CHAPTER XII

84 12 16
                                    

"Bagaimana kita berjalan dijalan yang sama atau dijalan yang berbeda itu adalah sesuatu yang kita tidak bisa sebut dengan takdir. Itu keputusan kita. Itu menjadi pilihan kita. Sementara takdir adalah bagaimana kita bertahan dijalan ditengah badai salju dan kita tertimbun salju bersama dan kita tidak menyesalinya"

Siang itu Sehun baru keluar dari ruang kelasnya. Jam pelajaran baru saja selesai. Sehun dengan gayanya yang terlihat tengil tapi sebenarnya tidak berjalan menyusuri koridor sekolah sampai keluar gerbang sekolah. Sehun berniat untuk berjalan menuju halte bus yang berada tidak jauh dari sekolahnya. Pakaian seragam sekolahnya masih terlihat rapi, Sehun tidak punya banyak waktu untuk membuat pakaiannya berantakan seperti anak-anak yang lainnya. Mantel tebal juga syal yang melilit cantik dilehernya membuat Sehun melewati musim dingin dengan baik. Musim dingin yang akan berteman dengan Sehun selama beberapa bulan kedepan. Setibanya Sehun diambang pintu gerbang sekolah yang cukup besar, Sehun mendapati tiga sosok laki-laki yang sangat dikenalinya. Sosok laki-laki yang berdiri disamping sepeda mereka masing-masing. Sehun tahu itu adalah Baeky, Kai dan Lay. Sehun berlarian kearah mereka bertiga keluar dari halaman sekolah.

"jemput gue?" tanya Sehun pada Baeky yang duduk diatas sepedanya.
"menurut lo gue jemput penjaga sekolah yang berdiri disana?" tunjuk Baeky pada seorang bapak setengah tua dengan seragam hitam.
"yakali lo mau jemput dia" balas Sehun pada Baeky.
"kita mau ke Universe. Mau ikut atau mau pulang naik bus aja?" tanya Baeky pada Sehun. Tanpa menjawab Sehun langsung duduk dengan cepat dibelakang Baeky.
"yayayayayaya, ban sepeda gue bisa bocor kalo lo naiknya kayak gitu. Badan lo berat aih" omel Baeky yang langsung mendapat pelukan erat dipinggangnya dari Sehun. Sehun menyandarkan kepalanya ditubuh bagian belakang Baeky. Sementara Kai dan Lay melihat tingkah Baeky dan Sehun sedari tadi hanya tertawa puas.
"lo berdua emang pas banget ya jadi abang adek" goda Kai kali ini sambil tertawa.
"Sehun sayang sama Abang Baeky?" tanya Lay pada Sehun.
"Sehun sayang banget kok sama Abang Baeky. Apalagi kalo tiap hari bisa dianter jemput sama Abang Baeky" kata Sehun membuat Baeky akhirnya memutar setengah tubuhnya dan memberikan pukulan kecil pada kepala Sehun.
"IN YOUR DREAM!!!" balas Baeky membuat Sehun menampilkan wajah cemberutnya.
"gapapa yang penting hari ini Sehun dijemput Abang Baeky tersayang" balas Sehun dengan wajah yang membuat Baeky semakin merasa sangat jijik dengan tingkah adik bungsunya itu.
"Hahahaha" Kai dan Lay semakin tertawa lebar.
"puas banget lo berdua yaa. Kayak lagi nontonin sirkus" balas Baeky lalu mengayuh sepedanya bersama Kai dan Lay yang mengikuti Baeky dari belakang. Mereka berjalan menyusuri jalanan yang basah karena tumpukan salju semalam sampai tadi pagi. Baeky mengayuh sepedanya dengan penuh tenaga.
"lo kok berat banget sih. Banyak dosa yaa!!" oceh Baeky pada Sehun yang duduk santai dibelakang.
"otot-otot gue makin besar bang" jawab sehun dengan polosnya.
"berasa atletis banget sih badan lo. Gue turunin juga lo disini" katanya pada Sehun menunjuk tepian jalan.
"ntar lo nyesel ninggalin gue dipinggir jalan" balas Sehun.
"najis!!" balas Baeky cepat.

Baeky bersama Sehun dan Kai juga Lay terus mengayuh sepeda mereka ditengah musim dingin yang belum lama datang di kota itu. Musim dingin yang datang bersamaan dengan hujan es dan butiran salju yang turun dimalam hari sampai pagi bahkan siang dan juga sore. Mereka menyusuri jalanan yang tetap terlihat ramai sampai dimana mata Baeky mengarah pada sosok yang baru dikenalnya. Bonara. Bonara bersama Sikmanuel yang duduk tidak jauh dari mereka berada. Bonara bersama Sikmanuel duduk disebuah taman yang ada disana. Bonara dengan mantel pink muda sementara Sikmanuel dengan mantel hitam dan sneakers putihnya. Baeky dengan cepat menghentikan tiba-tiba sepedanya membuat dahi Sehun menabrak tubuh Baeky dari arah belakang. Kai dan Lay yang bingung dengan Baeky akhirnya mengikuti arah pandangan Baeky saat itu. Mereka menangkap sosok Bonara dan Sikmanuel yang sedang berbicara sangat serius. Kai yang mengkhawatirkan keadaan Bonara akhirnya memilih untuk menepikan sepedanya di parkiran taman dan memilih untuk memantau Bonara yang sedang bersama Sikmanuel. Baeky, Sehun dan Lay akhirnya mengekori Kai dari belakang. Mereka memelih untuk duduk ditempat yang berada tidak jauh dari Bonara dan Sikmanuel. Mereka duduk membelakangi Bonara dan Sikmanuel, dari sana samar-samar terdengar pembicaraan dari Bonara dan Sikmanuel.

The First SnowTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang