutuskan untuk tidur memejamkan matanya sejenak di sana agar pusing di kepalanya cepat hilang.
-----------
Gadis itu merasa tubuhnya terangkat. Lebih tepatnya di angkat oleh seseorang. Entah mengapa suhu di sini terasa begitu dingin, membuat gadis itu menggigil.
KAMU SEDANG MEMBACA
Sayang Buat IAN [Completed]✔
Novela Juvenil•Highest Rank #634 Teen Fiction (20 Mei 2018) "Gue kangen sama lo, gue kangen sama chat gak penting dari lo, gue kangen sama cokelat yang biasa lo kasih ke gue, gue kangen sama bunga yang biasa lo kasih ke gue! Gue gak suka cokelat pemberian cowok l...