PART 38- Selesai

1.6K 145 13
                                    

Ashila berlari kearah tak tentu. Ia tak peduli kearah mana ia berlari, yang terpenting ia harus pergi dari kantin. Ia berlari sambil menggigit bibir bawahnya, menahan tangis. Ia tak sanggup melihat dua orang itu, Raka dan Thalita!

Akhirnya ia berhenti di atas rooftop sekolah. Ia menangis sejadi-jadinya di sana. Sudah lama ia menahan diri untuk tidak menangis. Mengapa semuanya palsu? Mengapa Raka menyakitinya? Mengapa Andra membohonginya? Mengapa Talitha juga menipunya? Mengapa semua orang menghabisinya diwaktu yang sama?

Ashila berjongkok sambil menutup wajahnya dengan kedua telapak tangannya. Tubuhnya bergetar hebat. Ia terisak tanpa suara. Ia tidak ingin ada seorangpun yang mendengarnya menangis.

"Ashila. Kenapa lo ada di sini?" Panggilan itu menghentikan isakkan Ashila. Ia menoleh ke sumber suara. Dilihatnya Andra yang menatapnya khawatir.

"Kenapa lo kesini?" Ashila balik bertanya, wajahnya sudah basah oleh air mata.

"Gue biasa ngerokok di sini pas istirahat." jawab Andra.

"Lo ngapain di sini?" lanjut Andra.

"Gak penting!" tukas Ashila sinis. Ia sangat kesal saat mengetahui Andra berkerjasama dengan Thalita.

"Lo kenapa sih?" tanya Andra. Ia benar-benar tak mengerti dengan sikap Ashila.

Ashila langsung bangkit dari posisi jongkoknya. Ia menatap sinis ke arah Andra. "Gue udah tau permainan busuk lo sama Talitha!"

Andra menghela napas. Ia mengusap wajahnya gusar. Permainannya selama ini terbongkar.

"Kenapa lo jahat banget sih Ndra, sama gue?" tanya Ashila. Air matanya kembali mengalir.

"Shil, ini bukan seperti yang lo kira!"

"Gak usah ngeles lo!"

"Gue gak nyangka lo giniin gue, Ndra!"

"Lo kan tau gue-"

"Gue sayang sama lo!" ucap Andra yang terdengar seperti bentakan.

Andra memejamkan matanya sebentar, mencoba menahan emosinya.

"Gue gak suka kalau akhirnya lo jadian sama dia! Gue gak suka ada orang yang ngedeketin lo, apalagi orang itu adalah Raka! Gue gak suka Shil!" ucap Andra.

"Gue sayang banget sama lo! Gue gak mau ada orang yang nyentuh lo kecuali gue! Gue frustasi nahan semuanya Shil! Sampai akhirnya gue kerjasama, sama Talitha!"

"Gue tau, cara yang gue lakuin ini gak ngotak! Gue tau ini jahat! Tapi gak ada cara lain Shil, buat misahin kalian selain gue kerjasama, sama Talitha!"

"Gue terlalu sayang sama lo sampai gue bisa ngelakuin hal gila kayak gini!" ucap Andra menggebu-gebu dengan frustasi.

"Sejak kapan?" tanya Ashila masih dengan air mata yang mengalir.

"Sejak lo sama Raka jadian." Andra menarik napas dalam-dalam sebelum melanjutkan ucapannya.

"Talitha udah suka sama Raka sejak pertama kali mereka ketemu. Talitha berusaha ngedeketin Raka sampai akhirnya mereka bersahabat."

"Terus, waktu kelas sebelas, Talitha nyatain perasaannya ke Raka. Raka marah, Raka cuma nganggap Talitha sebagai sahabat. Tapi Talitha mau lebih, akhirnya mereka jaga jarak gitu, sampai akhirnya lo sama Raka jadian."

"Talitha gak nerima kalau lo sama Raka jadian. Akhirnya dia nyuruh gue kerja sama. Dan disaat itu posisi gue juga lagi sama kayak dia, gue kalut, gue cemburu pas tau kalian pacaran."

"Kita berdua ngelakuin banyak supaya lo sama Raka putus. Akhirnya kalian putus, gue sadar apa yang gue lakuin salah, maaf Shil."

•°•

Raka menatap kepergian Ashila dari kantin dengan sendu. Ia bisa melihat bahwa Ashila berlari sambil menahan tangis. Hati Raka ikut tercabik-cabik melihat gadis yang ia sayangi terluka.

"Raka, lo ngeliatin apa?" tanya Talitha.

Raka menggeleng-gelengkan kepalanya, kemudian tersenyum kepada Thalita.

"Bukan apa-apa Tha. Yuk lanjut makan." jawab Raka. Ya, mungkin ini yang terbaik bagi mereka. Raka tidak ingin mengganggu Ashila dan kehidupannya lagi. Sudah cukup ia menyakiti gadis itu. Tak akan terulang lagi.

Rayhan yang melihat interaksi antara Raka dan Thalita hanya membuang nafas kasar. Ia tak suka melihat pemandangan ini. Adiknya saja sedang terluka entah dimana.

Rayhan bangkit berdiri dan hendak pergi.

"Mau kemana lo?" tanya Reza.

"Toilet."

•°•

"Ashila mana?" tanya Rayhan ketika ia sudah berada di depan kelas Ashila.

"Gak ada Kak." jawab seseorang yang Rayhan tidak kenal.

Rayhan mengusap wajahnya dengan gusar. Ia pergi dari kelas Ashila dan mencari gadis itu lagi. Ia harus menemukan Ashila. Ia tahu bagaimana kondisi Ashila ketika ia sedang sedih. Ia akan menangis sejadi-jadinya.

Tak lama, matanya menangkap sosok adiknya di atas rooftop dengan laki-laki yang tak ia sukai. Tanpa banyak bicara, Rayhan langsung menghampiri mereka.

"Bangsat! Kenapa lo ada di sini? Jauh-jauh dari adik gue!" ucap Rayhan seraya menarik kerah baju Andra.

"Udah Bang! Lepasin!" ucap Ashila sambil menarik baju Rayhan.

Rayhan melepaskan genggamannya di kerah Andra dengan kasar. Andra hanya diam, menatap Ashila sebentar, lalu pergi meninggalkan mereka.

Ashila langsung berjongkok dan menangis lagi. Ia sudah tak sanggup untuk berdiri. Tenaganya seakan sudah terkuras habis hari ini.

Rayhan menatap sendu pada adik perempuan satu-satunya itu. Kemudian ia ikut berjongkok dan memeluk Ashila.

"Don't be sad, Princess." ucapnya sambil mengelus-elus rambut panjang Ashila.

"I can't." lirih Ashila dipelukkan Rayhan.

"Oke kalo lo maunya gitu. Nangis sepuasnya Shil. Keluarin semua air mata lo."

Ashila makin terisak dan mengeratkan pelukannya dengan Rayhan.

"Udah nangisnya?" tanya Rayhan setelah 15 menit.

Ashila mengangguk.

"Yuk kita pulang."

"Tapi-"

"Lo masih mau tetep di sekolah dikondisi lo yang kayak gini? Liat tuh mata lo bengkak. Hidung lo merah ditambah air terjun yang keluar dari hidung lo."

Ashila memanyunkan bibirnya. Sementara itu Rayhan mencoba membuka hoodie yang ia kenakan.

"Pake." ucapnya. Ashila hanya menurut dan memakai hoodie milik Rayhan.

"Ininya juga pake. Buat tutupin muka lo." ucap Rayhan sambil memakaikan kupluk hoodie dikepala Ashila.

"Ayo."

•°•

Maaf banget aku jarang update Because Of TOD😭
Aku akan usahain update setiap Minggu! Doain aja gan guys semoga imajinasi aku lancar😭
Jangan lupa untuk komen dan klik tombol bintang dibawah ini 💕

Because Of Truth Or Dare [ COMPLETED ]Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang