Reza Alfian, anak SMA kelas 12 IPA 3, anak dari seorang pengusaha kaya raya. Meski tak setampan pria lainnya, namun Ian sudah masuk ke dalam kriteria Pria tampan di sekolahnya, senyumnya yang manis, sorot matanya yang tajam, kulitnya yang putih. Dia tak pintar, tak pernah ranking 1 dikelasnya, tapi Ian memiliki otak yang cerdas, dia cepat dalam berfikir. Agak malas. Dia pria yang humoris dan juga romantis. Namun, ada sisi kelam pada dirinya yang tak diketahui oleh siapapun.
Sejak duduk di kelas 8 SMP, Ian mulai tertarik dan jatuh cinta pada gadis bernama Alya Ghina Putri. Saat itu, Alya yang baru saja pindah dari sekolah lamanya harus sekelas dengan sosok lelaki yang bernama Reza Alfian, sungguh itu adalah musibah bagi gadis itu. Ian selalu mengganggunya setiap hari, menyatakan cinta padanya setiap detik, memberinya surat-surat cinta yang selalu di taruh di dalam tas nya.
"Gue mau ngasih sesuatu buat lo, tapi lo jangan sampe tau dulu, ntar taunya pas lo pulang sekolah, lo bakal kaget! Habis itu hati lo bakal berbunga-bunga dan jatuh cinta sama gue setelah tau apa yang bakal gue kasih. Percaya deh"
"Sekarang, lo merem dulu"
Alya selalu menurut, dan saat itulah Ian menaruh surat tersebut kedalam tas Alya. Tentu saja Alya tau. Ia sudah merasa bosan dengan itu semua, bagaikan sudah menjadi makanan sehari-hari bagi gadis tersebut.
Ian juga selalu memberi jus alpukat kesukaannya, memberinya hal hal sederhana yang Alya suka. Tapi entah mengapa, Alya memang tak pernah merasa mencintai pria tersebut.Sudah beribu kali Alya mencoba menjauh dari Ian, sudah beribu kali Alya menolak cinta Ian, menjelaskan bahwa ia memang sama sekali tak menyukai pria tersebut, tapi tetap saja lelaki keras kepala itu selalu mengejarnya.
"Gue yakin suatu saat lo bakal suka sama gue"
Kata-kata itu yang sering diucapkan Ian jika Alya menolaknya.
Alya Ghina Putri, gadis berambut lurus hitam pekat sebahu, berhidung mancung, mata yang indah dan bulu matanya yang lentik, senyumnya yang manis, tubuhnya yang langsing dan kulitnya yang putih. Lelaki mana yang tak suka pada gadis ini. Alya sangat baik, dan mudah bergaul. Namun ia memiliki sifat yang dingin dan menyebalkan jika pada Ian.
"Gue gak suka sama lo!"
"Gue gak mau jadi pacar lo Ian!"
"Makasih, besok-besok gak usah beliin gue ini lagi"
"Apaan si lo rese banget deh!"
"Dasar kutu babi!"
-----------
Setelah Alya dan kedua temannya pergi meninggalkan taman. Ian pun pergi dari sana, namun ia tak langsung menuju ke kelas. Ian malah pergi ke kantin untuk makan karena ia belum makan apapun saat waktu istirahat tadi. Ian tak peduli bel masuk sebentar lagi berbunyi, toh ini sudah menjadi kebiasaannya. Bolos saat jam pelajaran berlangsung. Sudah banyak guru yang menceramahinya agar jangan pernah bolos ketika ada guru di kelas tapi Ian selalu menjawab..
"Ian cuma bolos pelajaran buat pelajaran yang Ian gak suka aja kok Bu"
Jawaban itu yang selalu Ian berikan ketika ada guru yang menceramahinya.
"Woyyy! Dicariin taunya ada disini lo kambing"teriak seorang lelaki yang baru saja datang ke kantin dan langsung duduk di kursi di samping Ian sambil menepuk bahu pria itu.
Hampir saja Ian tersedak Bakso yang sedang ia makan. Namun cepat-cepat Ian mengambil gelas yang berisi air dan langsung ia minum dengan cepat.
"Brengsek lo bikin gue kaget aja!" ucap Ian dengan nada kesal dan menatap Rico tajam.
KAMU SEDANG MEMBACA
Sayang Buat IAN [Completed]✔
Novela Juvenil•Highest Rank #634 Teen Fiction (20 Mei 2018) "Gue kangen sama lo, gue kangen sama chat gak penting dari lo, gue kangen sama cokelat yang biasa lo kasih ke gue, gue kangen sama bunga yang biasa lo kasih ke gue! Gue gak suka cokelat pemberian cowok l...