Pagi harinya, Raka bangun dengan malas dari tempat tidurnya. Ia sangat malas untuk pergi ke sekolah. Tapi apalah daya, Mama nya tidak berhenti membangunkannya.
"Raka, bangun! Kamu mau telat? Mama gak mau dapat surat peringatan lagi dari kepala sekolah kamu ya!" ucap Rani, mama nya Raka. Ia berkata dengan tegas, namun lembut.
Dengan malas, Raka bangkit dari kasur dan menatap mama nya.
"Iya Mama sayang!" ucap Raka sambil tersenyum kepada mama nya.
"Ya sudah, kamu mandi dulu Nak. Biar Mama siapin baju seragam kamu." ucap Rani sambil mengusapkan tangannya ke kepala Raka.
"Iya Ma." balas Raka sambil tersenyum dan berjalan menuju toilet pribadi di kamarnya.
"Mama tau sebenarnya kamu anak yang baik, dan sikap kamu yang berandalan ini, pasti karena rasa sakit hatimu."
•°•
"Raka, kamu sudah selesai? Sini sarapan dulu Nak!" ucap Rani sambil menyuruh putra nya duduk di meja makan.
"Iya Kakak. Cini duduk. Kita calapan dulu!" ucap gadis kecil yang kira-kira berumur tiga tahun yang masih memakai piyama sambil tersenyum.
Raka langsung tersenyum melihat gadis itu tersenyum. Namun ada seorang laki-laki seumuran Raka di samping gadis kecil itu. Raka menatap lelaki itu dengan malas. Lelaki itu hanya menatap Raka dengan sinis.
"Tapi Kakak udah telat Sayang, Kakak berangkat dulu ya!" jawab Raka sambil menatap gadis kecil itu.
"Ya syudah gapapa. Tapi nanti beliin aku ec klim ya Kak!"
"Pasti!" ucap Raka membuat gadis itu bersorak sorai gembira.
•°•
"Kenapa lo ada di sini kak?" ucap Ashila kaget melihat Raka sudah ada di depan rumahnya sambil bersandar di mobilnya.
"Ayo naik!" perintah Raka tanpa memperdulikan pertanyaan Ashila.
Ashila menimbang-nimbang permintaan Raka. Ya sudahlah, ini semua dilakukannya untuk membuat Raka dekat pada nya dan memacarinya, setelah itu tantangan dari para sahabatnya bisa berhasil ia lakukan.
Tanpa banyak basa-basi, Ashila langsung masuk dan duduk di kursi depan samping kursi pengemudi. Raka juga menaiki mobilnya dan melajukan mobilnya.
Sepanjang perjalanan hanya diam yang menyelimuti suasana pagi ini.
"Kak, tumben pake mobil!" ucap Ashila mencoba mencairkan suasana.
"Kan gue pengen bikin lo nyaman Sayang!" jawab Raka. Raka memang memilih menaiki mobil sport nya daripada motor besarnya karena ia takut Ashila tidak akan nyaman seperti kemarin.
Ashila mengutuk dirinya sendiri karena bertanya pada iblis sekolah yang super kerdus itu. Ia memanyunkan bibirnya dan mengalihkan pandangannya kearah luar jendela. Tanpa ia sadari, Raka memperhatikannya.
'Sebentar lagi lo bakal jatuh di pelukan gue!' Batin Raka.
Ashila yang merasa diperhatikan pun menatap ke arah Raka.
"Kenapa Kak?" tanya Ashila dengan tatapan menyelidik.
"Lo kumisan!" jawab Raka asal. Ashila langsung kaget dan mengambil cermin kecil di saku baju nya. Ia mengarahkan cermin itu pada bagian atas bibirnya. Tapi ia tidak menemukan apa apa di sana. Lalu ia menatap Raka dengan tatapan evil dead.
KAMU SEDANG MEMBACA
Because Of Truth Or Dare [ COMPLETED ]
JugendliteraturSemuanya berubah hanya karena 1 permainan yang bernama Truth Or Dare. Ashila, gadis kelas XI SMA Anak Bangsa bermain sebuah permainan bersama kedua sahabatnya. Permainan itu bernama Truth Or Dare. Permainan yang menjebaknya dengan sebuah tantangan g...