29. Jangan Ngilang

5.2K 354 8
                                    

Alya merebahkan tubuhnya di atas kasur. Hujan di luar semakin lebat. Alya mengecek ponselnya yang ada di atas meja. Sudah pukul sepuluh malam, Ian masih tak memberinya kabar. Alya berdecak sebal lalu menarik selimut agar menutupi tubuhnya.

"Dulu mah risih di kabarin terus tiap malem! Sekarang, gak di kabarin semalem malah panik nyariin! Iaaaaannn tanggung jawab!"

Alya menaruh ponselnya sembarang lalu berusaha untuk meredakan rasa kesalnya pada lelaki tersebut.

Rasa gelisah ikut menyelimuti hatinya.

"Ian lagi apa?"

"Ian masih nafas gak ya?"

Ujar Alya sendiri pelan.

Alya meraih kembali ponselnya lalu mengetikan beberapa huruf di sana. Setelah merasa sedikit lega, Alya menaruh kembali ponsel tersebut dan beralih mematikan lampu tidurnya. Alya memejamkan matanya mencoba untuk segera tidur.

----------

"Suasananya pas nih buat nonton"

Ujar Rico sambil melirik Vera dan Ian yang tengah asik memakan kacang sambil menonton Televisi.

Vera menoleh kearah Rico yang tengah sibuk mengutak-atik laptop milik Ian sambil tiduran di atas kasur milik lelaki itu.

"Ini kita lagi nonton" ujar Vera santai.

"Bukan nonton itu anjir dah"

"Lah terus?" Tanya Vera.

Rico menoleh ke arah Ian yang tengah menatapnya heran juga melirik Vera yang ada di samping lelaki tersebut sambil menyunggingkan senyuman di bibirnya.

Ian yang sedari tadi diam mulai mengerti apa maksud "nonton" yang di ucapkan oleh sahabatnya.

Lelaki itu kemudian melemparkan kulit kacang pada Rico yang sedang asik menatapnya.

"Omes banget lo jadi orang!" Celetuk Ian.

"Lah berarti gue normal bego!" Jawab Rico tak mau kalah.

"Gak usah sok suci deh lo Yan!" Lanjut pria itu.

"Tiap malem juga lo nonton kan sambil bayangin mukanya si Miyabi hahahahaha"

"Astagfirullah itu mulut minta gue tampol banget lo babi!" Jawab Ian cepat.

Rico tak memperdulikan ucapan Ian dan asik terus tertawa terbahak-bahak. Vera yang melihat kelakuan kedua sahabatnya hanya diam sambil tertawa kecil dan masih asik memakan kacang yang ada di depannya.

Saat di sekolah, Rico dan Vera berniat untuk berkumpul di Apartemen milik Ian. Seperti yang biasa di lakukan oleh mereka. Meski sudah lama mereka tak pernah berkumpul seperti ini lagi.

Ian sedikit kaget melihat Rico dan Vera yang datang dengan sedikit pakaian yang basah kuyup karena di luar memang sedang hujan. Namun karena kedua mahluk itu tak tau diri, Rico dan Vera seakan tak peduli dan menyelonong masuk begitu saja dan mengambil pakaian milik Ian. Hal seperti itu sudah biasa dilakukan oleh keduanya. Begitupun Vera, yang Notabe'nya adalah seorang perempuan.

Ketika sedang asik bercanda, Ian mendengar ponselnya berdering menandakan terdapat pesan masuk.

Ian meraih ponselnya yang berada di atas kasur dan membuka pesan tersebut.

Ian mengerutkan keningnya lalu tertawa terbahak-bahak membuat Vera dan Rico menoleh heran kearah pria tersebut.

"Kenapa?" Tanya Vera heran.

"Gue lupa ngabarin Ghea" jawab Ian masih sambil terus tertawa.

"Lah terus kenapa ketawa?" Tanya Rico pula.

Sayang Buat IAN [Completed]✔Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang