"Kini bukan lagi tentang aku dan dia, tapi tentang kami bertiga yang harus bertahan bersama dingin dan tumbuh bersama salju. Ini seperti kita harus lebih hati-hati untuk berjalan diatas jalanan yang licin karena hujan es"
Kivano mengantarkan Kyonara bersama Baeky dan Sehun kedepan rumah sakit. Kyonara meminta Kivano untuk tidak mengantar dirinya bersama Baeky dan Sehun kerumah, Kyonara menginginkan Kivano untuk kembali bekerja dan segera menyelesaikan semua pekerjaannya dirumah sakit hari itu agar dapat pulang kerumah dengan cepat. Baeky dan Sehun yang khawatir dengan keadaan Kyonara yang terlihat lemah memilih untuk pulang kerumah dengan naik taksi. Baeky sudah memesan taksi dan sebentar lagi taksi pesanan Baeky akan sampai disana.
"kalian bener gak mau diantar pulang?" tanya Kivano pada Kyonara, Baeky dan Sehun.
"gak usah, kamu lanjut kerja lagi aja. Supaya bisa makan malam dirumah" kata Kyonara tersenyum pada Kivano.
"Baeky, Sehun jagain Kyonara ya. Jangan ribut dijalan !" tegas Kivano pada Baeky dan Sehun. Baeky dan Sehun tertawa kaku seakan Kivano sudah dapat menebak apa yang akan terjadi didalam taksi dan membiarkan Kyonara berada didalam taksi bersama Baeky dan Sehun. Kivano sudah tahu kebiasaan Baeky dan Sehun seperti apa disaat mereka berada ditempat dan waktu yang sama. Keduanya akan memiliki banyak pembicaraan yang bahkan sama sekali tidak penting. Mereka juga akan terlihat seperti sedang bertengkar. Keduanya akan saling menjahili satu sama lain, menjatuhkan, namun keduanya juga sangat menyayangi satu sama lain. Baeky dan Sehun tampak tidak begitu harmonis namun cinta diantara keduanya sebagai adik dan kakak begitu sangat besar.
"gak janji ya bang Kak Kyo bisa tenang apa gak didalam taksi" canda Sehun pada Kivano.
"bukan gue ya bang, jangan salahin gue ya bang. Kebiasaan si anak ayam ni cari ribut mulu. Pengen banget tuh mulutnya diplester" tunjuk Baeky pada Sehun.
"apaaann, bisa-bisanya nyalahin gue. Lah kalo gue gak ngajakin lo ngomong juga biasanya lo nyamber aja gitu. Itu tandanya lo yang mau ngomong sama gue terus bang" omel Sehun panjang pada Baeky.
"pedee bangeet elaahh.."kata Baeky pada Sehun.
"kalian berdua naik taksi lain aja ya. Kakak pusing ih dengernya" kata Kyonara pada Baeky dan Sehun. Kivano tertawa melihat raut wajah Kyonara saat melihat Baeky dan Sehun kembali bersiteru.
"aaahhh jangan kak, gak punya uang akuu" rengek Sehun pada Baeky.
"receeehh dasar" balas Baeky pada Sehun.
"sana masuk" kata Kyonara pada Sehun setelah taksi sudah sampai didepan mereka. Sehun membuka pintu mobik dan masuk kedalamnya.
"kita pulang dulu ya" pamit Kyonara pada Kivano.
"hati-hati ya, nanti sore aku pulang" balas Kivano. Kivano berjalan mendekati Kyonara didekat pintu taksi lalu memeluk Kyonara sebentar dan mengecup dahi Kyonara, romantis.
"hargain gue yang jomblo kek bang" celetuk Baeky yang menunggu Kyonara untuk masuk kedalam taksi. Kivano tertawa kecil. Sementara Sehun yang mendengarnya langsung mengeluarkan kepalanya dari dalam taksi.
"kesiaan deh" balas Sehun lalu menjulurkan lidahnya pada Baeky. Baeky kesal.
"kayak lo udah punya aja" jawab Baeky. Sehun yang sudah duduk didalam taksi dan masih bisa mendengar suara Baeky hanya bisa menahan tawanya.
"hahaha. Kalian berdua ini ngiri ajaa" balas Kivano sambil tertawa.
"yaampun siapa juga yang ngiri" gerutu Sehun dari dalam mobil.
"udahlah Kak Kyo, entar dirumah juga ketemu lagi. Masuk ah dingin ini" omel Baeky akhirnya pada Kyonara.
"yaudah pulang sana, aku disini aja sama Kivano" balas Kyonara sensitif.
"yatuhaaan kenapa jadi mudah kesel gini sih Kak Kyo" sambung Sehun pada Kyonara.
"ayolah kak masuuukk ihh" paksa Baeky meminta Kyonara masuk kedalam taksi. Kyonara menampakkan wajah cemberutnya seperti anak kecil kalu akhirnya memutuskan untuk masuk kedalam taksi. Kivano tersenyum geli. Baeky juga.
"pulang ya bang" kaya Baeky lalu masuk kedalam taksi. Taksi itu membawa Kyonara bersama Baeky dan Sehun pulang kerumah, sedangkan Kivano kembali masuk kedalam rumah sakit setelah taksi Kyonara semakin menjauh dari rumah sakit. Kivano kembali berkeja. Hari itu bersama cuaca yang semakin dingin Kivano tampak sangat bahagia. Hatinya berdebar kencang. Kivano tersenyum manis. Melambungkan raut wajah bahagianya disepanjang koridor rumah sakit. Beberapa kali Kivano juga bersiul merdu sambil melihat sekeliling rumah sakit, Kivano sangat ramah lebih dari biasanya. Umin dan Dokyung yang saat itu berada diujung koridor nampak sedang melihat kearah Kivano yang berjalan dengan riangnya. Umin dan Dokyung seperti sangat ingin tahu apa yang sedang terjadi pada Kivano sampai Kivano sangat sebahagia itu.
"dok, dia kenapa?" tanya Dokyung pada Umin yang terlihat bingung dengan sikap Kivano siang itu.
"gilanya kumat kayaknya tuh. Belom dikasih obat sama Kyonara sih itu" kata Umin pada Dokyung. Dokyung menggelengkan kepalanya aneh. Umin bersama Dokyung memilih untuk berdiri ditempat mereka sambil memperhatikan sikap Kivano, Kivano yang saat itu memandang lurus kedepan melihat Umin dan Dokyung yang berdiri ditempat mereka langsung berlari cepat kearah Umin dan Dokyung. Kivano juga membentang lebar kedua tangannya kearah Umin dan Dokyung seakan Kivano ingin memeluk Umin dan Dokyung erat. Kivano berlarian sangat cepat. Sangat cepat sampai akhirnya Kivano dapat memeluk Umin dan Dokyung bersamaan. Kivano tersenyum lebar menyisakan Umin dan Dokyung yang dibuat bingung oleh Kivano. Kivano melepas pelukannya dari Umin dan Dokyung. Setelah pelukan itu terlepas, Umin menyentuh dahi Kivano dengan telapak tangannya. Umin seakan sedang memeriksa suhu tubuh Kivano.
"lo gak panas sih. Atau ada sakit lain" kata Umin setelah menyentuh dahi Kivano.
"Dokter Kivano kenapa?" tanya Dokyung akhirnya terlihat bingung.
"tebak dong gue kenapa?" balas Kivano pada Umin dan Dokyung.
Umin dan Dokyung saling menatap satu sama lain. "lo kira kita berdua paranormal" omel Umin pada Kivano.
"ya tebak dulu dong, gak seru ih masa gue langsung kasih tahu" keluh Kivano pada Umin dengan raut wajah centilnya pada Umin.
"penting gak nih, kalo gak penting males nebak" sambung Dokyung pada Kivano.
"penting banget" jawab Kivano dengan senyum lebarnya pada Dokyung.
"baru menang undian berhadiah?" tebak Dokyung.
"salah. Tebak lagi" balas Kivano sangat girang.
"dikasih rumah baru sama Dokter Irene" tebak Umin sekenanya.
"itu sih lebih gak mungkin" sambung Dokyung santai
"nah tuh dia paham" kata Kivano. "gue bakal jadi ayah" lanjut Kivano sedikit menaikkan nada suaranya pada Umin dan Dokyung.
"hah?! Kyonara hamil ki?" tanya Umin cepat. Umin terkejut juga bahagia.
"gak mungkin juga gue yang hamil ish" kata Kivano pada Umin.
"gue bukan ngiranya lo yang hamil bego! Udah berapa lama?" tanya Umin pada Kivano lagi.
"baru sih. Kalian doain ya" pinta Kivano pada Umin dan Dokyung.
Umin dan Dokyung tampak sangat senang setelah mendengar perkataan Kivano mengenai Kyonara yang sedang hamil.
"selamaaat ya Dok" kata Dokyung pada Kivano. Dokyung juga menjabat tangan Kivano dan memeluk Kivano dengan erat.
"my brooo ini kabar yang luar biasaaaa. Pantes lo dari tadi kayak orang gila cengar cengir sendiri gak jelas. Jadi karena ini. Yaampun, selamat ya Ki. Doa gue buat lo sekeluarga semoga nanti anak lo gak syok ya punya bapak kayak lo" kata Umin langsung mendapat pukulan ringan dari Kivano.
"maksudnya apa tu" balas Kivano sedikit kesal.
"ya lo tau lah yakan lo ini gimana" kata Umin pada Kivano.
"gue ini ganteng, baik hati, gak sombong, bijaksana, rajin menabung lagi" jelas Kivano dengan gaya penuh percaya diri. Dokyung yang mendengarnya terasa sangat mual dan ingin memuntahkan semua isi perutnya. Sementara Umin langsung menepuk dahinya pelan, Umin terlihat seperti menyesali keputusannya telah memiliki seorang sahabat seperti Kivano.
"semoga nanti anaknya mirip Kyonara aja. Amin" sambung Dokyung lalu kembali berjalan melewati Kivano dengan santainya. Umin yang melihat Dokyung berjalan melewati Kivano akhirnya mengikuti langkah Dokyung. Kivano hanya tertawa melihat raut wajah Dokyung dan Umin.
"woi mau kemana, sini lah sama gue temani gue. Nanti kalo gue udah punya anak waktu gue akan lebih banyak ke anak" kata Kivano pada Umin dan Dokyung yang terus berjalan menjauh dari Kivano. Kivano semakin tertawa puas sedangkan Umin dan Dokyung tidak sama sekali menjawab pembicaraan Kivano. Mereka tetap berjalan meninggalkan Kivano yang masih berdiri ditempatnya. Kivano pun akhirnya kembali keruang kerjanya untuk melihat beberapa laporan pekerjaannya. Kivano kembali bekerja begitu juga Umin dan Dokyung yang kembali kebagian bedah untuk kembali bekerja. Mereka sedang memeliki beberapa pekerjaan disana. Hampir satu minggu ini Umin dan Dokyung memiliki pekerjaan yang cukup banyak di Sun Hospital. Saat ini bagian bedah terlihat kurang lengkap itu dikarenakan Kyonara yang belum juga kembali bekerja setelah masa pemulihan dari penyakitnya ditambah saat ini Kyonara sedang hamil. Kyonara akan dijadwalkan kembali bekerja kerumah sakit satu minggu lagi. Selama itu Kyonara masih memiliki waktu lebih banyak untuk beristirahat dan mengerjakan beberapa pekerjaan kecil dirumah mereka yang sangat hangat. Seperti siang itu, Kyonara yang sedang berada didalam taksi bersama Baeky dan Sehun akhirnya memutuskan mengunjungi Universe Coffee and Bakery. Rasanya sudah lama sekali Kyonara tidak melihat suasana Universe sejak beberapa bulan lalu semenjak dirinya sakit dan pasca pemulihan. Kyonara merindukan Universe juga ketiga adik laki-laki nya yang bekerja untuk Universe, Suho, Chan dan Chen.
"pak kita ke Universe Coffee and Bakery aja ya" kata Kyonara pada supir taksi. Supir taksi mengikuti permintaan Kyonara. Taksi berputar arah untuk menunju ke Universe.
"kak mau ngapain kesana" tanya Sehun yang duduk disisi kiri Kyonara.
"numpang mandi" sahut Baeky yang duduk disisi kanan Kyonara.
"
KAMU SEDANG MEMBACA
The First Snow
FanfictionBersama Suho, Baeky, Umin, Chan, Chen, Kai, Sehun, Lay dan Dokyung musim gugur segera berakhir, artinya dia juga harus mengakhiri segala nya untuk melanjutkan musim selanjutnya. Mungkin akan terasa sangat sulit tapi dia begitu antusias menantikannya...