PART 30- Berbeda

2.5K 164 5
                                    

Ashila mendengus sebal ketika ia membuka tempat pensilnya. Pulpennya hilang. Padahal ia baru saja membeli pulpen itu dua hari yang lalu.

Dira yang melihat raut wajah Ashila langsung bertanya. "Kenapa lo?"

Ashila menoleh sebentar, lalu ia menenggelamkan wajahnya di meja tanpa menjawab pertanyaan Dira. Ia sangat sebal. Sebal dengan pulpen barunya yang terus hilang, sebal dengan Raka, sebal dengan dirinya sendiri. Ditambah hari ini adalah hari pertamanya mens di bulan ini. Lengkap sudah penderitaan gadis ini.

"Ashila! Jawab gue!" Dira terus menggoyang-goyangkan tubuh Ashila, meminta gadis itu menjawab pertanyaannya. Dengan lesu, Ashila bangkit dan menatap teman sebangkunya itu.

"Kayaknya gue udah jahat banget sama kak Raka. Gue ngejauhin dia." ujarnya sambil membuang nafas panjang.

"Kenapa juga lo ngejauh dari kak Raka?" tanya Dira.

"Ya, gue gak terima aja waktu dia ngehajar Andra." Ashila menyebak rambut-rambut kecil di keningnya.

"Namanya juga laki-laki Shil, setiap masalah pasti diselesaikan dengan cara baku hantam."

"Ya karena itu, gue rasa gue udah kelewatan. Dia kan pacar gue." ucapnya canggung saat menyebut kata 'pacar'.

"Akhirnya lo ngakuin dia pacar lo!" Dira terkekeh.

"Jadi, lo mau gimana?"

"Gue mau ngejalanin semuanya sesuai alur aja. Gue capek ngehindar mulu. Gue juga gak tega lama-lama diemin kak Raka."

"Good choice!"

•°•

Raka berhasil memasukan bola berwarna oranye itu dengan mulus kedalam ring. Ini kali ketiga lelaki jangkung itu mencetak angka. Para siswi yang menonton pertandingan basket antar kelas itu berteriak histeris menyerukan nama Raka.

Raka ber-tos ria dengan teman-temannya. Mata coklatnya terus mencari seseorang yang belum ia lihat hari ini.

Tiba-tiba apa yang ia cari terlihat. Ashila yang sedang membaca buku di tangga kelas XI dengan giat. Ashila tidak sendiri, ternyata di sana Andra sedang berdiri di bawah tangga sambil membaca buku juga.

Cih!

Raka langsung mengalihkan pandangannya. Fokus pada pertandingan. Ia harus menang. Dan itu bukan harapan, tapi perintah!

Pertandingan selesai. Tim Raka memenangkan pertandingan. Para penonton bertepuk tangan dan bersorak ria. Para gadis itu mulai berlarian ke lapangan sekadar untuk cari perhatian kepada Raka dan kawan-kawan.

Talitha yang sedari tadi duduk menonton langsung berjalan kearah Raka. Ia membawa satu botol air mineral dan handuk kecil.

"Good boy!" ujar Talitha senang sambil menyerahkan botol air ke Raka.

"Thanks," balas Raka sambil meneguk minumannya hingga habis tak bersisa.

Tiba-tiba ia melihat Andra yang tengah mencubiti pipi Ashila dengan gemas. Raka tak bisa melihat pemandangan ini lagi.

Raka memberikan botol minumannya kepada Talitha. Sedetik kemudian ia langsung berlari kearah Ashila dan Andra.

Dan kalian pasti tau, apa kelanjutannya.

"Brengsek lu tai!"

BUGH!!!

Raka menghajar Andra tanpa ampun. Tak mau kalah, Andra pun membalas menghajar Raka.

Because Of Truth Or Dare [ COMPLETED ]Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang