"Gue rasa rencana kita bakal berhasil."
"Hahaha! Kata gue juga apa? Kalo lo ikutin permainan gue, lo pasti bisa dapetin cewek rese itu!" balas seseorang di seberang sana sambil tertawa.
"Kita jalanin dulu aja rencana ini baik-baik. Jangan sampe salah langkah."
"Of course babe! Gue bakal dapetin apa yang gue mau, dan lo juga bakal dapetin apa yang lo mau!"
"Okay. Good luck!"
"Hahaha iya! Bye!"
Tut. Telpon dimatikan.
•°•
Ashila memakan roti yang dibuatkan Maminya sambil mengikat tali sepatu. Sudah ada orang yang menunggunya di depan rumah.
"Mi! Ashila berangkat dulu!" teriaknya sambil berlari.
"Hai Ndra!" sapanya kepada Andra. Ya, Andra yang menjemputnya kali ini. Karena tadi malam, saat Andra datang kerumah Ashila untuk menjenguknya, ia meminta kepada Ashila untuk mengantarnya ke sekolah. Karena sebagai sahabat yang baik, menurut Andra hal ini wajib ia lakukan, meski hanya mengantar sahabatnya itu pergi ke sekolah.
Sebelumnya, ia juga sudah memberi tahu Raka untuk tidak usah menjemputnya hari ini.
Andra hanya tersenyum membalas sapaan Ashila. Dibukanya pintu mobil yang ia bawa. Dengan sukarela, Ashila dengan duduk manis di samping kursi pengemudi.
"Shil, gue mau nanya boleh gak?" ujar Andra membuka topik pembicaraan.
"Tanya aja Ndra! Gak usah izin dulu kali! Kayak sama siapa aja lo!" balas Ashila sambil terkekeh.
"Emm, lo udah punya pacar ya?" tanya Andra membuat Ashila yang sedang menikmati pemandangan dari kaca mobil tersedak. Padahal ia sedang tidak makan maupun minum.
"Eh, lo gak apa-apa kan Shil? Pertanyaan gue salah ya?" tanya Andra khawatir.
"Ohok! Gue gak apa-apa kok Ndra hehe. Pertanyaan lo juga gak salah."
"Jadi? Lo beneran udah punya pacar?" ulangnya.
"Enggak." jawabnya refleks. Ashila bodoh! Kenapa ia harus berbohong pada sahabatnya sendiri?
"Eh, serius lo?" ucap Andra dengan raut wajah senang.
Ashila tidak tau harus membalasnya dengan apa. Ia hanya bisa tersenyum kecil sambil menggaruk pelipis nya.
Tak lama, mereka sampai didepan gerbang sekolah SMA Anak Bangsa. Ashila turun dari mobil, mengucapkan terimakasih, Andra pergi.
Ashila membalikkan badannya dan berjalan menuju kelasnya.
"Shil, gue mau ngomong sama lo!"
•°•
"Ini semua buat apaan Rak?" tanya Bagas ketika melihat banyak senjata seperti golok dan lain-lain yang terjajar rapih di basecamp mereka, Warung bi Odah.
"Mau kurban gue!" jawab Raka sekenanya.
"Lah, kan kurban masih lama!" ucap Bagas bingung.
Rayhan langsung menoyor kepala Bagas, "Bego banget lo! Baru sadar gue punya temen se-bego lo! Kita mau tawuran!"
"Serius ini teh Rak? Tapi gue belom bikin jimat biar menang. Gimana atuh?" ucap Rio.
"Gak usah pake jimat-jimatan! Gue yakin kita bakal menang!" tegas Raka.
KAMU SEDANG MEMBACA
Because Of Truth Or Dare [ COMPLETED ]
Novela JuvenilSemuanya berubah hanya karena 1 permainan yang bernama Truth Or Dare. Ashila, gadis kelas XI SMA Anak Bangsa bermain sebuah permainan bersama kedua sahabatnya. Permainan itu bernama Truth Or Dare. Permainan yang menjebaknya dengan sebuah tantangan g...