11 Februari 2018....
Aku kembali terjebak. Dan kali ini, aku tidak tau apa yang akan terjadi padaku.....
Melati...
Sudah beberapa hari ini melati tinggal di Mansion milik grany An. Ia cukup tau diri untuk tidak menyusahkan pemilik Mansion Karena dia hanyalah tamu dadakan yang diundang oleh Grany An untuk tinggal di Mansion nya. Dalam beberapa hari itu juga, Melati memasak makanan untuk Grany Ana, yang memang menyukai masakan Indonesia. Karena itu, dengan senang hati Melati memasak makanan itu untuknya. Bukan hanya itu saja, Melati juga selalu membantu Grany Ana, saat wanita paruh baya itu mengurusi taman bunganya, seperti menyiram tanaman, memupuk dan juga menyiangi tanaman dari rumput liar.
Di sela-sela kegiatan mereka, Grany dan selalu menceritakan tentang semua cucu-cucunya. Ia mengatakan kalau ia sudah menelpon salah satu cucunya untuk datang menemuinya akhir pekan ini, agar saat cucunya itu kembali ia bisa membawa serta Melati untuk pergi ke pusat kota Paris. lebih tepatnya ke Kedutaan Indonesia. Melati senang mendengar kabar itu. Ia semakin antusias untuk membantu Grany Ana dan Ia juga tidak sabar menunggu akhir pekan.
Ada satu hal yang membuat Melati merasa senang dan betah tinggal di Mansion milik Grany An adalah.... Grany An bisa berbahasa lndonesia.
Selama beberapa hari tinggal di rumah Grany, Melati menimang-nimang Apakah ia harus menghubungi Ray, Stella, ataupun Damar.Seperti saat ini. Sekarang Melati berada di kamarnya. Setelah selesai sarapan pagi tadi, Grany An yang memilih untuk duduk santai sambil membaca Koran. Sedangkan Melati langsung masuk ke kamarnya. niatnya adalah untuk membaca buku tapi kemudian, ia mulai berpikir untuk menelpon ke indonesia atau tidak.
Beberapa saat menimang-nimang, akhirnya Melati memutuskan untuk menelpon Ray. Ia cukup hafal dengan nomor handphone miliki Ray, Stella dan Damar. Saat di Mansion milik Alex, Ia belum bisa menghubungi mereka karena saat itu ia sedang berusaha untuk mencari Camelia. Tapi sekarang keadaannya berbeda iapun memutuskan untuk menghubungi Ray, Stella ataupun Damar. Melati keluar dari kamarnya lalu berjalan menuju ke ruang keluarga dimana Grany sedang duduk membaca koran.
Melati sedikit gugup saat hendak memasuki ruang keluarga itu. Entah kenapa ia merasa sedikit takut jika Grany An tidak memperbolehkannya untuk memakai telepon. Grany An melihat kegelisahan Melati, ia pun meletakkan koran yang sedang dibacanya, lalu menatap lekat-lekat ke arah Melati. kegugupan yang dirasakan oleh Melati semakin menjadi-jadi.
" Melati... Jika kamu ingin mengatakan sesuatu padaku, katakan saja jangan merasa gugup seperti itu. Aku tidak akan marah padamu." ucap Grany An. Melati masih diam. Ia juga masih berdiri di tempatnya. Satu langkahpun Melati tidak berani beranjak dari tempatnya berdiri.
"Apa kau memecahkan salah satu barang antik di kamarmu, sehingga kau hanya diam saja berdiri di situ. " Melati terbelalak kaget dengan pernyataan Grany An.
"Bukan begitu Grany, aku tidak memecahkan salah satu barang antik milik anda di kamar. Aku kesini hanya ingin mengatakan sesuatu." "Baiklah.... sekarang katakan apa yang ingin kau katakan..." ujar Grany An kemudian."Apa aku boleh...." Melati menghentikan kalimatnya. Lidahnya terasa kaku. Kegugupannya semakin kuat.
"Melati Katakanlah jika kamu ingin mengatakan sesuatu. Bukankah aku sudah katakan kepadamu, kalau aku tidak akan marah dengan apa yang akan kau katakan. Jadi, sekarang keluarkanlah semua isi hatimu Agar aku bisa tahu apa yang kau inginkan." "Begini Grany.... sudah dua minggu ini aku berada di Paris. dan Selama itu aku belum menghubungi keluargaku yang ada di Indonesia. Aku memiliki nomor mereka tapi aku belum bisa menghubungi mereka. Jadi, Bolehkah aku meminjam telepon milik Grany.""Ya ampun Melati... cuma itu saja tapi kamu begitu ketakutan saat mengatakannya kepadaku. Bukankah sudah ku tekan kan kepadamu, selama kau berada di Mansion ini, anggaplah Mansion ini seperti rumahmu sendiri. Aku menginginkanmu untuk melakukan apa saja di rumah ini. Apa aku pernah membatasi pergerakan mu."
"Tidak pernah. Grany tidak pernah melakukan hal itu."
"Jadi, kenapa kau masih bertanya lagi kepadaku, jika kau ingin menggunakan telepon rumah ini, untuk menghubungi keluargamu yang ada di Indonesia."
"Aku tahu Grany tapi, aku tidak berani. Mansion ini milik Grany dan semua yang ada di sini juga milik Grany. Aku tidak berhak sama sekali atas semua yang ada di Mansion ini. Apalagi aku meminta telepon itu untuk menelpon orang yang berada di luar negeri." jelas Melati panjang lebar.
KAMU SEDANG MEMBACA
Meet The Devil Prince (End)
RomanceMelati Kusuma Putri, gadis manis dan baik hati dengan kehidupan yang penuh semangat dan ceria tiba-tiba berubah drastis sejak ia dijual oleh paman dan bibinya pada sebuah sindikat perdagangan Manusia. "Tidak perlu secantik Mawar tapi cukup sesuci Me...