CHAPTER 34

157 16 12
                                    

"Semesta, di musim dingin ini, aku sampaikan lembaran cinta untuk mereka yang terlihat lemah namun sejatinya sangat kuat melebihi baja yang melebur bersama api

Ups! Gambar ini tidak mengikuti Pedoman Konten kami. Untuk melanjutkan publikasi, hapuslah gambar ini atau unggah gambar lain.

"Semesta, di musim dingin ini, aku sampaikan lembaran cinta untuk mereka yang terlihat lemah namun sejatinya sangat kuat melebihi baja yang melebur bersama api. Ini seperti aku akan mencintai suatu bayangan yang tampak nyata dan aku ingin hidup untuk ribuan tahun lagi"

Malam itu, Suho membawa Bonara bersama Chan, Chen juga Umin dan Dokyung untuk makan malam bersama Kyonara, Kivano juga Baeky dan Sehun yang sedang berada dirumah. Hari itu Kivano mengambil jadwal libur untuk menemani Kyonara dan buah hati mereka dirumah. Hari itu dimusim dingin, untuk pertama kalinya mereka semua yang berada dirumah menjadi sangat kerepotan dengan suara tangisan bayi yang sangat nyaring setiap beberapa jam sekali. Baeky dan Sehun tampak kelelahan setelah membantu Kivano dan Kyonara mengurus Yoora dan Kinno. Baeky dan Sehun terdampar diatas ranjang tidur mereka dikamar masing-masing. Sementara Kyonara sedang memasak beberapa menu makanan didapur untuk makan malam mereka dan Kivano sedang berada dikamarnya, Kivano sedang memeriksa beberapa laporan kerja yang dibawanya pulang kerumah agar Kivano dapat membantu Kyonara mengurus Yoora dan Kinno juga dapat bekerja dirumah secara bersamaan. Kivano merasa kesulitan jika dirinya harus meninggalkan Kyonara bersama bayi kembar mereka. Kivano berpikir bahwa Kyonara akan sangat membutuhkan dirinya untuk merawat Yoora dan Kinno bahkan kedua adik mereka Baeky dan Sehun saja hampir menyerah dengan Yoora dan Kinno yang terlalu aktif menangis dan terlalu senang untuk tidur dimusim dingin. Hari itu Baeky dan Sehun benar-benar dilanda rasa lelah dan frustrasi setelah membantu Kivano dan Kyonara mengatasi tangisan Yoora dan Kinno. Bayi kembar itu selalu menangis kencang saat mereka merasakan kelaparan. Yoora dan Kinno sangat menginginkan asi Kyonara dengan kadar yang sangat banyak. Untungnya, semenjak Yoora dan Kinno lahir Kyonara telah memiliki asi yang cukup untuk kedua bayinya yang sangat lucu. Kivano juga selalu membuat perasaan Kyonara dalam keadaan yang sangat baik agar Kyonara dapat memberikan asi nya pada Yoora dan Kinno dengan cukup. Menurut beberapa ahli kadar asi tergantung dari bagaimana main set seorang ibu terhadap dirinya. Rasa percaya diri juga mood yang baik akan membantu seorang ibu memproduksi asi dengan baik. Orang-orang disekitar mereka juga sangat berpengaruh untuk produksi asi dari seorang ibu. Kyonara selalu berbicara pada dirinya sendiri dengan penuh percaya diri bahwa Kyonara mampu memberikan asi yang cukup untuk Yoora dan Kinno sampai mereka berusia dua tahun. Kyonara juga selalu mengatakan pada dirinya sendiri bahwa dirinya memiliki asi yang lebih dari cukup untuk Yoora dan Kinno. Kivano juga selalu meyakinkan Kyonara bahwa Kyonara mampu memproduksi asi dengan baik dan Kyonara dapat memberikan asi yang banyak untuk Yoora dan Kinno. Untuk beberapa hal, Kyonara juga memerah asi nya dan disimpan didalam kantung asi dan dimasukkan kedalam lemari pending untuk persediaan Yoora dan Kinno jika Kyonara harus melakukan beberapa hal lain dirumah, seperti mengurus pekerjaan rumah dan beberapa laporan pekerjaannya yang dikirim kerumah. Saat Kyonara sedang melakukan beberapa hal itu, asi yang diperah Kyonara dalam diberikan untuk Yoora dan Kinno oleh Kivano atau adik-adiknya yang siap membantu Kyonara untuk menjaga dan merawat Yoora dan Kinno. Sama seperti malam itu, Suho bersama Chan dan Chen sedang mengasuh Yoora dan Kinno bersamaan. Mereka membawa Yoora dan Kinno duduk diruang keluar bersama Umin dan Dokyung sedangkan Kivano masih berada dikamarnya mengurus beberapa pekerjaan. Lay dan Kai masih sedang dalam perjalan pulang, hari itu mereka pergi keperpustakaan untuk mengerjakan beberapa hal dan membiarkan Baeky terjebak dirumah bersama Sehun dan kedua ponakan mereka. Kyonara sedang bersama Bonara berada didapur. Mereka sedang mempersiapkan beberapa hidangan makanan untuk makan malam mereka. Kyonara membuat makanan yang nampak bergitu lezat sampai membuat Bonara sudah tidak sabar untuk segera mencicipi setiap masakan Kyonara.
"kak, Baeky sama Sehun kemana, kok gak. Kelihatan dari tadi. Biasanya mulutnya Sehun udah nyerocos aja" tanya Bonara pada Kyonara.
Kyonara tertawa kecil saat Bonara menanyakan keberadaan Baeky dan Sehun saat itu. "mereka dikamar, hari ini mereka hampir gila karena dengerin suara nangisnya Yoora sama Kinno. Tadi juga diminta Kivano buat ngasuh Yoora sama Kinno mereka kewalahan. Hehe" cerita Kyonara pada Bonara.
Bona tertawa saat mendengar cerita Kyonara mengenai keadaan Baeky dan Sehun. Bonara dapat membayangkan bagaimana repotnya Baeky dan Sehun membantu Kyonara untuk mengurus Yoora dan Kinno. "hahaha. Kasihan banget mereka kejebak diantara anak kembar" kata Bonara pada Kyonara.
"aku sih gak tega lihat mereka kesusahan juga tapi aku seneng aja lihat mereka ribet ngurusin Yoora sama Kinno" balas Kyonara pada Bonara.
"untung aja hari ini masih ada Bang Ki, kak, kalo Bang Ki besok udah kerja lagi gimana nasib dua anak itu. Hahaha" tambah Bonara pada Kyonara.
"hahaha. Besok ada Lay juga kok. Katanya mereka libur" balas Kyonara pada Bonara.
"wahahaha pasukan yang bakal gila malah nambah lagi ya kak" kata Bonara membuat Kyonara tertawa. "rasanya jadi ibu gimana kak. Apalagi punya anak kembar" tanya Bonara pada Kyonara.
"exhausted but exited!! Nanti kalau kamu udah nikah terus punya anak, mau itu anak kembar atau bukan kamu bisa rasain apa yang aku rasain saat ini. Rasanya melelahkan tapi sangat menyenangkan diwaktu yang bersama. Kita bahkan kurang tidur dan untuk mengurus diri kita sendiri aja kadang gak sempat, semuanya kita lakuin untuk anak. Setelah mereka lahir semua fokus kita untuk anak. Semua yang kita mau lakuin pasti kepikiran langsung ke anak. Bahkan kalau kita jauh dikit sama anak rasanya rindu banget padahal sekarang aku masih cuti kerja" kata Kyonara pada Bonara. "perasaan seorang ibu itu gak bisa dijelasin sama apa-apa. Semuanya ngalir gitu aja. Aku rasa ini baru permulaan, aku yakin setiap harinya tugas dan tanggung jawab seorang ibu semakin banyak. Cinta dan kasih sayang seorang ibu setiap harinya semakin besar. Semuanya mereka lakukan untuk anak-anak mereka juga suami mereka. Terkadang aku berpikir apa perasaan mereka diluar sana yang sampai hati menelantarkan anak mereka, menyiksa anak mereka, membuat luka dihati anak mereka bahkan anak mereka harus digugurkan saat anak mereka belum sampai kedunia ini. Terlebih seorang suami atau istri yang saling meninggalkan keluarga merek, membuang jauh perasaan cinta dan kasih sayang mereka, mengabaikan setiap kenangan dan perjuangan mereka untuk hidup bersama selama itu. Aku berpikir kalau mereka benar gak mencintai satu sama lain, kenapa mereka harus memaksa untuk bersatu. Apa karena mereka melihat diri mereka cantik dan ganteng? Atau mereka melihat diri mereka kaya dan miskin. Kenapa semuanya menjadi tolak ukur untuk berumah tangga. Aku sadar, materi adalah point utama didalam hidup ini. Mereka mengatakan bahwa uang segalanya. Bahwa tanpa uang mereka gak akan bisa makan hari itu, anak mereka gak bisa minum susu dengan baik, bahkan mereka mengatakan apakah cinta aja cukup. Mereka bilang jangan mau makan cinta disaat dunia semakin keras untuk membuat orang-orang menjadi hidup. Apa yang salah dari cinta. Aku menyadari cinta sama sekali gak bisa dimakan, tapi cinta bisa dirasakan. Kamu tahu, tanpa kita sedari, cinta yang membawa kita ada dunia ini. Rasa sayang dan cinta dari Tuhan yang besar untuk kita semua yang membiarkan kita ada didunia seluas ini. Aku ingin mereka percaya, kesulitan apapun dirumah tangga mereka dan keluarga kecil mereka semuanya bisa teratasi ketika memilih untuk tetap bersama. Cinta yang menguatkan mereka atas ini semua. Uang itu sesuatu yang tabu. Hal setabu itu membuat kita lupa dan buta bagaimana kita bisa hidup saat ini. Bukan karena uang, tapi karena kasih sayang Tuhan pada kita. Kalau mereka bilang aku bisa bicara yang seperti ini karena aku memikili pekerjaan yang mapan, rumah yang besar, keluarga yang juga mapan, itu salah. Semua yang aku miliki saat ini bisa aja hilang dalam waktu sepersekian detik lagi. Kenapa mereka menganggap yang kaya itu selalu mudah. Nyatanya gak ada yang lahir dalam keadaan beremas. Mereka sama tanpa sehelai pakaian. Ibu mereka yang memberikan selembar kain tipis untuk anak-anaknya. Kenapa mereka gak bisa mempercayakan semuanya pada Tuhan. Kenapa materi mengaburkan pandangan mereka akan kuasa Tuhan. Mereka bersikap seolah mereka benar dan kita yang salah padahal mereka juga salah. Mereka gak pernah memilih untuk hidup susah, aku tahu itu. Tapi itu bukan berarti Tuhan bersikap jahat pada mereka. Mereka hanya gak tahu bagaimana caranya untuk ikhlas, sabar dan menerima semuanya dengan baik. Mereka hanya gak tahu bagaimana caranya untuk tetap bersyukur pada sebutir beras yang mereka dapat hari itu. Aku menyayangkan keadaan dimana mereka menindas cinta mereka untuk anak-anak mereka, menindas cinta mereka untuk pasangan mereka. Aku sedig dengan semua kenyataan yang sebenarnya bukan karena Tuhan tapi karena tindakan bodoh manusianya. Mereka bilang aku tanpanya akan baik-baik aja, lalu bagaimana dengan kematian. Apakah mereka bisa membenamkan diri mereka sendiri ketanah tanpa bantuan orang lain. Orang yang disakiti dan menyakiti memiliki pandangan yang berbeda. Untuk mereka yang merasa disakiti pasti mereka melakukan hal yang sangat benar terlebih jika mereka diminta untuk bersaksi bahwa orang yang mereka sakiti sangat salah. Hal apapun akan mereka lalukan untuk membuat orang yang menyakiti mereka merasa berdosa. Sedangkan untuk mereka yang menyakiti orang yang disakiti mereka pasti merasa diri mereka sangat benar dan puas atas semua tindakan mereka. Kenapa keduanya gak bisa berpikir bahwa mereka sama-sama bersalah dan keduanya sama-sama ingin menyelesaikan kesalahan mereka dengan baik. Kenapa mereka harus saling bunuh dan membunuh, menindas satu sama lain. Kenapa juga anak mereka harus menjadi korban atas kesalahan yang mereka buat. Dimana hati mereka saat melakukan semua hal yang salah yang mereka anggap itu adalah kekhilafan semata. Nyatanya khilaf adalah alibi mereka untuk menghindari hukuman. Aku yang baru melahirkan dua anak kembar langsung sangat tahu bagaimana ibu kita berjuanga untuk melahirkan kita, membuat dunia untuk kita, membuat kita untuk tetap hidup sekalipun anak-anak mereka gak bisa ketemu sama ibu mereka karena nyawa ibu mereka yang siap ditukar dengan nyawa anak-anak mereka. Aku tahu mungkin pendapat orang diluar sana tentang aku salah. Mungkin mereka akan bilang aku ini ibu baru yang belum tahu apa-apa. Tapi disaat aku mempertahankan Yoora dan Kinno saat itu aku tahu rasa sakit itu lebih banyak berbicara dari pada perkataan orang diluar sana. Aku lebih memahami dan mengerti bagaimana saat itu aku dilahirkan oleh ibu. Ibu pasti melakukan hal yang lebih besar untuk memperjuangkan aku dari pada aku saat ini. Ibu pasti merelahkan jantung dan nyawa nya untuk menyelematkan setiap anak-anak ibu. Bukan cuma aku tapi semua adik-adik aku. Lebih dari satu nyawa ibu pertaruhkan hidupnya. Aku gak bisa bayangin bagaimana ibu bertahan dengan janjinya pada Tuhan yang siap bertukar nyawa untuk semua anak-anaknya. Aku gak bisa bayangin bagaimana ibu memperjuangkan kita semua supaya bia berdiri dan berjalan didunia yang kejam ini. Sampai saat itu terjadi, kita selalu membuat ibu menangis setiap saat. Kita selalu membuat luka dihati kecilnya. Luka yang satu belum mengering kita sudah membuat goresan luka yang lainnya. Itu terjadi begitu aja tanpa kita menyadari. Terkadang waktu menyadarkan kita atas itu tapi lagi, kita mengulangi setiap luka itu dihati ibu. Aku gak tahu apakah aku bisa bertahan dan sekuat ibu menghadap Yoora dan Kinno nantinya. Apakah aku bisa menyembunyikan luka dan airmata didalam hatiku dari hadapan Yoora dan Kinno seperti ibu yang selalu menyembunyikan luka dan airmata nya dari semua anak-anaknya. Apakah aku bisa menjadi sosok ibu yang dibangggakan Yoora dan Kinno didepan semua teman-teman mereka termasuk pasangan mereka nantinya. Apakah aku bisa menjadi tempar untuk menyembuhkan luka mereka. Apakah aku bisa membawa mereka berjalan dikoridor yang benar. Aku gak tahu apakah aku bisa, yang aku tahu saat ini adalah aku akan belajar dan terus berusaha sampai nyawaku habis dimakan waktu. Aku akan belajar dan berusaha untuk menjadi tempat tinggal atau rumah mereka supaya mereka dapat pulang dan beristirahat dengan sangat baik. Walaupun aku gak bisa menjadi ibu seperti ibuku yang sempurna untuk semua anaknya seenggaknya aku gak akan membunuh anak-anakku apalagi melepaskan tangan mereka dari genggaman ku. Saat aku tahu, aku sedang mengandung mereka, saat itu aku rasa aku membuat janji pada Tuhan kalau aku sangat siap menukar nyawa ku untuk Yoora dan Kinno kapanpun itu. Aku gak akan takut selagi itu untuk anak-anak ku" jelas Kyonara pada Bonara. Bonara kagum pada semua penjelasn Kyonara. Bonara tersentuh. Hati dan lidanya keluh sampai sulit untuk berbicara lagi. Bonara berkaca-kaca. Bonara sangat mengagumi sosok Kyonara yang menurutnya Kyonara adalah sosok yang lebih dari sekedar seorang kakak perempuan. Suho benar, Kyonara berenkarnasi menjadi sosok ibu mereka yang telah pergi lama. Kyonara menjadi seorang perempuan dengan jiwa seorang ibu yang sangat kuat.
"kak, lo hebat banget. Gue gak tahu harus bilang apa. Tapi setelah lo bilang tentang semuanya gue yakin yang lo bilang itu bener kak. Gue juga sangat penasaran dengan mereka yang mengabaikan jati diri mereka demi kehidupan yang sesaat ini. Semua yang lo bilang itu benar kak. Gue yakin Yoora dan Kinno juga Bang Ki pasti sangat bangga atas diri lo kak. Gue aja bangga banget apalagi mereka. Apalagi semua adik-adik lo kak. Selama ini Suho selalu bilang kalau kakaknya adalah pahlawan dihati mereka dan gue rasa itu sangat benar. Gue membenarkan itu kak. Satu pertama lagi kak. Bagaimana dengan pasangan rumah tangga yang memilih untuk meninggalkan istana mereka dan membiarkan cinta terbang terbawa angin" tanya Bonara lagi pada Kyonara.
"aku gak tahu apa ada alasan yang tepat untuk mereka meninggalkan istana mereka. Dari semua kasus yang kita lihat, mereka selalu saling menyalahkan kalau keduanya gak memberikan kebahagiaan yang cukup. Bahkan pertengkaran kecil selalu mereka jadikan sebagai alasan mereka untuk saling membenci, nyatanya mereka pernah saling membutuhkan, mencintai dan berbagi kehidupan satu sama lain. Kenapa mereka gak pernah melihat itu semua. Kenapa mereka harus melihat dosa yang mereka buat saat itu. Kenapa mereka membutakan mata hati mereka. Kenapa mereka selalu menulikan telinga mereka. Kalau alasan mereka lagi-lagi kepuasan akan dunia ini, aku rasa sampai nyawa kita hilang bersama waktu pun kita tetap menjadi sesuatu yang hidup tanpa pernah merasa puas. Sejatinya kita terlahir dengan rasa puas yang gak pernah berhenti sampai disitu. Ketidak puasan terus tumbuh dan bersarang dijiwa kita. Dan itu semakin membesar. Kenapa mereka gak bisa menyadari itu. Kenapa hanya kepuasan dunia yang mereka inginkan. Sampai kapan kita semua akan begitu. Aku sedih melihat pasangan yang memilih untuk tinggal diistana lain bersama pemilik istana yang lain. Aku rasa selama itu mereka hidup dengan obsesi semata bukan karena cinta. Mereka selalu menyulutkan api untuk hal bahkan gak penting sama sekali. Entah disengaja atau gak. Setiap jalan pemikiran orang berbeda. Seenggaknya mereka gak memutuskan untuk meninggalkan istana mereka hanya karena setitik noda yang sempat singgah. Aku menyayangkan lembaran cinta yang pernah ada diantara mereka melayang pergi gitu aja" kata Kyonara pada Bonara. "aku gak memaksa mereka harus sesuai dengan jalan pikiran ku, aku hanya mengutarakan apa yang aku rasakan. Mereka berhak memilih bahagia mereka sendiri" lanjut Kyonara pada Bonara. "nanti saat kamu jadi seorang istri dan ibu, kamu harus tahu sebesar apa cinta kamu untuk mereka dan pertahankan kebahagiaan kalian didalam istana yang kadang sangat panas bahkan sangat dingin" akhir Kyonara pada Bonara.
"gue akan ingat semua yang lo yang bilang kak. Gue akan berusaha menjadi perempuan yang sebenarnya, bukan menjadi perempuan yang hanya bisa mengatasnamakan diri mereka perempuan tapi hati mereka bukan" balas Bonara. Kyonara tersenyum dan membawa Bonara kedalam dekapannya. Kyonara dan Bonara saling memeluk dengan erat dan penuh cinta. Setelahnya, Kyonara bersama Bonara membawa makanan mereka keatas meja makan dan menatanya dengan baik. Bonara dan Kyonara berjalan keruang keluarga dimana Kivano sudah bergabung bersama Suho, Chan, Chen, Kai, Lay, Umin dan Dokyung sedangkan Baeky dan Sehun seperti masih terdampar dipulau tak berpenghuni yang membuat mereka nyaman dan tidak ingin beranjak keluar kamar.
"alooo sayangnya bibi, udah bangun ya sayang" kata Bonara mendekati Yoora yang sedang bersama Suho. Yoora nampak tersenyum manis pada Bonara dengan bandana kecil diatas kepalanya. "Yoora gimana kabarnya hari ini. Pinter dong ya pastinya" lanjut Bonara pada Yoora.
"bibi kenapa cih cuma tanya Yoora aja, Kinno gak ditanyain nih. Ngambek ah" celoteh Chan yang bersama Kinno. Bonara dan Suho tertawa mendengar suara Chan yang dibuatnya menjadi seperti anak kecil.
"uncchhh, Kinno ganteng gimana hari ini, Kinno juga pasti jadi anak yang pintar kan sama mommy dan daddy hari ini dirumah" kata Bonara pada Kinno.
"sama mommy daddy pinter, tapi sama pamannya malah dibikin frustasi" celetuk Baeky yang bersama Sehun sedang menuruni anak tangga.
"lo kalo nikah sama Bang Suho jangan punya anak kembar ya. Kita semua bisa mati!!" celetuk Sehun yang berjalan dibelakang Baeky. Bonara, Suho, Kivano, Kyonara, Chan, Chen, Kai, Lay, Umin dan Dokyung melihat kearah Baeky dan Sehun. Mereka tertawa melihat wajah lusuh Baeky dan Sehun yang sepertinya mereka baru bangun tidur.
"Yoora sama Kinno kalo ngerepotin pamannya yang dua itu gakpapa. Mereka orangnya baik hati dan gak sombong. Suka menolong lagi" kata Umin tiba-tiba. Baeky dan Sehun memutar bola mata mereka malas.
"gue malah mau punya anak kembar dari Bonara" celetuk Suho membuat Baeky dan Sehun membesarkan mata mereka. Suho tertawa melihat reaksi Baeky dan Sehun.
"Lay, gue pindah kerumah lo ya gak tahan kalo ada banyak orang kembar disini" kata Baeky lalu duduk disamping Kivano. Kivano tertawa pada Baeky.
"lo gak ngajak gue bang?" tanya Sehun pada Baeky.
"rumah gue alergi sama lo Hun" sahut Lay yang duduk disamping Dokyung.
"rumah aja bisa alergi apalagi orang" sambung Dokyung. Sehun cemberut.
"kak kalo lo udah kerja nanti, siapa yang ngurus Yoora sama Kinno" tanya Sehun pada Kyonara.
"hmm kayaknya bakal aku bawa kerumah sakit sih terus siangnya kamu sama Baeky dan Lay yang jaga Yoora sama Kinno ya" pinta Kyonara pada Sehun. Sehun langsung menatap kearah Baeky dan Lay bergantia. Baeky dan Lay memejamkan mata mereka dan telinga mereka. Seolah tidak ingin mendengar perkataan Kyonara barusan. Kyonara tertawa kecil.
"kenapa gak sewa pengasuh aja kak?" tanya Kai pada Kyonara.
"aku mau Yoora dsn Kinno dirawat sama keluarga mereka bukan orang lain. Dengan begitu Yoora dan Kinno pasti akan lebih sayang sama keluarga mereka dibandingkan pengasuh. Aku juga punya adik yang lebih dari cukup untuk bantu rawat Yoora sama Kinno. Hehe" balas Kyonara pada Kivano.
"hemat biaya juga Kai" sambung Kivano membuat Umin dan Dokyung tertawa.
"pelit banget sih pak" canda Dokyung pada Kivano.
"lo tahu kan hidup sekarang serba mahal. Dari pada uangnya buat pengasuh disaat orang dirumah banyak ya kenapa harus ngerepotin orang lain kan" jawab Kivano pada Dokyung.
"setuju gue sama lo!!" dukung Umin pada Kivano.
"BANG Ki, TENAGA KITA GAK GRATIS YA, CAPEK TAHU NGURUS YOORA SAMA KINNO. HARUS DIGAJI JUGA KITA" teriak Sehun berdiri dari duduknya. Kivano dan yang lainnya tertawa melihat tingkah Sehun.
"mau dibayar pakek apa?" tanya Kivano serius pada Sehun. Sehun tersenyum devil kearah Kivano.
"uang lah buat gue jajan disekolah" kata Sehun pada Kivano.
"kecil itu sih, asal mau jaga Yoora sama Kinno aja" kata Kivano pada Sehun. Sehun setengah hati menerima tawaran dari Kivano. Sehun ragu dia akan semakin frustasi menghadapi ponakan kembarnya.
"gimana hari ini ngurusi Yoora sama Kinno nya?" tanya Suho pada Sehun dan Baeky.
"mulut Sehun lebih bikin gue frustasi dibanding suara nyaringnya Yoora sama Kinno bang" keluh Baeky pada Suho.
"kok gue sih" tanya Sehun pada Baeky.
"lo gak bisa tenang. Kalo Yoora sama Kinno mulai nangis lo mulai deh nyerocos kayak beo" balas Baeky pada Sehun. Suho tertawa.
"tapi ikhlas kan Hun ngurus Yoora sama Kinno" tanya Chen pada Sehun.
"ini demi dapat sesuap nasi dari Kak Kyo aja nih gue rela bantu ngurusin ni bocah dua" tunjuk Sehun pada Yoora dan Kinno.
"astagaaa, paman macam apa ini" celetuk Bonara. "nak nanti kalau udah gede jangan akui Sehun jadi paman ya" kata Bonara pada Yoora dan Kinno. Yoora dan Kinno tampak tersenyum. Kivano dan Kyonara tertawa.
"lah mereka senyum Hun. Hahaha" kata Lay cepat. Sehun mengerucutkan mulutnya.
"ponakan durhaka ni gak ngebela paman" kata Sehun dengan gaya sok marahnya. Sehun lalu berjalan keruang makan meninggalkan semua anggota keluarganya yang masih berada diruang keluarga. Setelah melihat Sehun berlalu pergi keruang makan, Baeky bersama Lay pun mengikuti Sehun. Mereka bertiga makan lebih dulu lalu Kivano langsung mengajak Umin dan Dokyung untuk segera makan. Kyonara juga membiarkan Suho bersama Chan, dan Kai untuk segera makan. Sementara Yoora dan Kinno bersama Kyonara dan Bonara. Yoora bersama Bonara sedangkan Kinno bersama Kyonara. Mereka bergantian makan agar setelahnya mereka dapat bertukar diri untuk menjaga Yoora dan Kinno yang tampak segar setelah tidur beberapa saat.
Kyonara menatap Kinno dan Yoora secara bergantian. Kyonara sangat mengagumi Yoora dan Kinno. Kyonara tenggelam dalam pandangan Yoora dan Kinno yang juga melihat kearah Kyonara sambil tersenyum. Kyonara melebarkan senyum manisnya untuk Yoora dan Kinno.

The First SnowTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang