"Aku rasa butiran salju yang turun malam itu membawa cinta yang hangat untuk kita. Seolah mereka membuat segalanya menjadi beku tapi ternyata itu tidak merubah apapun. Mereka hanya turun mengikuti jalannya. Sama seperti kita, kita juga bersama dengan mengikuti jalannya kita"
Chen terbangun tepat tengah malam. Dia menghidupkan kamar dilampunya. Dilihatnya pada single bed yang berada tidak jauh dari single bed miliknya, Chan masih terlelap dalam tidur, larut dalam mimpi dimalam hari. Chen berjalan mendekati jendela yang didepannya, dia melihat salju turun untuk pertama kalinya di kota itu, malam itu, sangat cantik. Chen tersenyum dan menghembuskan nafasnya dikaca jendela. Chen membuat gambar yang berbentuk hati dengan jarinya. Banyak sekali salju yang turun. Berlarian menuju dataran. Bersama-sama mereka turun menembus hangatnya musim menggantikan nya menjadi sedikit lebih dingin. Besok pagi dipastikan semua orang akan menggunakan mantel yang sangat tebal dan beberapa tepi jalanan akan didapati tumpukan es yang putih. Chen berjalan mendekati single bed milik Chan. Dia mencoba untuk berbaring disamping Chan walaupun itu terasa sempit. Chen masuk kebawah selimut yang digunakan Chan. Laki-laki itu mendekap erat saudara kembarnya. Chan yang berada disampingnya mulai merasakan hembusan nafas yang lain. Chan merasa seseorang baru saja tidur disampingnya. Chan membuka mata dan ya, dia mendapati Chen sedang tersenyum menatap muka bantal Chan.
"lo gak ada kerjaan lain selain nempelin gue kayak gini?" tanya Chan pada Chen.
"malam ini salju turun. Cantik sekali" ungkap Chen membuat Chan langsung melebarkan kedua matanya. Chan langsung bangun dari tidurnya dengan cepat. Segera Chan turun dari tempat tidurnya sehingga membuat Chen ambruk kelantai. Chen meringis kesakitan menahan tubuhnya yang terpental dilantai akibat ulah Chan yang berlari mendekati jendela dan melihat indahnya salju.
"ini cantikkk" omel Chan sedikit berbisik pada dirinya sendiri.
"ayo kita bangunin yang lain" ajak Chen setelah dirinya membuka pintu kamar mereka lebih dulu. Chan berjalan keluar memgikuti Chen didepannya. Kamar yang harus mereka datangi lebih dulu adalah kamar Baeky yang berada tepat disamping kamar Chan dan Chen. Mereka menerobos masuk kedalam kamar Baeky yang setiap malam tidak akan pernah dikunci oleh Baeky. Dia tahu kebiasaan semua saudara-saudaranya, bahwa mereka bisa masuk kapan saja tanpa perlu membangunkan Baeky. Chen dengan cepat langsung loncat keatas tempat tidur Baeky dan memeluk Baeky dengan erat. Begitu juga dengan Chan, Chan melakukan hal yang sama seperti Chen pada Baeky. Mereka berdua mencoba untuk membuat Baeky terbangun dari tidur dengan cara yang tidak biasa. Baeky masih mendengkur. Sangat lelap sampai dia tidak merasakan kehadiran kedua saudaranya.
"Baeeekkkkk banguuunnn" panggil Chen dengan nada yang begitu romantis.
"Banguunn Baeeeekkk" lanjut Chan kali ini mengusap pipi Baeky dengan pelan.Baeky yang akhirnya merasakan bahwa tempat tidurnya terasa begitu penuh, mencoba untuk membuka matanya secara perlahan. Baeky melihat kehadiran Chan dan Chen disana. Baeky mengambis nafasnya dalam sebelum dia mungkin akan mengeluarkan suaranya yang paling tinggi.
"ABAAAAAAANGGGG" akhirnya Baeky berteriak sangat besar sampai membuat Chan harus menutup mulut Baeky cepat, sedangkan Chen menutup telinganya dengan rapat.
"diluar salju turun. Cepet bangun" ucap Chen setelah dia membuka kedua telinganya. Baeky mengerjapkan kedua matanya beberapa kali seolah tidak percaya. Chan melepaskan tangannya dari mulut Baeky, dengan cepat Chan menarik Baeky untuk bangun dan mendekat kearah jendela yang berada tepat dibelakang meja belajar Baeky.
"oh my god!!! Gilaaaakkkk!!! Ini yang namanya magic hour dimalam hariiiiiiiiii. Kereeeeeenn bangeeettt" katanya begitu antusias. Baeky menatap kearah Chan dan Chen secara bergantian. Wajah devilnya seakan mengeluarkan ide yang super jahat. Baeky seperti akan merencanakan sesuatu bersama Chan dan Chen.
"apa?" tanya Chan kali ini penasaran.
"kita bangunin Bang Suho dulu, abis itu kita bangunin baru bangunin Sehun. Dia yang terakhir aja bang. Ingat, malam ini adalah hari apa?" tanya Baeky pada Chan dan Chen.
"hari dimana ibu melahirkan Sehun" jawab Chen dengan melebarkan senyumnya.
"kita semua tahu Sehun kalo tidur kayak orang mati. Susah banget bangunnya. Jadi malam ini kita bakal bikin dia bangun pakek lagu terus kita besarin volumenya. Abis itu kita nyanyi kayak orang gila aja sampe dia bangun" jelas Baeky dengan senyum devilnya. Chan dan Chen dengan cepat langsung menyetujui rencana Baeky.
KAMU SEDANG MEMBACA
The First Snow
FanfictionBersama Suho, Baeky, Umin, Chan, Chen, Kai, Sehun, Lay dan Dokyung musim gugur segera berakhir, artinya dia juga harus mengakhiri segala nya untuk melanjutkan musim selanjutnya. Mungkin akan terasa sangat sulit tapi dia begitu antusias menantikannya...