CHAPTER 18

109 12 8
                                    

"Ini seperti aku jatuh cinta lagi. Ini seperti terasa baru pertama kali. Aku tidak tahu akan berakhir seperti apa jika awalnya sangat terasa manis. Aku akan mencoba untuk tidak menyerah dan bertahan dimusim dingin"

Pagi-pagi sekali Kyonara bangun dari tidurnya bahkan sebelum matahari pagi menyapa dunia. Kyonara berbaring diatas tempat tidurnya sebentar. Untuk sesaat hari ini Kyonara berpikir bahwa hari ini akan menjadi hari yang sangat berat dan Kyonara berkeinginan untuk tidak akan pergi kemana-mana. Kyonara ingin pergi ketempat yang indah dan berada disana sepanjang hari. Rasanya Kyonara sangat tidak ingin berada ditempat dengan wangi entanol yang menyengat. Memikirkan itu, Kyonara memijat dahinya pelan. Itu semua memusingkan Kyonara. Kyonara merasa sangat lelah dengan rutinitas yang ada. Sejak dirinya menjadi seorang dokter ahli bedah baru pertama kali Kyonara merasa bahwa menjadi dokter adalah hal yang sangat melelahkan seperti saat ini. Kyonara merasa semua bagian didalam tubuhnya meronta-ronta kesakitan. Kyonara menahannya. Bonara yang sedang tertidur disamping Kyonara akhirnya membuka matanya secara perlahan. Bonara menyadari hari masih sedikit gelap dan silau matahari belum menampakkan diri. Bonara merubah posisinya menjadi sedikit duduk dan bersandar pada sandaran tempat tidur yant ada dibelakangnya. Bonara melihat Kyonara yang sedang memijat dahinya perlahan. Bonara juga melihat pergelangan tangan Kyonara yang sedikit memar. Memar yang sepertinya sudah terjadi sejak kemarin. Kyonara yang saat itu sedang memejamkan matanya sambil memijat dahinya belum menyadari bahwa Bonara memperhatikan Kyonara secara detail.

"kak kenapa? Pusing?" tanya Bonara pada Kyonara lalu mendekatkan tubuhnya lebih dekat pada Kyonara.
"agak sih hehe" kata Kyonara pada Bonara. Kyonara membuka matanya dan menatap Bonara. "hari ini kalian mau kemana?" tanya Kyonara pada Bonara.
"hm kayaknya kita bakal jalan-jalan disekitar sini aja dulu kak. Oh iya disini ada taman bagus banget. Letaknya diatas tebing yang tinggi terus menghadap kearah laut. Namanya Taejongdae. Kayaknya kita harus kesana kak" kata Bonara sangat girang saat menceritakan tempat itu pada Kyonara.
"kalian sudah jauh-jauh kesini, jadi kalian harus coba kesana" kata Kyonara pads Bonara.
"aku padahal mau ajak kakak kesana kalo kakak gak sibuk" balas Bonara pada Kyonara dengan senyumannya yang manis.
"aku mau banget tapi hari ini aku ada jadwal tugas dirumah sakit sampai nanti siang" kata Kyonara pada Bonara. Bonara sedikit bersedih setelah mendengar penjelasan dari Kyonara. "tapi kita bisa pergi setelah makan siang" lanjut Kyonara pada Bonara. Bonara sangat senang. Bonara memeluk Kyonara dengan cepat. Kyonara membalas pelukan Bonara dengan erat. Kyonara merasa seperti memiliki seorang adik perempuan yang selama ini sosok itu tidak pernah dimiliki Kyonara. Kyonara akan sangat terbiasa dengan sosok adik laki-laki, namun ini adalah hal yang baru. Perasaan ini sangat baru. Kyonara sangat senang dengan kehadiran Bonara ditengah-tengah keluarga mereka. Kyonara memang sudah mengetahui tentang Bonara sejak lama tapi untuk saling memeluk dan beerdekatan seperti sekarang rasanya baru terjadi saat ini. Untuk waktu yang cukup lama. Disisi Bonara, Kyonara seperti menemukan setengah jiwanya yang lain. Kyonara teramat senang. Begitu juga dengan Bonara. Bonara sangat senang memiliki seorang kakak perempuan yang selama ini sangat dia dambakan. Selama hidupnya Bonara hanya dilindungi oleh Umin dan Kai yang juga sangat dekat dengan dirinya. Untuk saat ini Bonara mungkin akan mendapatkan perlindungan dari seorang kakak perempuan. Semuanya terasa baru dan sangat menyenangkan. Belum pernah sekalipun Bonara merasakan perasaan sebahagia ini. Kyonara menyandarkan kepalanya pada bahu Bonara. Kyonara merasa sedikit pusing dan merasa sangat lelah. Lagi, wajahnya pucat. Bonara merasakan hembusan nafas Kyonara yang tidak terdengar tidak normal. Bonara melepaskan pelukan mereka dan melihat wajah cantik Kyonara. Bonara terkejut saat melihat darah mengalir keluar dari dalam hidungnya. Lagi, Kyonara mengalami itu. Bonara panik. Hampir saja perempuan itu berteriak memanggil Kivano dan Umin. Bisa saja teriakan Bonara saat itu akan membangunkan semua orang yang masih tidur didalam dorm. Kyonara mencegah itu. Kyonara lalu mengatakan tidak pada Bonara. Bonara diam dan menuruti perkataan Kyonara. Kyonara berjalan mengambil tisu yang ada diatas meja rias kecil yang ada didepan tempat tidurnya. Kyonara menyumpal hidungnya dan membersihkan darah yang ada pada hidungnya. Bonara terkejut dan sangat panik. Bonara berjalan mendekati Kyonara dengan pelan dan berbicara pada Kyonara dengan sangat hati-hati.
"kak, kakak itu sakit. Kedokter aja lah yuk" kata Bonara meminta Kyonara untuk memeriksakan keadaannya.
"aku gapapa. Ini biasa kok. Dulu waktu masih sekolah aku juga pernah gini kalo aku ngerasa kecapekan" balas Kyonara pada Bonara. Kyonara bersikap seoalah dirinya dalam keadaan baik dan berusaha meyakinkan Bonara bahwa dirinya memang baik-baik saja. Namun terlihat pada raut wajah Bonara bahwa perempuan itu sangat khawatir pada keadaan Kyonara.
"ya walaupun kakak kecapekan kakak tetep harus kedokter. Biar kakak tahu lebih pasti kalo kakak emang cuma kecapekan" balas Bonara masih terus meminta Kyonara untuk segera pergi kedokter. Kyonara tertawa kecil sehingga membuat Bonara sedikit bingung.
"kakak udah kedokter kok kemarin. Nanti temenin kakak ketemu dokternya ya. Kakak takut sendirian" balas Kyonara pada Bonara. Bonara merasa sedikit lega namun tetap khawatir.
"Bang Ki, Suho dan adik-adik kakak yang lainnya tahu kalo kakak sekarang lagi ngerasa gak enak badan?" tanya Bonara pada Kyonara lagi. Kyonara menggelengkan kepalanya. "kenapa kak? Mereka harus tahu ini. Aku mau kasih tahu mereka" kata Bonara cepat. Kyonara meraih tangan Bonara dan menatap Bonara sangat lekat.
"jangan. Biar kakak nanti yang kasih tahu mereka. Setelah nanti kakak sudah tahu hasil nya dari dokter, kakak akan kasih tahu mereka" jelas Kyonara membuat Bonara kembali menuruti kata-kata Kyonara.
"janji ya sama aku" kata Bonara pada Kyonara dengan wajah yang semakin khawatir dengan Kyonara.
"iya pasti" balas Kyonara meyakinkan Bonara. Bonara sedikit lega mendengar perkataan Kyonara.
"nanti siang aku kerumah sakit temenin kakak ketemu dokternya" ucap Bonara pada Kyonara. Kyonara melebarkan senyumnya pada Bonara. Kyonara senang mendengar Bonara yang dengan senang hati akan menemani dirinya untuk bertemu Dokter Irene hari itu. Kyonara seperti sudah sangat memiliki seorang adik perempuan yang sangat menyayangi dirinya dan Kyonara juga sangat menyayangi Bonara.

The First SnowTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang