6. Sunyi!

6.6K 470 8
                                    

"Kita pulang aja!" Ucap Ian sambil melepaskan genggaman Alya saat mereka sudah di luar Restauran.

Alya hanya menatap Ian heran, Ada apa dengan lelaki ini? Alya melihat Ian yang sedang mengenakan helmnya. Ian mulai menyalakan motornya, Ian melihat gadis itu yang masih saja diam sambil terus menatapnya heran.

"Kita pulang aja ya Ghe, disana tadi makanannya gak enak" ucap Ian lembut sambil tersenyum.

Apa-apaan pria ini? Dia sedang berbohong, jelas-jelas Alya tau restaurant itu termasuk restaurant favorit Ian. Cihh..

Alya hanya mengangkat satu alisnya sambil terus menatap pria itu.

"Jelas-jelas lo belum makan makanan di sana tapi udah bilang kalo makanannya gaenak?"

Skak mat!

Ian menggaruk belakang kepalanya yang tak gatal. Ian berusaha tersenyum sambil mencari jawaban yang tepat. Gadis ini memang benar-benar pandai. Atau hanya dirinya yang tak pintar berbohong.

"Gue pikir-pikir lagi, lebih enak masakan buatan lo" ucap Ian sambil tersenyum lebar.

"Modus! Jangan-jangan lo gak bawa uang ya?" Tanya Alya

"Bawa kok! Banyak"

"Hahahahaha iyaiya percaya kok gue lo punya duit banyak" Alya tertawa melihat ekspresi Ian yang sangat lucu itu.

Alya memakai helm yang sedari tadi di genggamnya. Alya menaiki motor Ian. Pria itu masih saja terus menatapnya.

"Yu kerumah gue" ucap Alya

Sudut bibir Ian kembali terangkat lebar, Ian tak percaya gadisnya berkata seperti itu.

"Ayo cepet keburu gue berubah fikiran nih" ucap Alya sekali lagi.

"Eh iya-iya hehehehe" ucap Ian sambil cengengesan.

----------

"Mampir ke minimarket bentar ya" ucap Ian pada Alya.

Selama diperjalanan Ian selalu saja mengoceh, membuat Alya tertawa setiap kali mendengar pria gila ini bercerita tentang banyak hal. Kucing tetangganya, si Astuti teman sekelas Ian yang selalu membicarakan Udin, (cowok yang suka sama Astuti), Pak Budi yang suka marah-marah gak jelas, kekonyolan Rico, dan masih banyak lagi. Alya di buat ketawa terbahak-bahak selama diperjalanan.

"Mau ngapain?" Tanya Alya

"Mau beli kue kering buat bunda"

Alya hanya mengangguk saja, gadis itu tau bagaimana Ian, yang selalu membawa berbagai macam hal ketika ia main kerumah Alya. Pernah suatu hari Alya memperingati Ian agar pria itu tak usah repot-repot seperti itu. Karena selalu saja Ian akan menjawab..

"Udah gausah bawel, lagian apa salahnya ngasih sesuatu ke calon mertua gue sendiri?"

Alya hanya tersenyum geli ketika mengingat perkataan pria itu. Kadang, bundanya yang sering mendengar percakapan merekapun ikut tersenyum.

Ian membelokan motornya pada sebuah minimarket. Alya membiarkan Ian masuk ke dalam minimarket sendiri. Alya memilih menunggu Ian di luar. Alya duduk diatas motor Ian sambil membuka helmnya.

Alya melihat-lihat sekelilingnya. Matanya menangkap sesosok lelaki paruh baya yang ia lihat di restaurant tadi di dalam sebuah mobil sport berwarna putih yang melaju dengan kecepatan lambat. Namun kali ini, Alya tak menemukan perempuan yang bersama lelaki itu di restaurant tadi. Mobil itu semakin melambatkan kecepatannya. Jendela mobil itu kemudian terbuka. Ketika mobil tersebut sudah mensejajarkan dengan tempat dimana Alya berdiri. Alya melihat lelaki itu sedang menatap Alya dengan lekat. Alya dibuat salah tingkah sekarang. Siapa lelaki itu sebenarnya?

Sayang Buat IAN [Completed]✔Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang