42. Lo Harus Terbiasa

4.9K 358 22
                                    


Sebelum baca aku ingetin dulu, Jangan lupa nanti kasih Vote dan Komennya sepertia biasa. Dan kalo ada typo tinggal di komen aja, biar nanti aku perbaikin.

Jangan lupa juga buat ajak teman-teman kalian yang belum baca cerita Ian buat ikutan baca dan baper bareng.

Oke next chapter👇

-----------

Aji juga tak mengerti mengapa ia bisa menyukai gadis tomboy ini. Perasaan itu mulai tumbuh sendirinya, semenjak Vera hampir memukulnya di kantin. Tak disadari, Aji selalu memperhatikan Vera ketika bermain basket. Selalu memperhatikan Vera ketika gadis itu tertawa dengan sahabatnya. Dan juga merasa panik ketika tau Vera mengalami kecelakaan waktu itu.

Dan akhirnya, setelah beberapa hari terakhir ini ia bisa lebih dekat dengan Vera, Aji yang saat itu melintas di jalan tak sengaja melihat gadis yang sedang menangis.

Vera sangat cantik malam itu, dan Aji baru menyadari kalau ia mulai jatuh cinta.

Semalam pun sebenarnya Aji sudah mencoba mengungkapkan perasaannya pada gadis itu. Namun Vera tak mau menjawabnya.

"Gimana?"

Vera menghentikan aktifitas minumnya.

"Soal tawaran gue semalem? Lo belum jawab"

Vera terdiam mencoba berfikir apa jawaban yang tepat yang harus ia berikan.

"Lo beneran suka sama gue?"

"Cinta" jawab Aji mantap.

Vera tertawa kecil "gue masih takut Ji"

"Gue yang Cinta Ver, bukan lo duluan"

Vera masih terdiam sambil terus memegang bola basket yang ada di sebelah tangannya. Vera memang sudah menceritakan hal tentang Daniel pada laki-laki ini. Dan ya, jujur Vera sangat takut untuk merasa sakit hati untuk yang kesekian kalinya.

Jujur ucapan Aji juga membuatnya berfikir keras. Jika Vera menolak itu sama halnya Aji juga akan merasakan apa yang pernah ia rasakan.

"Ver.." Panggil Aji yang melihat Vera hanya terdiam.

"Gue gak tau Ji" ujar Vera lirih.

Laki-laki tampan itu menarik nafasnya dalam-dalam lalu mencoba mengukir senyuman.

"Gini deh.. Kalo lo emang gak mau pacaran. Yaudah gue gak maksa. Tapi gue minta lo bolehin gue buat terus deket sama lo dan bikin lo nyaman sama gue. Gimana?"

Vera hanya terdiam beberapa saat lalu tersenyum menampilkan deretan gigi putihnya. Gadis itu kemudian melemparkan bola basket ke Aji dan mengambilnya kembali.

"Kalo gue kalah, berarti gue setuju" ujar Vera sambil berlari dan memantul-mantulkan bolanya ke lapangan.

Aji terdiam menatap Vera kemudian kedua sudut bibirnya terangkat keatas.
Aji berlari mengikuti Vera untuk merebut bola tersebut dan memasukkannya ke dalam ring sebanyak-banyaknya agar gadis itu kalah.

Setelah lelah bermain keduanya menghentikan aktifitas mereka dan hasilnya.....




Aji menang!




----------

Bel pulang sudah berbunyi, sejenak Alya meraih ponsel yang ada di sakunya dan melihat beberapa pesan yang tertera di sana.

Bunda:

Ghe.. Bunda hari ini mau kerumah bibi mu dulu, mungkin pulangnya agak maleman. Makanan udah bunda siapin di rumah.

Sayang Buat IAN [Completed]✔Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang