Aku merapatkan sweater cardigan selututku untuk menutupi dinginnya malam yang terasa karena kaus yang kupakai. Sambil memainkan ujung jilbab masuk yang kukenakan, aku mendengarkan ucapan orang di seberang. Udah lebih dari lima belas menit aku bicara sama orang yang lagi kuhubungi ini. Ah, mungkin lebih tepatnya orang itu yang terus ngomong karena dari tadi aku cuma bisa jawab 'Iya', 'Tidak', 'Akan saya usahakan', 'Maaf', dan pada akhirnya 'Saya mengerti'.
Emang nasib orang yang kerja dilapangan.
Sekali ngehubungi atasan, bukan pujian yang di dapet malah petuah memekakkan telinga yang diterima. Cuma kata sabar lah yang terus-terus kugemakan di hatiku. Mau gimana lagi? Ngelawan, sia-sia. Ngomong yang sejujurnya, nggak bakal didengerin. Banyak tingkah, siap-siap aja di pecat.
Untung suasana malam di hotel tempatku dan para peserta Tour-ku nginep bagus. Air dari kolam renang di depanku terlihat berkilau karena sinar lampu dari hotel. Terlihat cantik. Berkurang juga beban ngedenger Bos galakku nge-Rapp tadi. Aku masukin ponselku ke saku cardigan lalu minum coklat panasku pelan-pelan. Langit malem kota Seoul yang biasanya sunyi malem ini rame. Mungkin karena di sekitar hotel ini gedung-gedung pencakar langitnya nggak terlalu banyak. Jarang-jarang bisa ngelihat bintang serame ini.
Deg.
Perasaan apa ini? Aku naruh cangkir kertasku di atas meja bundar tanpa ngelihat sekelilingku. Entah kenapa aku ngerasa ada yang ngelihatin aku. Setelah ngusir rasa takut yang menuhin pikiranku, aku mandang sekeliling. Nafasku tercekat. Tepat di seberang mejaku, duduk seseorang berhoodie cokelat yang menatapku lekat-lekat. Tempat duduknya yang sedikit gelap ngebuat orang itu samar dipandanganku. Aku neguk ludahku. Sudut bibir orang itu tertarik ke atas, ngebentuk seringaian. Persis kaya seringaian psikopat yang sering kutonton di drama. Ya Allah.. badanku gemeteran. Saat orang itu berdiri, aku nggak bisa nahan mulutku untuk nggak teriak.
"Kyaaa!!" Akibat teriakan dan juga gerakan refleksku, kursi yang kududuki oleng dan hampir jatuh kalo orang yang ngebuat aku ketakutan setengah mati itu nggak menahan lenganku.
Ternyata.. psiko yang duduk didekatku itu Alan!
Sialan ini orang! Bukannya nanya apa aku baik-baik aja, dia malah ketawa keras-keras. Dia nuker posisi duduknya jadi di depanku lalu mandang aku dengan tatapan geli.
"Bapak ngapain sih di situ?!" Seruku masih kaget. Kayaknya dia seneng banget setelah ngebuat aku ketakutan setengah mati.
"Aku dari tadi juga duduk di situ kali, Nay. Kamu aja yang nggak sadar." Balasnya santai.
Ya Allah.. tolong perkuat iman hamba untuk nggak menyumpahi makhluk dengan tampang sempurna ini! Aku mencebikkan bibirku dengan kesal lalu kembali mengambil cangkir kertasku dan meminum cokelatku. Entah kenapa kalo ngomong sama Alan bawaannya panas mulu. Emosi yang biasanya bisa kukendalikan sering bobol kalo ngomong sama dia. Padahal baru satu hari kami ketemu. Tapi gejolak amarahku serasa udah bertahun-tahun ke dia. Bawaannya dongkol aja. Kenapa ya? Apa karena faktor cowok ganteng? Rasanya aku nggak sensi deket Pak Gio yang gantengnya hampir mendekati Alan. Aku juga nggak dongkol berlebihan ke Daniel walaupun dia sama Ronald udah ngebuat aku kesusahan tadi.
Aku ngelirik Alan. Apa yang salah dari wajah sempurnanya itu?
"Kenapa kamu ngeliat aku kaya gitu, Nay? Terpesona?" Ucap Alan tiba-tiba sambil menompangkan dagunya dengan tangan kiri.
Nah, itu dia. Yang salah dari makhluk di depanku ini adalah sikap menyebalkannya. Di Bandara tadi sikap sama tindakannya beneran dingin. Dia bahkan mengabaikan senyum dariku. Terus saat kami otw ke Full House dia dengan gaya bossy-nya nyuruh aku ngebonceng dia. Udah dibonceng gitupun sikap dia nggak ada ramah-ramahnya. Cenderung ngeselin. Sehabis itu dia ngebiarin temen satu kelompoknya berantem dan dengan gaya selangitnya ngebayar biaya ganti rugi perbuatan mereka. Dan sekarang, tanpa ninggalin sikap nyebelinnya itu dia mengerjaiku. Dia bicara padaku seolah-olah udah kenal aku dari lama. Ngebuat aku tambah jengkel sama dia.
KAMU SEDANG MEMBACA
My Guide It's You (Completed)
RomanceAku---Kanaya Fathurrahmi---gagal menikah sama cowok yang udah kupacari selama dua tahun. Ajaibnya, aku berhasil nikah sama cowok yang baru kukenal selama dua hari. Heol, kurang daebak apa coba hidupku? Welcome to my story. 23/7/18 Ttd Nawir-Chan