CHAPTER 24

101 9 13
                                    

Ups! Gambar ini tidak mengikuti Pedoman Konten kami. Untuk melanjutkan publikasi, hapuslah gambar ini atau unggah gambar lain.

"Waktu terkadang membuat banyak ketakutan

Ups! Gambar ini tidak mengikuti Pedoman Konten kami. Untuk melanjutkan publikasi, hapuslah gambar ini atau unggah gambar lain.

"Waktu terkadang membuat banyak ketakutan. Seperti bagaimana waktu tiba-tiba seakan ingin menghentikan semuanya dan menyudahinya. Kadang tidak ada persiapan untuk itu. Bahkan kita akan merasa sangat terkejut. Dia memang tega"

Kivano memasuki ruang operasi bersama Kyonara. Setelah semuanya siap didalam ruang operasi. Team dokter memulai jalannya operasi Kyonara. Kivano berdiri tidak jauh dari posisi Kyonara. Kivano sebagai seorang dokter yang sekaligus menjadi suami Kyonara saat itu hanya bisa berdiri dan memantau jalannya operasi yang dilakukan oleh Kyonara. Saat ini perasaan Kivano benar-benar sulit untuk digambarkan. Kivano merasa sangat takut. Gugup juga khawatir. Ada banyak banyangan yang bersarang didalam pikirannya tentang operasi saat ini. Kivano takut pilihan ini malah membuat dirinya akan kehilangan Kyonara. Kivano takut pilihan ini malah akan membuat keadaan Kyonara semakin menjadi lebih buruk. Bahkan sesuatu yang diawal dikira akan membuat segalanya menjadi lebih baik diakhir terkadang bisa saja berkhianat. Kivano sangat takut. Jauh didalam hatinya Kivano berharap dengan sangat untuk hasil akhir dari pilihan terakhir yang mereka jalani saat ini. Beberapa hari belakangan ini Kyonara memang menunjukkan perkembangan yang lebih baik dari sebelumnya namun itu tidak benar-benar cukup untuk membuat segalanya berakhir dengan sangat baik. Tubuh Kyonara memberikan respon yang sangat baik terhadap obat-obatan yang diberikan kepadanya lewat kemoterapi dan radioterapi. Kyonara melalukan rangkaian pengobatannya dengan baik sampai saat ini Kyonara berada didalam ruang operasi Kyonara juga masih berusaha untuk menjadi yang terbaik. Tangan-tangan ahli dari team dokter disana termasuk Umin dan Dokyung yang turun langsung untuk mengobati Kyonara terlihat sangat terampil. Mereka juga sangat disiplin dan sangat teliti. Tidak ada satupun tata cara operasi yang mereka lewatkan. Umin dan Dokyung sangat fokus, begitu juga dengan Dokter Irene sampai setengah jam berlalu begitu saja Kivano tetap pada tempatnya mengawasi jalannya operasi. Dalam hatinya Kivano terus berdoa penuh harap untuk kesembuhan Kyonara. Kivano sangat ingin melihat Kyonara kembali sehat seperti dulu dimana mereka bebas akan melangkah kemana saja. Kivano berharap ini langkah yang paling tepat untuk membawa Kyonara keluar dari rumah sakit ini dan tinggal dengan nyaman dirumah mereka. Monitor yang memperlihatkan bagaimana keadaan vital dan kondisi dari tubuh Kyonara yang lainnya menunjukkan bahwa Kyonara berada dilevel yang masih stabil setelah setengah jam berlalu. Sementara itu Suho bersama Chan, Chen, Baeky, Sehun, Lay, Kai dan Bonara yang sedang menunggu Kyonara diluar ruang operasi terlihat sangat mencemaskan keadaan Kyonara yang kembali berjuang didalam sana. Untungnya saat ini Kyonara tidak berjuang sendirian. Kivano berada disana bersamanya. Suho menjadi sangat diam. Tampak jelas diwajahnya bagaimana Suho sangat mengkhawatirkan keadaan Kyonara disana. Sedangkan Chan dan Chen berkali meneguk air mineral yang mereka bawa, itu salah satu cara mereka untuk menghilangkan rasa cemas juga khawatir. Baeky bersama Kai dan Lay memilih untuk berdiri didekat Suho dan Bonara. Duduk tidak membuat Baeky bersama Kai dan Lay menjadi tenang. Sedangkan Sehun menyandarkan tubuhnya pada sisi belakangan tempat duduknya. Sehun memejamkan matanya sambil hatinya berdoa untuk keselamatan Kyonara didalam sana. Sehun adalah orang yang paling takut akan kehilangan Kyonara. Perasaan khawatir dan rasa takutnya lebih besar bahkan sangat besar dari pada saudaranya yang lain. Hal itu bukan berarti bahwa rasa sayang mereka pada Kyonara memiliki taraf yang berbeda hanya saja itu kembali pada bagaimana cara mereka masing-masing berpikir dan menyikapi semua hal yang membuat mereka bahagia juga kesulitan.
"Bang Chen, kok gue takut ya?" kata Sehun akhirnya berbicara pada Chen yang ada didekatnya.
"gue gak akan ngapa-ngapain lo jadi jangan takut" balas Chen berusaha sesantai mungkin.
"is bukan itu sih. Gue khawatir sama Kak Kyo" balas Sehun memperlihatkan wajah khawatir juga takutnya.
"kita harus percaya sama Kak Kyo. Kita juga harus percaya sama semua dokter didalam sana. Kita gak boleh ragu sama salah satu dari mereka. Bang Ki juga ada disana. Kak Kyo gak sendirian. Kak Kyo tahu kalo kita semua sekarang menunggunya disini" jelas Chen pada Sehun. "semuanya akan berakhir dengan baik-baik aja" lanjut Chen mencoba untuk membuat Sehun tenang.
"kalo akhirnya gak baik-baik aja gimana?" tanya Sehun tiba-tiba.
"berarti kita harus lebih siap untuk itu" balas Chen lagi. Hal yang baru saja didengarnya itu tetap saja membuat Sehun belum puas dengan jawaban dari Chen. Sehun tetap gelisah walaupun dia sedikit lebih tenang dari sebelumnya.
"kita semua tahu kalo Kak Kyo selama ini sudah sangat hebat dan kuat ngejalani semuanya. Jadi gak ada alasan buat Kak Kyo nyerah sekarang" lanjut Suho akhirnya membuat Sehun menatap Suho.
"tetep aja gue takut bang" balas Sehun menyentuh bagian dadanya yang berdebar lebih kencang.
"lo mending doa banyak-banyak sih dari pada sibuk ngurusin rasa takut lo" celetuk Baeky dari tempatnya berdiri.
"emangnya lo gak takut bang?" tanya Sehun pada Baeky.
"gue malah lebih takut sama suara lo yang berisik ini" jawab Baeky santai.
"ish ngeselin lo. Liat aja ntar kalo Kak Kyo udah sadar gue aduin lo ke Kak Kyo kalo lo gak khawatir sama Kak Kyo" balas Sehun pada Baeky sinis.
"yakali Kak Kyo percaya sama omongan lo" kata Baeky membuat Sehun seakan sebentar lagi akan murka dan menghukum Baeky dengan banyak pukulan.
"bisa-bisanya lo berdua disaat kayak gini tetep berantem ya" kata Bonara terlihat malas mendengar pembicaraan Baeky dan Sehun. "bisa gak akur dulu, minimal sampe Kak Kyo keluar dari ruang operasi deh" pinta Bonara pada Baeky dan Sehun.
"GAK BISA" balas Baeky dan Sehun bersamaan. Bonara menggelengkan kepalanya sementara Suho yang duduk disampingnya hanya tertawa kecil saat melihat Bonara nampak sakit kepala dengan tingkah Baeky dan Sehun saat itu. Chan, Chen, Kai, Lay yang juga melihat kearah Bonara pun juga ikut tertawa.
"sabar ya" kata Suho lalu menepuk pundak Bonara dengan pelas.
"gak sanggup punya banyak adek hiks" kata Bonara sambil menangkupkan wajahnya pada kedua telapak tangannya. Suho tertawa.
"kalo gitu kita gak bisa nikah dong ya kalo kamu gak mau punya banyak adek" goda Suho pada Bonara. Bonara langsung menatap Suho dengan cepat.
"apaan tuh kayak gitu. Aku cuma bilang gak mau punya banyak adek bukan gak mau nikah sama kamu. Kalo aku nikah sama kamu ya otomatis mau gak mau ya aku harus tetep terima mereka-mereka ini" tunjuk Bonara pada Baeky dan Sehun. Baeky menahan tawanya sementara Sehun memperlihatkan raut wajah sok kesalnya pada Bonara.
"Bang, kira-kira gimana ya keadaan Kak Kyo didalam" tanya Baeky pada Suho, Chan dan Chen.
"coba lo tanya kedalam deh" balas Chan sekenanya pada Baeky.
"jawaban macam apa itu bung!!" balas Baeky pada Chan.
"lah itu tadi pertanyaan macam apa bung. Lo kira kita semua ada disana. Selagi mereka gak ada yang kesini nyari kita itu tandanya disana baik-baik aja" jelas Chan pada Baeky.
"nah kan jawab gitu kek dari tadi. Susah banget sih lo" balas Baeky. Chan tertawa kecil.
"kalian pada laper gak? Mau makan gak?" tanya Kai pada Suho, Chan, Chen, Baeky, Lay, Sehun dan Bonara.
"mau beliin makanan?" tanya Bonara pada Kai cepat.
"gak. Cuma mau nanya aja" balas Kai santai. Membuat Bonara langsung menatap Kai malas.
Kai tertawa. "ya menurut lo masa iya gue cuma tanya doang" kata Kai pada Bonara.
"Kai beli makan aja deh gapapa. Persiapan juga buat nanti kan. Bang Ki juga pasti laper disana nungguin Kak Kyo. Sekalian nanti kita makan sama Bang Umin, Bang Dokyung" kata Lay.
"Dokter Irene gak diajak?" tanya Bonara pada Lay.
"gak asik ngajakin ibu makan. Nanti yang ada kita malah makan sama susana yang kaku. Ibu orangnya gak kayak anak mudah ah" gerutu Lay. Bonara terkekeh mendengar jawaban Lay.
"oke kalo gitu gue beli makanannya sekarang ya" kata Kai bersiap untuk pergi membeli beberapa makanan.
"gue ikut bang" kata Sehun lalu berdiri cepat dari duduknya.
"jangan minta jajan ya anak kecil. Gue belom kerja" canda Kai pada Sehun. Suho bersama yang lainnya tertawa melihat reaksi Sehun dengan tatapan tajamnya kearah Kai.
"gue bukan anak kecil kali. Diluar sana banyak cewek antri dateng ke gue" balas Sehun sangat percaya diri.
"terus itu tandanya lo udah gede?" celetuk Chan kali ini.
"menurut lo apa lagi bang?" balas Sehun melihat kearah Chan.
"punya banyak gebetan belom tentu udah gede kali. Tapi gimana cara lo bersikap itu yang buat lo udah gede. Ya, kalo diliat dari gimana lo bersikap sekarang sih masih mending anak TK sih masih pada bisa sopan" kata Chan dengan menaikkan alis matanya sebelah. Sehun menatap Chan geram.
"nyesel gue punya abang kayak lo" balas Sehun ketus.
"lah yang lahir duluan gue, harusnya gue yang nyesel punya adek kayak lo" balas Chan dengan senyum devilnya.
"Kai cepet bawa pergi manusia ini dari sini" perintah Bonara pada Kai. Kai tertawa dan mencoba untuk menarik Sehun yang berdiri tepat didepan bonara. Kai membawa Sehun menjauh dari hadapan Bonara.
"ntar lo kangen kak kalo gue pergi" kata Sehun lalu tertawa.
"AMIT-AMIT" teriak Bonara pada Sehun. Wajah Sehun sok cemberut. Tidak ingin menunggu lebih lama lagi Kai langsung menarik paksa Sehun untuk segera pergi bersama dirinya membeli makanan.

The First SnowTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang