19. Kesaksian Wedang Jahe

6.4K 468 11
                                    

Bersama datangnya embun pagi, kan ku sapa sejuk hingga mentari. Menghirup dalam udara pagi ini, mengingat bahwa hadirmu masih di sini..
Dari fajar hingga ke senja, denganmu ku merasa ada. Denganmu ku lalui hari tanpa sepi. Denganmu tak ku rasa sakitnya sendiri..

----------

Panas terik hari ini tak membuat mereka lelah untuk terus menikmati indahnya kota Jogja.

Sejak pagi, Ian dan yang lain sibuk mengelilingi berbagai macam wisata yang ada di sini, berkeliling melihat Candi Borobudur, mencari spot untuk berfoto atau mengunjungi tempat-tempat kuliner.

Saat ini, mereka sedang menuju ke sebuah tempat, pantai yang indah di Jogja. Pantai Parangtritis.

Sejak pagi, Ian tak henti-henti tersenyum menatap gadisnya yang selalu tertawa hari ini. Alya terlihat sangat gugup setiap kali menatap matanya.

"Sialan kau Ian! Kau apakan hati ku ini!"

----------

"Waahhhh keren banget pantainyaaaa" Teriak Ica sambil merentangkan kedua tangannya dan menghirup udara pantai yang sejuk di sana.

"Kerenan mana sama gue?" sambar Rico pada Ica.

"Keren ini lah!"

"Ngomong aja lo gengsi buat mengakui kalo gue ini keren"

"Dih dih.. Keren di liat dari mana? Di liat dari ujung laut sana noh keren!" jawab Ica sambil menunjuk ke arah pantai.

"Dari ujung laut aja udah keren apalagi dari deket" ujar Rico sambil tersenyum manis ke arah Ica.

"Bukannya nambah keren malah kaget langsung istigfar yang liatnya" ucap Tiara.

"Diem lo bakwan!"

"Bakwan enak" ucap Tiara lagi.

"Bodoamat njeerrrr bodoamat" jawab Rico sambil berlalu pergi menuju ke tepi pantai untuk bermain ombak.

"Rico ikuuutttt" Teriak Ica yang langsung berlari menyusul Rico.

Tiara mendengus sebal menatap sahabatnya yang sudah berlari meninggalkannya begitu saja.

Vera yang sedari tadi diam sambil tersenyum melangkahkan kakinya dan memegangi punggung Tiara agar pergi menyusul Rico bersamanya.

"Lo diem aja di sini" ujar Ian pada Alya yang akan mengikuti langkah Vera.

"Kenapa?" tanya Alya menoleh pada lelaki di sampingnya.

"Gapapa" jawab Ian sambil tersenyum semanis mungkin menatap gadis itu.

Alya membuang wajahnya untuk tak menatap lelaki di sampingnya. Entah mengapa jantungnya benar-benar tak pernah terasa normal ketika ia berada dekat dengan lelaki ini sekarang.

Ian meraih tangan kanan Alya dan menggenggamnya. Ian melangkahkan kakinya untuk pergi berjalan-jalan melihat keindahan pantai disini, namun tangannya masih tertahan oleh tangan gadis itu yang masih diam tak mengikutinya. Ian menoleh kearah Alya.

"Ayok" ajak Ian.

"Katanya tadi gue di suruh diem di sini" ujar Alya sambil mengerutkan keningnya.

Ian tersenyum dan tertawa kecil.

"Sekarang udah boleh jalan, tapi sama gue" ucap Ian.

"Gue pengen sama yang lain Ian.." rengek Alya.

"Gak bisa"

"Kenapa?"

Ian menunjuk tangannya yang masih menggenggam tangan Alya dengan erat.

Sayang Buat IAN [Completed]✔Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang