PART 34- Udahan Yuk?

3.1K 163 14
                                    

"Lo laper gak?" tanya Raka kepada Ashila saat mereka sedang berdiri di konter penukaran kupon yang mereka dapat saat bermain. Ashila mengangguk, perutnya memang belum diisi sejak pagi.

"Ini kak, hadiahnya." ucap mbak penjaga konter sambil memberikan sebuah boneka berukuran cukup besar. Ashila sampai tidak bisa menahan diri untuk tidak membuka mulut melihat boneka yang ada dihadapannya.

"Nih, lo yang bawa!" ucap Raka yang lebih terdengar seperti perintah kepada Ashila. Mau tak mau, Ashila mengikuti perintah itu. Entahlah, tiba-tiba saja hari ini ia menjadi gadis penurut, tidak seperti biasanya.

"Ayo kita makan. Gue laper." ucap Raka sambil menggandeng tangan Ashila.

"Lo mau makan apa?"

•°•

"Tumben hari ini lo gak ngeselin." ujar Raka, menggoda Ashila yang sedang menyantap makanannya dengan tenang.

Ashila menaruh sendok yang sedang ia pegang keatas piring. "Jadi, biasanya gue ngeselin? Hmm?" tanya Ashila dengan nada tak suka.

Benar. Dia sedang berkencan dengan kakak kelas yang sangat gila ini. Hampir saja tadi Ashila menganggap dirinya sedang berkencan dengan pacar yang romantis seperti oppa-oppa yang ada di drama Korea yang ia tonton setiap malam. Tidak sesuai dengan ekspektasi.

"Eh, enggak. Biasanya lo gemesin. Pengen gue cubit rasanya, hehe." sanggah Raka. Ia hampir membangunkan macan yang sedang tidur.

Ashila memutar bola matanya lalu melanjutkan menyantap makanan yang ada dihadapannya.

Lalu, tiba-tiba saja Ashila mengingat sesuatu.

"Oh iya kak, bukannya kata lo ada yang mau lo omongin ke gue?"

"Eh, oh itu, eum nanti aja deh. Lo makan dulu aja. Oh iya, habis ini enaknya kita kemana ya?" ycap Raka sambil pura-pura berpikir.

Jangan. Jangan sekarang.

•°•

Raka hanya bersandar di rak buku sambil menatap Ashila dengan tatapan malas. Kini mereka berdua sedang berada di sebuah toko buku.

"Kak, menurut lo mending gue beli buku yang mana? Yang ini atau yang ini?" tanya Ashila sambil menunjukkan dua buku yang ia sodorkan kepada Raka.

Raka benar-benar tidak mengerti dengan masalah per-novel-an. Ia merasa asing dengan buku-buku yang Ashila sodorkan. Dengan asal, ia menunjuk salah satu buku yang ada ditangan Ashila.

"Hmm, menurut lo gitu ya kak? Tapi menurut gue bagusan yang ini deh. Gue beli yang ini aja deh." ucap Ashila dengan mudahnya sambil berjalan ke kasir untuk membayar.

Raka menahan diri untuk tidak teriak dan mengumpat. Mengapa Ashila bertanya jika kemudian ia memilih pilihannya sendiri. Wanita memang sulit untuk dimengerti.

"Ayo Kak keluar. Kenapa diem aja? Lo mau beli buku?" tanya Ashila heran melihat Raka yang masih bersandar di rak buku sambil memegang kepalanya.

Dengan cepat Raka langsung menggeleng dan segera keluar dari tempat mengerikan itu.

Sekarang mereka sudah sampai ditempat selanjutnya. Yaitu pantai. Ya, Raka sengaja mengajak Ashila ke pantai karena pantai adalah tempat kesukaannya.

Ashila berlarian kesana-kemari dengan kaki telanjang di atas pasir yang berwarna keemasan. Sore ini pantai begitu sejuk. Angin sore membuat rambut Ashila yang tergerai seakan melambai-lambai.

Raka tersenyum kecil melihat gadis yang biasanya jutek dan terkesan galak kini seperti anak kecil yang baru pertama kali pergi ke pantai.

"Kak! Ayo main!" ajak Ashila yang seperti sedang bermain dengan pasir.

Raka menggeleng. "Lo mau minum gak?"

Ashila mengangguk seperti anak kecil sambil terus bermain pasir.

"Nih, minum dulu." ucap Raka seraya memberikan es kelapa muda untuk Ashila. Kemudian ia duduk disebelahnya.

"Lo seneng banget ya?" tanya Raka saat melihat Ashila menyeruput es kelapa muda sambil terus tersenyum.

Ashila menghentikan aktivitasnya.

"Udah lama gue gak seneng-seneng kayak gini. Gue gak nyangka aja kalo lo orangnya. Lo yang bisa bikin hari-hari gue yang flat jadi lebih berwarna. Makasih, Kak." ujar Ashila menatap Raka dalam. Entah mengapa hari ini ia begitu bahagia.

Hati Raka seakan diremas. Ia merasa tersesat. Entah harus bagaimana.

Melihat Raka yang hanya diam, Ashila menyentuh bahu Raka.

"Oh iya kak, katanya ada yang mau lo omongin? Ngomong sekarang aja."

"Emm, pulang yuk Shil. Udah sore banget."

"Tapi-"

"Jangan lupa tuh pake sendal lo. Masa mau nyeker."

Ashila merasa ada hal yang tidak beres dari Raka. Tapi apa?

•°•

"Shil, tau gak? Kalo kita gak bisa tersenyum sambil nafas?" tanya Raka saat ia dan Ashila sedang berada di mobil menuju rumah Ashila.

Tanpa sadar, Ashila mencoba ucapan Raka barusan, tersenyum sambil nafas. Sedetik kemudian Ashila langsung memukul lengan Raka.

"Bisa kok Kak. Nih." ucapnya sambil tersenyum.

"Bercanda. Gue cuma pengen liat lo senyum aja kok, hehe."

Sontak Ashila langsung mencubit perut Raka.

"Aw! Adik kelas gue sekarang udah nakal ya." goda Raka.

"Tau ah!"

"Hahaha bercanda Shil."

Tak lama, mereka berdua sudah sampai di depan rumah Ashila.

"Thanks ya Kak." ucap Ashila tulus.

"Raka mengangguk sambil mengusap-usap puncak kepala Ashila.

"Gue masuk ya Kak." ucap Ashila seraya berbalik badan.

"Ashila bentar," tahan Raka.

Ashila membalikkan badannya. Menatap Raka dengan heran.

"Shil, udahan yuk."

•°•

👉👈

Because Of Truth Or Dare [ COMPLETED ]Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang