Rasa? Apa Ashila benar-benar mempunyai rasa dengan Raka? Apa mungkin bisa? Bukankah ini hal wajar? Kecewa pada lelaki yang telah menyakiti hati kita? Apa mungkin kecewa ini diakibatkan oleh rasa?
Ashila terus bertanya-tanya dalam hati, apa ia menyukai kakak kelasnya itu? Tapi bagaimana bisa? Entahlah. Semakin memikirkannya, semakin sesak dan perih yang ia rasa.
"Shil! Kok lo bengong sih?" tanya Dira sambil menepuk pundak Ashila. Ashila tersadar dari lamunannya.
"Eh, udah ayo makan! Katanya kalian berdua laper?" ujar Ashila berusaha mengalihkan pembicaraan. Kila dan Dira hanya menghela nafas panjang, maklum dengan sikap Ashila saat ini.
•°•
"Ashila!" panggil Andra dari arah parkiran sambil melambai-lambaikan tangannya seakan menyuruh Ashila menghampirinya. Mau tak mau, Ashila menghampiri Andra.
Ashila tersenyum. "Kenapa Ndra?"
"Ayo naik! Gue anter lo pulang!" ajak Andra.
Ashila menggeleng.
"Gue gak mau ngerepotin lo Ndra! Gue bisa pulang sendiri!" tolak Ashila halus. Namun, bukan Andra namanya kalau ia tidak bisa membuat Ashila berkata 'iya'.
"Shil, Mami lo tadi nelfon gue. Gue mau bantuin Mami lo masak buat makan malem!" ucap Andra sambil tersenyum bangga.
"Hah? Serius lo?" tanya Ashila tak percaya.
"Tapi kan Rayhan-"
"Masalah itu dah diatur!"
Tanpa basa-basi, Andra langsung memakaikan helm ke kepala Ashila. Kemudian ia menepuk-tepuk jok belakang motornya, menyuruh Ashila duduk.
Sambil terkekeh, Ashila langsung duduk dibelakang Andra. Sahabatnya itu memang mengejutkan.
Tanpa mereka sadari, dari kejauhan ada Raka yang sedang memperhatikan mereka dengan tatapan cemburu.
•°•
Setelah sampai di rumah Ashila, Andra langsung menyalami Meli, Maminya Ashila.
"Assalamualaikum Mami!" sapa Andra sambil mengucapkan salam. Meli membalas salam Andra dengan gembira.
"Waalaikumssalam Ndra! Makin ganteng aja kamu ya!" ucap Meli.
Andra menggaruk tengkuknya sambil tersipu.
"Bisa aja Mami!" ujar Andra. Mereka langsung masuk kedalam rumah dan berbincang-bincang.
"Coba aja kalau Ashila jomblo, pasti langsung Mami kawinin sama kamu Ndra!" ujar Meli dengan nada bercanda. Ia tahu bahwa Ashila dan Raka berpacaran.
Kawin? Batin Ashila.
"Ashila punya pacar?" tanya Andra dengan raut wajah kaget.
"Ashila udah putus!" jawab Ashila dengan cepat. Meli yang mendengar hal itu langsung terkejut.
"Kamu udah putus sama Raka?" tanya Meli.
Ashila hanya mengangguk mengiyakan.
Andra yang mulai merasakan suasana canggung langsung terkekeh.
"Yes! Jadi Mami bisa kawinin kita dong?" ujar Andra dengan nada bercanda. Meli langsung tertawa kecil begitu juga dengan Ashila.
"Ayo Mi kita masak!" ajak Andra.
Mereka pun langsung pergi ke dapur dan mulai memasak makanan untuk makan malam.
Ditengah-tengah acara memasak, ponsel Andra yang tergeletak di meja ruang tamu berdering. Ashila yang tak sengaja lewat setelah mengambil sesuatu, langsung melihat kearah ponsel Andra.
Ashila terkejut ketika melihat nama yang tertera di ponsel Andra, Talitha. Talitha menelfon Andra.
Apa hubungan mereka? Diam-diam Andra dekat dengan Thalita tanpa memberitahunya? Huh! Sahabat macam apa Andra ini!
"Andra! Ponsel lo bunyi!" ujar Ashila yang kemudian melanjutkan kegiatan memotong sayuran.
Andra langsung berjalan kearah ruang tamu untuk mengangkat telfonnya.
•°•
"Huh!" Sudah berulang kali Raka menghela nafas kasar, membuat keempat temannya itu jengkel.
"Huh hah huh hah! Dari tadi lo mau ngomong apaan si? Kita udah lumutan nunggu lo ngomong!" ujar Rio kesal. Pasalnya Raka bilang ia ingin mengatakan sesuatu namun dari tadi yang mereka dengar hanyalah nafas keluh Raka.
Kini mereka berlima sedang bersantai dirumah Bagas dan mereka berencana untuk menginap di sana.
"Tau lo! Lo lagi naber ya?" tanya Rayhan asal. Sehingga satu jitakan kasih sayang dari Raka mendarat di kepalanya.
"Aw! Gak ada akhlak lo!" ucap Rayhan sambil memegangi kepalanya.
"Lo sih, bego dipelihara!" balas Raka.
"Bacot lu semua!" ujar Bagas yang sedari tadi hanya diam.
"Apaan sih lo ikut-ikutan aja!" ucap Rayhan sambil menyentil bibir Bagas membuat Bagas meringis.
"Indahnya keributan ini!" gumam Reza dengan senyum mengembang.
"Udah diem! Gue mau ngomong serius!" ucap Raka dengan raut wajah serius. Suasana pun secara otomatis menjadi serius. Rayhan, Bagas, Rio dan Reza sangat penasaran dengan apa yang akan dikatakan Raka.
"Gue putus sama Ashila!" ucap Raka dengan santai. Namun hatinya begitu sesak. Ia sangat membenci rasa sesak itu.
Rayhan, Bagas, Rio dan Reza yang mendengar itu langsung melotot dengan mulut yang menganga lebar.
"Gak usah lebay!" ujar Raka kesal.
"Serius lo?" tanya Rayhan.
"Kok bisa?" lanjut Reza.
"Lo gak lagi berjanda kan?" timpal Bagas.
"Bercanda gas!" ralat Rio.
"Iya itu maksud gue!" ucap Bagas.
"Gue serius!" ucap Raka tenang.
"Tapi kan belum sebulan! Ya kan guys?" ujar Bagas.
Reza mengangguk. "Kenapa lo harus putus sekarang? Ada masalah?"
"Gue gak mau mainin perasaan Ashila!" ujar Raka.
"Hilih! Biasanya juga lu mainin perasaan banyak cewek Rak!" celetuk Rio.
"Udah! Bagus lo mau berhenti mainin perasaan adik gue! Tapi lo inget kan? Waktu kita mulai main game ini, ada perjanjiannya? Lo yakin sama pilihan lo?" ucap Rayhan.
"Gue tau konsekuensinya! Gue bakal tembak Talitha! Tembak doang kan? Gak harus jadian? Terus abis itu tinggal bilang dare?"
Keempat temannya itu mengangguk dengan raut wajah kasihan. Namun, janji adalah janji. Mau tak mau harus ditepati. Apalagi Raka adalah lelaki. Karena laki-laki itu yang dipegang adalah janjinya.
•°•
Tinggalkan jejak🤗
KAMU SEDANG MEMBACA
Because Of Truth Or Dare [ COMPLETED ]
Novela JuvenilSemuanya berubah hanya karena 1 permainan yang bernama Truth Or Dare. Ashila, gadis kelas XI SMA Anak Bangsa bermain sebuah permainan bersama kedua sahabatnya. Permainan itu bernama Truth Or Dare. Permainan yang menjebaknya dengan sebuah tantangan g...