Ashila duduk sendiri di kantin sambil membaca sebuah novel sebelum Talitha datang menghampirinya dan mengajaknya mengobrol.
"Shil, kemana temen-temen lo?" tanya Talitha basa-basi sambil menggigit potongan biskuit yang menjadi sarapannya.
"Mereka belum dateng Tha. Gue nya kepagian hehe!" jawab Ashila sambil matanya tetap berkutat dengan novel yang sedang ia baca.
"Oh gitu. BTW lo sibuk gak nanti sore?" tanya Talitha lagi yang membuat Ashila langsung menoleh ke arahnya.
"Enggak Tha, emang kenapa?"
"Gue bosen aja dirumah terus. Temen-temen gue juga pada sibuk sekarang. Kita shopping yuk!" ajak Talitha yang langsung membuat Ashila menoleh kearahnya. Talitha tidak pernah mengajaknya keluar atau main diluar sekolah.
Ashila mengangguk tanda menyetujui ajakan ketua OSIS tersebut.
"Okay. Gue ke kelas dulu ya! Ada kerjaan!" ucap Talitha yang langsung pamit.
"Tumben dia ngajak gue jalan. Ada apa ya?" gumam Ashila sebentar, lalu kembali melanjutkan kegiatan membacanya.
•°•
"Bolos yuk!" ajak Raka yang langsung disetujui oleh Rayhan, Reza, Bagas dan Rio. Mereka sedang berada di warung Bi Odah hari ini.
"Terus kita kemana?" tanya Rio sambil terus memakan bubur ayam Bi Odah.
"Ke akhirat aja lo sana. Lo nyampah disini! Udah jomblo, ngenes lagi!" sahut Rayhan sekenanya yang langsung disusul oleh tawa Raka dan yang lainnya.
"Sialan! Lo juga jomblo pea!" balas Rio sambil menjitak kepala Rayhan.
"Basket yok!" usul Rayhan setelah kenyang tertawa.
"Dimana?" tanya Bagas.
"Di sawah." jawab Reza asal.
"Bego lu!" umpat Bagas kesal.
"Lagi pake nanya, kalo kita mau main basket ya di lapangan basket lah! IQ lu berapa sih?"
"Udah bacot! Ayo berangkat!" ucap Raka yang langsung membuang sisa puntung rokok nya.
Semuanya langsung berdiri dan pergi meninggalkan warung Bi Odah.
•°•
Di kelas, Ashila hanya duduk berdua dengan Dira. Pasalnya Kila tidak bisa masuk ke sekolah karena ada acara keluarga. Begitulah keluarga sibuk.
"Shil, lo sama kak Rayhan gimana?" tanya Dira kepada Ashila yang masih asik membaca novel.
"Gue lagi males ngomongin tuh orang. Jangan bahas sekarang deh."
"Okay, kalo sama kak Raka?"
"Astaga apalagi sama dia! Sumpah eneg deh gue!" balas Ashila yang langsung mengingat kejadian kemarin saat Raka datang kerumahnya.
"Emang kenapa dah?" tanya Dira yang sudah kumat penyakit kepo-nya.
"Kemarin dia dateng ke rumah gue! Sok alim gitu lagi sama bokap nyokap gue. Dan kayaknya, nyokap gue suka deh sama dia! Argghh!" jelas Ashila frustasi. Sedangkan Dira? Ia hanya tertawa terbahak-bahak melihat kemajuan dare yang ia dan Kila berikan pada sahabat mereka yang satu ini.
"Jadi, udah ada restu nih?" tanya Dira sambil menyipitkan matanya.
"Apa sih lo!"
"Dir, kok gue ngerasa aneh ya kalo di deket kak Raka." lanjut Ashila.
"Nah jangan-jangan lo kepincut sama dia!"
"Bukan gitu! Rasanya tuh gue makin deket sama dia dan gue nyesel!"
"Kok lo nyesel?" tanya Dira yang merasa kalau pembicaraan ini mulai serius.
"Coba lo pikir, dia itu cuma barang tantangan dari lo sama Kila. Dan dia juga gak banget buat gue. Dia itu cowok bad yang paling gue hindari dari kelas 10!"
"Terus?"
"Dira!"
"Okay gue serius. Coba lanjutin."
"Gue bakal berusaha buat gak terlalu deket sama dia. Apalagi jadi suka sama dia. Gue juga bakal nge-hasut Mami biar gak suka sama dia!"
Ashila menarik nafas dalam-dalam, "Lo harus kuat Ashila! Ini cuma satu bulan! Lo pasti bisa ngejalanin semua ini! Lo harus cepet-cepet lepas dari iblis itu!" lanjut Ashila dengan mantap sambil meyakinkan dirinya sendiri.
Dira terkekeh geli, "Oke gue dukung lo."
•°•
"Oper Gas!" teriak Rayhan yang langsung mengambil bola dari Bagas. Ia mendribble bola basket sebentar dan mengoper bola kepada Raka. Karena tadi ia terkepung oleh tim lawan.
Raka mengambil bola basket itu dan dengan mudahnya, sambil melompat ia berhasil memasukkan bola ke ring.
25:24 tim Raka menang. Dengan kesal tim lawan itu memberikan beberapa lembar uang kepada Reza. Itu adalah uang taruhan dalam permainan basket ini.
"Kita kemana nih?" tanya Bagas dengan penuh keringat sambil meminum air mineral yang disediakan para fans mereka.
"Lumayan juga duit nya!" lanjut Rio sambil terkekeh.
"Nge gym?" usul Rayhan sambil mengelap keringatnya.
"Males gue. Kita nge mall aja yuk. Siapa tau ada cewek cantik kan lumayan!" usul Rio yang langsung disetujui oleh mereka berempat.
"Yeay! Gue gak jomblo lagi!" teriak Rio kegirangan.
"Jangan berharap dulu. Ntar ceweknya malah kepincut sama gue tau rasa lo!" ucap Raka santai sambil berjalan meninggalkan lapangan basket.
"Sabar kan Baim Ya Allah, Aamiin." gumam Rio dengan absurd.
•°•
Sore ini, Ashila sedang menunggu seseorang di kafe suatu mall di Jakarta. Sambil meminum minumannya, ia melirik-lirik ke kanan dan ke kiri berharap orang yang ia tunggu segera muncul. Dan benar saja, Talitha datang dengan sedikit berlari menghampiri Ashila.
"Sorry banget Shil! Tadi ada tugas dari kepala sekolah, jadi telat deh." ucap Talitha sambil mengatur nafasnya.
"Santai Tha, duduk dulu!"
"Sebagai gantinya, karena gue udah telat, gue traktir deh!" ucap Talitha tak enak, sambil terkekeh.
"Gak usah Tha. Gue bayar sendiri aja." ucap Ashila yang langsung melambai-lambai kan tangannya.
"Pokoknya gue yang bayar titik!" ucap Talitha yang entah mengapa membuat Ashila kicep. Aura tegas Talitha sebagai ketua OSIS tiba-tiba muncul.
Mau tak mau Ashila hanya mengangguk setuju dengan keinginan Talitha.
"Tha, gue ke toilet dulu sebentar!" ujar Ashila yang langsung beranjak dari tempat duduknya. Talitha mengangguk sambil meminum capuccino nya.
Setelah memastikan bahwa Ashila sudah menjauh, ia langsung mengetikkan sebuah pesan di handphone nya dengan serius.
Setelah mendapat jawaban pesan dari seseorang, ujung bibirnya langsung terangkat.
"Let's Start" gumam nya pelan.
•°•
TBC
KAMU SEDANG MEMBACA
Because Of Truth Or Dare [ COMPLETED ]
Novela JuvenilSemuanya berubah hanya karena 1 permainan yang bernama Truth Or Dare. Ashila, gadis kelas XI SMA Anak Bangsa bermain sebuah permainan bersama kedua sahabatnya. Permainan itu bernama Truth Or Dare. Permainan yang menjebaknya dengan sebuah tantangan g...