Asbi, Angga, Al dan Gema berkumpul di taman Fakultas Ekonomi, Asbi jelas saja kesal karna Gema tak kunjung bicara seolah Gema tiba-tiba bisu mendadak. Sementara Gema terus bertanya apakah sahabatnya ini yakin ingin tau dengan berita yang akan ia sampaikan membuat Al memuncak emosi nya karna ia dilanda penasaran dan terasa seperti dipermainkan oleh Gema sahabatnya ini.
"Berita apa sih Gem? Sampe konyol lagi gue ceburin loe ke kolam teratai" kesal Asbi akan mendorong Gema ke kolam teratai Fakultas Ekonomi
"Aduh... Tapi gue gak yakin jadinya kalo loe semua pada mau denger" keluh Gema menggaruk kepalanya yang tak gatal
"Gem... Loe membuang waktu gue" kesal Al
"Paling berita cewek yang loe php-in nangis bombay dan nungguin loe di kelas kan?" tebak Angga asal saja
"Anjay! Gak lah" umpat Gema kesal
"Terus apa?" tanya Asbi melempar dedaunan kering kearah Gema
"ARWENDO DINYATAKAN BEBAS DAN BERSIH DARI TUDUHAN" ucap Gema menekankan setiap kata-katanya
Satu detik...
Dua detik...
....
Sampai lima detik....Asbi, Angga dan Al menatap Gema tak percaya sedangkan Gema hanya menatap ketiga sahabatnya datar.
💔
Icha berlari di koridor fakultas ekonomi mengejar Nay sahabatnya itu.
"Nay tungguin gue kali" ucap Icha menahan Nay
"Sumpah ya Cha... Gue badmood jadinya" keluh Nay malas
"Loe males gara-gara apa? Si inu apa si ono?" tanya Icha hanya menyebutkan inisial saja
"Inu ono... Loe pikir pegel linu" ketus Nay kesal
"Hahahaha" tawa Icha terbahak. "Abisnya loe males kalo dengerin nama si inu atau si ono yang sebenarnya" ucap Icha
Ponsel Nay berdering, Nay langsung mengambil handphone di saku celana jeans belakangnya dan melihat id caller nomor tidak ia kenali sama sekali namun karna Nay adalah petinggi senat ini mungkin saja dosennya yang menelpon pikir Nay langsung saja menjawabnya.
"Halo" sapa Nay
Penelpon di seberang sana terlihat ragu dan masih terdiam karna suara itu kembali ia dengar.
"Halo" sapa Nay lagi merasa tak ada sahutan dari penelponnya
Penelponnya masih terdiam ia ragu apakah suaranya dikenali atau tidak.
"Loe gak ngomong gue tutup telponnya" ketus Nay akan mematikan sambungan telponnya
"Hai Nay"
Nay terdiam suara itu membuatnya gemetar hebat bahkan binder yang di pegangnya terjatuh begitu saja, saking dahsyatnya sapaan singkat itu.
"Mau apa loe hah?" tanya Nay emosi
Icha terlihat khawatir dan mengambil binder Nay yang terjatuh tadi sambil menenangkan Nay yang tiba-tiba saja emosi setelah menerima panggilan telpon.
"Aku mau minta waktu kamu sebentar aja"
"Gue gak ada waktu buat ketemu sampah kayak loe" ketus Nay tajam dan langsung mematikan sambungan telponnya begitu saja ia tau kata "sampah" tadi sangat kasar tadi itulah sebutan yang pantas untuknya setelah apa yang ia lakukan pada Nay
"Siapa Nay?" tanya Icha
"Sampah itu" sahut Nay masih terdengar emosi dan langsung meninggalkan Icha
"Nay gue mumet nih? Siapa sih? Tungguin gue Nay" teriak Icha berlari mengejar Nay
"ARWENDO" sahut Nay kembali menoleh dan mempercepat langkahnya
Icha bagaikan tersambar petir mendengar nama itu di telinga nya lagi, ia ingat persis apa yang Arwendo lakukan pada Nay sampai Nay begitu membenci Arwendo sampai detik ini walaupun Arwendo pernah menjadi kakak angkat Nay, tapi Nay sendiri lah yang memutuskan hubungan persaudaraan itu setelah Arwendo masuk penjara.
💔
Sementara Asbi, Angga dan Al masih terdiam setelah berita yang disampaikan Gema tadi sampai akhirnya Gema bosan dan buka suara.
"Kita harus siaga dong... Siapa tau aja Nay muncul dengan gebrakan baru dan bakal ngehajar Arwendo setelah ini" ucap Gema
"Loe apaan sih seolah loe belain sampah itu" protes Asbi marah
"Biarin aja... Kali ini justru gue bakal bantuin kalo Nay akan ngebunuh sampah itu" sahut Angga tajam
"Hei kita ini mahasiswa... Jaga almamater kita" tegur Al bijak
"Ngebunuh raga gak sebanding dengan ngebunuh jiwa Al... Jiwa Nay mati karna Arwendo dan Aslan karna manipulasi itu... Nay hidup tanpa jiwanya ibarat manekin barbie... Sakitan mana? Sakitan mana?" bentak Angga emosi
"Nga, tenang Nga" lerai Asbi menarik Angga menjauh dari Al
"Arwendo harus bayar lebih dari nyawa... Gue bakal ngebunuh sampah itu dengan tangan gue sendiri" tegas Angga langsung mengambil tasnya dan pergi begitu saja
"Angga" teriak Gema
"Anggara Adrian Imanullah gak gini caranya nyelesaiin masalah... Angga" teriak Asbi kesal
"Anggara" teriak Gema langsung berlari mengejar Angga dan menahan Angga
"Apalagi Gem hah? Gue benci orang-orang yang mendekati Nay hanya untuk menyakiti Nay membunuh jiwa Nay... Gue yang akan buat perhitungan sama orang-orang itu karna mereka Nay menderita sampai detik ini" bentak Angga
"Ok ok gue ngerti Nga... Tapi buat perhitungan juga harus pake otak waras loe.. Loe sekarang kacau Nga" bentak Gema kesal
"Argghhh!!!" kesal Angga langsung meninggalkan Gema
"Angga... Ozik come back" teriak Gema
Angga menoleh dan menatap tajam Gema
"Ozik come back" ucap Gema mengulangi ucapannya
"Seharusnya dia gak pernah kembali" tegas Angga langsung pergi begitu saja
Gema menghela napas ia sengaja menyembunyikan berita kedua dari Asbi dan Al karna ia tau persis reaksi 2 sahabatnya itu jika mendengar nama Ozik dan pasti akan lebih meledak daripada Angga.
💔
Ozik comeback seolah momok menakutkan bagi Angga? Karna apa? Karna Angga tau Nay penasaran dengan kecelakaan yang dialami Ozik beberapa tahun lalu bahkan pernah dianggap meninggal.
Jangan lupa vommentnya ya guys.
Salam hangat
Asbiqunal_
KAMU SEDANG MEMBACA
The Wounded Heart <Selesai>
AcakSeri keenam 'The Sixth' Rahasia masa lalu Asbi dan Gema tak sengaja diketahui oleh Angga. Membuat persahabatan mereka dipertaruhkan. Dan rahasia-rahasia lainnya yang masih misterius sewaktu SMA dulu kini mulai satu per satu mengurai. Siapa sebenarny...