33. Maaf

4.8K 327 12
                                    

Jangan lupa Vote + komen dan follow aku juga yaaaa(:

Kalo ada typo harap di komen ya biar nanti aku perbaikin.

Happy Reading(:
----------

Hujan terdengar semakin deras. Malam sudah semakin kian larut. Gadis berambut lurus itu menarik nafasnya berat. Menghirup udara dingin yang menjalar hingga ke kulitnya. Alya menatap ke luar ke arah jendela sambil memeluk tubuhnya sendiri dengan kedua tangannya. Besok adalah hari terakhir liburan. Rasanya terdapat perasaan sakit pada hatinya.

Bukan liburan seperti ini yang ia mau. Mendekam di kamar selama berhari-hari, menantikan kabar seorang lelaki yang tak kunjung menghampiri. Rencananya menghabiskan waktu liburan bersama seakan hanya angan-angan saja. Bermain pasir dan mendengarkan deru ombak berdua, menyeruput secangkir cokelat hangat kala malam ketika hujan turun, atau berkeliling kemana saja dengan motor vespa milik lelaki itu.

Alya memegangi dadanya yang terasa sesak, menahan gejolak yang ada di dalam sana. Rasanya sangat munafik ketika ia selalu merasakan hal seperti ini setiap malamnya. Rasa rindu yang selalu menyeruak di dadanya.

Hatinya tau bahwa ia salah. Meninggalkan lelaki yang memiliki cinta yang tulus hanya padanya. Memilih pergi ketika lelaki tersebut membutuhkan dekapannnya.

Air matanya sekarang menetes mengikuti gerak rintik air hujan yang membasahi jendela kamar. Tak ada lagi pesan-pesan aneh dari lelaki itu di ponselnya atau pun satu panggilan masuk saja. Tak ada lagi cokelat, sepucuk mawar atau hanya segelas jus alpukat yang ia terima dari lelaki itu.

Alya bahkan sudah tak pernah melihat batang hidung lelaki tersebut setelah terakhir kali ia lihat ketika berpapasan saat pulang sekolah di hari ke tiga ujian berlangsung. Itu pun tak ada senyum atau sekedar satu kata yang keluar dari bibir pria tersebut.

"Gue kangen"

Isak tangis gadis itu kembali pecah, Alya menutup mulutnya menahan erangan yang akan keluar dari sana.

"Gue cuma pengen liat elo. Mastiin kalo lo baik-baik aja dan masih nafas di bumi"

Tubuhnya seakan lemas, Alya duduk di bawah jendela sambil memeluk lututnya dan menyembunyikan wajahnya di sana.

"Sudah berakhir kah?"

Tiga kata yang selalu memenuhi benaknya selama ini setelah kejadian di Rumah Sakit yang lalu.

Apakah ini artinya hubungannya sudah berakhir meski tak ada kata putus?

Alya mengingat hal manis yang pernah ia lalui dengan lelaki itu ketika mereka berdua duduk berhadapan dalam andong ketika di jogja.

Ian memperhatikannya tajam sambil tersenyum lebar.

"Mau buat janji sama gue gak?"

Alya mengernyitkan dahinya tak mengerti.

"Semacam sebuah kesepakatan dalam menjalin hubungan kita untuk tujuan yang lebih baik"

Alya tertawa kecil mendengar ucapan lelaki itu.

"Janji apa?"

Ian seakan berfikir sejenak.

"Janji kalo gak bakalan ada kata putus di antara kita" ujar lelaki itu sambil mengacungkan jari kelingkingnya.

"Kenapa?" tanya Alya heran sambil tersenyum.

"Karena gue gak suka"

"Karena gue pengen serius sama lo"

"Karena gue sayang sama lo"

"Karena dapetin elo itu susah"

"Atau nggak janji buat kita gak saling ninggalin satu sama lain, itu aja deh udah di nego nih. Gimana?"

Sayang Buat IAN [Completed]✔Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang