Raka menarik nafas dalam-dalam dan menghembuskannya sebelum ia menginjakkan kakinya ke dalam sekolah.
Ia memantapkan diri untuk menemukan bukti bahwa Talitha telah menjebaknya.
Ia berjalan santai seperti biasanya, dengan gaya angkuhnya yang membuat siapa saja menepi, memberikan jalan untuknya.
Namun berbeda dengan hari ini, setiap murid yang dilewatinya langsung saling berbisik, membicarakannya.
"Cih!" Raka berdecih, jadi begini rasanya menjadi bahan ghibahan?
Tiba-tiba ia melihat Bagas, Reza, Rayhan dan Rio yang sedang nongkrong diparkiran seperti biasa. Raka mengangkat tangannya, seolah menyapa mereka.
Hanya saja, hal mengejutkan terjadi, setelah melihat sapaan Raka, bukannya balik menyapa, mereka malah membuang muka, dan meninggalkan parkiran.
Raka terkekeh melihat respon sahabat-sahabatnya itu. Mereka menjauhi Raka?
Walaupun diluar Raka tertawa, namun entah mengapa hatinya terasa sangat sesak, ia merasa kecewa, sahabat-sahabatnya terpengaruh oleh omongan orang dan tidak mempercayainya.
Sungguh, melihat kejadian ini Raka menjadi tidak berselera untuk pergi ke kelas. Lebih baik ia mulai mencari bukti itu sekarang juga.
Ia mulai pergi meninggalkan parkiran dan berjalan santai menuju tempat pertama yang akan ia datangi untuk mencari bukti itu, ruang cctv.
Pergi ke sana adalah pilihan yang tepat, karena ruang itu pasti merekam apapun kejadian yang berlangsung di sekolah ini.
Dengan hati-hati ia membuka ruangan itu dan mengucapkan salam.
"Assalamualaikum, Pak" sapa Raka kepada laki-laki paruh baya yang sedang duduk mengamati layar besar, dimana setiap ruangan yang terdapat cctv terpampang jelas di sana.
Bapak yang sedang asik mengopi itu menoleh, kemudian mengernyitkan dahinya, bingung dengan kehadiran Raka di sini.
"Kamu yang suka mojok di kantin saat jam pelajaran ya?" selidik Bapak dengan name tag Satrio itu.
"Eh, kok bapak tau?" tanya Raka bingung.
"Bahkan saya tau saat jam pelajaran matematika, kamu selalu tidur atau enggak ngemil kuaci bareng temen-temen kamu." ucap Pak Satria datar.
Raka baru sadar bagaimana Pak Satria tahu soal itu semua, tentu saja karena Pak Satrio adalah penjaga cctv.
"Jadi ada apa kesini? Jangan ganggu saya, nanti saya diceramahi lagi oleh Pak Bambang." tanya Pak Satrio tidak ingin basa-basi.
"Anu Pak, saya mau liat rekaman cctv didepan toilet perempuan kemarin sekitar jam 7an." ujar Raka.
Pak Satrio langsung memukul lengan Raka dengan koran yang ada didekatnya.
"Ya ampun anak muda! Istighfar kamu! Ngapain kamu mau liat rekaman cctv didepan toilet perempuan? Mau ngintipin kamu? Jangan ngadi-ngadi kamu!"
"Bukan gitu Pak! Saya harus cari bukti! Rekaman itu bisa jadi bukti kalau saya gak bersalah!" ucap Raka.
Pak Satrio seperti menimbang-nimbang permintaan Raka.
"Ya sudah, jangan lama-lama ya saya sibuk. Ayo sini, kita lihat rekamannya." ucap Pak Satrio mengajak Raka duduk di sebelahnya.
Setelah bermenit-menit mencari, Pak Satrio langsung menepuk dahinya.
"Sepertinya file nya hilang. Cctv disini memang sedikit error. Nanti akan saya coba cari, kalau sudah ketemu, saya panggil kamu."
KAMU SEDANG MEMBACA
Because Of Truth Or Dare [ COMPLETED ]
Novela JuvenilSemuanya berubah hanya karena 1 permainan yang bernama Truth Or Dare. Ashila, gadis kelas XI SMA Anak Bangsa bermain sebuah permainan bersama kedua sahabatnya. Permainan itu bernama Truth Or Dare. Permainan yang menjebaknya dengan sebuah tantangan g...