PART 2- Ruang BK Pertama

7.5K 473 56
                                    

"Ashila Indira! Bangun nak, sudah siang!" teriak Meli, Maminya Ashila.

"Bentar Mi, lima menit lagi!" balas Ashila sambil tertidur lagi dengan menutupkan selimut ke seluruh tubuhnya.

Meli yang kesal karena anak perempuan nya itu tidak mendengarkan ucapannya, dengan jengkel, ia menarik selimut yang menutupi seluruh tubuh anaknya.

"Kalau gak bangun juga, kamu bisa telat nak!" ucap Meli lagi.

"Shila masih ngantuk Mi!" balas Ashila sambil mengacak-acak rambutnya.

"Mau tidur sampai pukul tujuh kamu?" tanya Meli membuat Ashila langsung terbangun dan melotot.

"Apa Mi?" tanya Ashila mencoba menutupi rasa terkejutnya. Ia berharap, ia salah dengar.

"Iya! Lima menit lagi pukul tujuh! Telat baru tau rasa kamu!"

Dengan semangat 45, Ashila berlari menuju toilet pribadi yang ada dikamarnya. Lalu, beberapa menit kemudian, ia sudah menyelesaikan mandinya yang entah benar atau tidak. Kalau kata orang, Orang cantik mah bebas.

Setelah memakai seragam lengkap, Ashila berlari menuju lantai bawah.

"Mi, Rayhan mana?" tanya Ashila kepada Meli yang sedang asik menonton siaran gosip pagi.

"Sudah berangkat dari tadi." jawab Meli santai.

"Shit!!" umpat Shila. Tapi masih bisa terdengar oleh Meli.

"Ngomong apa kamu barusan?" tanya Meli mengintimidasi.

"Enggak Mi, enggak! BTW, Papi mana? Shila berangkat sama Papi aja deh!"

"Papi kamu udah berangkat dari tadi Nak! Lagian, mami tadi udah bangunin kamu dari jam lima, kamu masih aja tidur! Rasakan itu wahai anak mudaaa!" ucap Meli sambil tertawa. Ashila yang mendengarkan itu, langsung panik dan berlari keluar rumah.

"Mi! Shila berangkat dulu!" teriak Shila 'toa' sambil berlari.

Meli hanya menggeleng-gelengkan kepalanya.

•°•

Tinggal 10 langkah lagi menuju pintu gerbang sekolah. Jam di tangannya sudah menunjukan pukul 07.17 yang berarti ia sudah telat dua menit.

"Hosh.. Hosh... Hosh... Go Shila go shila go!" ucapnya berusaha menyemangati diri sendiri.

Lalu, tiba tiba ponsel-nya bergetar menandakan ada sebuah notif dari WhatsApp.

Dira
Shil lo dimana?
Cepet anjir!
Pak Su'eb dikit lagi dateng!
Di suruh ngepel lapangan, baru nyaho lo!

Sial! Batin Ashila.

Namun, Ashila memilih untuk tidak membalasnya. Yang ia inginkan, hanya masuk ke dalam pintu gerbang yang sebentar lagi akan tertutup.

Brukkk!

Ashila terjatuh setelah menabrak seseorang ketika ia sedang berlari.

"Awh, pantat gue!" ucap nya sambil meringis memegangi bokongnya.

"Makanya! Kalo jalan itu pake mata!" ucap seseorang yang ada dihadapannya.

Saat Ashila mendongakkan kepalanya keatas untuk menatap orang itu, ia sadar kalau itu adalah Raka.

Raka mengulurkan tangannya untuk membantu Ashila berdiri. Ashila melihat uluran tangan itu dengan ragu-ragu. Tapi entah kenapa, ia membalas uluran tangan itu. Saat tubuhnya sudah hampir terangkat, tiba-tiba Raka menjatuhkan tubuh Ashila dengan sengaja.

"Eh kak! Niat bantuin gue gak sih lo? Aw pantat gue!" Ashila meringis menahan sakit yang bertambah di bokongnya.

"Hahahaha!" Namun, Raka malah membalas omelan Shila dengan tertawa.

Anjirin nih anak. Pengen nyleding, tapi pantat gue sakit. Aw. Batin Shila sambil 'ngedoprak' di tanah.

Raka kembali mengulurkan tangannya namun, dengan cepat, Ashila menepisnya.

"Gak bakal gue kena tipuan lo lagi ya! Lo gak mikirin apa? Gimana nasib pantat gue?" omel Ashila yang masih terduduk ditanah.

"Kali ini gue gak bohong!" ucap Raka sambil tersenyum manis yang tentu saja membuat Ashila jijik.

"Gue gak percaya!"

"Sumpah! Gue beneran!"

"No no no!"

"Serius deh!"

"Ngomong aja lo nih sama sepatu gue!"

Karena kesal, tanpa aba-aba, Raka langsung mengangkat tubuh Ashila di tangannya.

"Eh kak! Pantat gue sakit!" teriak Ashila sambil memberontak.

"Makannya gue gendong!" jawab Raka santai sambil terus berjalan kearah pintu gerbang.

"Kak turunin gue!" teriak Shila dengan kerasnya.

"Lo bisa diem gak sih?" ucap Raka kesal.

Ashila langsung menutup mulutnya. Raka membawanya kearah pintu gerbang yang sudah tertutup lima menit sebelumnya.

"Pak, buka!" ucap Raka kepada pak Maman penjaga pintu gerbang sekolah. Dengan cepat, Pak Maman langsung membukakan pintu gerbang untuknya.

Ashila mengangkat sebelah alis matanya, Kok Pak Maman nurut sih sama nih cowok? Batin Shila.

"Oh, jadi suara ribut-ribut tadi itu suara kalian!" Tiba-tiba keluarlah Bu Airin dari antah-berantah.

"Raka, ngapain kamu ngegendong Ashila segala? Mau modus kamu?" ucap Bu Airin dengan nada intimidatif.

"Tuh kan, suara lo toa banget sih!" ucap Raka pelan kearah Ashila yang digendongnya.

"Bodo amat!" balas Ashila pelan.

"Ngapain kalian malah diskusi di situ? Sini! Ikut ibu keruang BK!" perintah Bu Airin.

Dengan santai, Raka mengikuti Bu Airin dari belakang.

"Udah! Turunin gue!" ucap Shila kepada Raka yang sedang menggendong nya.

"Katanya pantat lo sakit!"

"Tapi masa gue harus terus digendong sama lo sih? Malu gue diliatin banyak orang!" ucap nya sambil menatap jendela-jendela kelas yang berisi banyak murid yang sedang mengintip dirinya dan Raka.

"Gak usah diliatin elah!" ucap Raka sambil terus berjalan. Ashila hanya bisa pasrah mendapati tatapan sinis dari para siswi kelas XI dan XII yang menjadi fans fanatik Raka.

•°•


TBC

Because Of Truth Or Dare [ COMPLETED ]Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang