// MTDP // Bab. 15. Setelah Lima Hari.

19.2K 633 11
                                    

10 Maret 2018....

~Kembali pada kenyataan.
Dan Aku kembali tersakiti.~

Melati...

Sorry For Typo....
Happy Reading....

Selesai makan malam, Melati dan Seven Squad, panggilan yang disematkan Melati Untuk ke 7 Pria itu, saat di meja makan tadi. Dan Untungnya semua Pria itu setuju. Jadi mereka semua resmi dipanggil dengan sebutan Seven Squad. Dan sekarang, Melati dan Seven Squad, berjalan ke arah belakang Mansion. Sebenarnya tadi sore, Melati memutuskan untuk memasak dulu sebelum bersiap siap. Bukan cuma itu saja. Ia juga menyiapkan kayu untuk dijadikan sebagai kayu api unggun. Dan Untunglah kayu untuk api unggun sudah ada. Jadi ia tidak susah mencarinya. Melati juga meminta bantuan pada Savina dan Savira serta beberapa pelayan yang cukup ia kenal agar mereka bisa membantunya mendekorasi tempatnya. Kayu untuk api unggun di susun dengan bentuk Gunung. Alhasil  tempat di mana mereka melakukan api unggun terlihat sangat indah. saat semua memasuki area api unggun mereka semua terpanah dengan dekorasi yang ada.

"Siapa  yang  mendekorasi  tempat  ini....?"
"Savina,Savira dan para pelayan A yang mendekorasinya.Tapi mereka medekorasinya sesuai intruksiku." jawab melati.
"Wow... Ini terlihat sangat indah. Dan untukmu Melati, astaga.... Sebenarnya, talenta apa saja yang kau miliki sehingga kau terus saja mengejutkan kami...?" tanya Gabe penuh selidik.
"Entahlah... Aku tidak tahu. Aku hanya melakukan apa yang aku suka. Tapi jika itu mengejutkan kalian, maka maafkan aku. Dan sekarang ayo duduk." Melati mempersilakan mereka semua duduk mengelilingi tumpukan kayu bakar yang disusun menyerupai bentuk gunung itu.
"Kita semua sudah ada disini. Lalu, apa yang harus kita lakukan di sini..?"
"Hei... Kalian baru saja duduk. Nikmati saja dulu suasana tempat ini. Setelah itu baru aku akan memberitahukan apa saja yang harus kita lakukan di sini. Oke...!" sergah Melati.
"Baiklah. Karena kau yang membuat acara ini, maka aku rasa, kau sudah memiliki ide untuk meramaikan acara ini." ujar Jonathan.
"Sebenarnya belum Kak Jo... Tapi kita lihat saja nanti, mungkin dengan berjalannya waktu, sebuah ide bisa muncul. Tapi pertama-tama aku sudah membuat dessert untuk kita semua. Maaf ya... Aku memang sengaja tidak memberikan dessert di meja makan tadi. Karena aku ingin kita menikmati dessert nya di sini sambil menyalakan api unggun." jelas Melati.

Semua orang pun setuju. Mereka duduk di tempat masing-masing mengelilingi api unggun yang belum  dinyalakan.
"Tunggu dulu. Apa kalian tidak merasa ada yang sedikit berbeda...? " ingat Gabe dengan senyum jahilnya.
"Ada yang berbeda gimana maksudnya...?" Louis balik bertanya. Ia menyipitkan matanya kearah Gabe. Gabe mengabaikan hal itu.
"Astaga... Kalian Semua ini, benar -benar ya... Sepertinya hanya aku saja yang menyadarinya." ucap Gabe Kesal. Ia menatap satu persatu Pria itu. Tapi dasar mereka yang tidak peka, mereka semua tidak menyadari ada yang berbeda. Gabe berdecak kesal.

"Ck... Aku pikir kalian menyadarinya.Tapi ternyata, cuma aku  saja yang menyadarinya."
"Memangnya apa maksudmu...? "
"Apa kalian tidak dengar tadi, Melati memanggil Jo dengan sebutan Kak Jo." "Astaga... Aku kira apaan. Memangnya salah kalau Aku manggil kalian dengan sebutan Kakak. Kalian kan  lebih tua dari ku. "
"Sebenarnya tidak salah Melati. Hanya saja sedikit aneh, mengingat pertemuan pertama kita seperti apa. " jelas Gabe.
"Aku tau. Tapi setelah itu, hubungan kita berjalan kearah yang baik. Dan kalian semua sangat baik pada ku. Jadi, aku hanya ingin membuat kalian nyaman bersama ku. Memanggil kalian dengan sebutan Kakak, adalah langkah awal ku. " jelas Melati panjang lebar. Ia menarik napas perlahan kemudian..
"Jadi jangan mempermasalahkan ini lagi Gabe karena mulai hari ini aku akan memanggil kalian dengan sebutan kakak" tegas Melati.

Gabe hendak membuka mulutnya untuk merespon, namun ia kembali menutup mulutnya saat ia melihat Melati menatap tajam.
"Astaga Melati... Kau terlihat keren sekali. " pekik Nickholas dan langsung dihadiai tatapan tajam dari Gabe.
"Hey... Apa yang kalian lakukan. Kita berkumpul di sini untuk bersenang senang bukan untuk perang Dunia ke 3. Oke. Jadi hentikan sekarang juga perang tatap tatapan kalian." tegas Jonathan .
" Sekarang kita nyalakan api unggunnya ya. "seru Melati senang. Ia pun menyalahkan api unggunnya.

Meet The Devil Prince (End)Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang