Bab 24 : Infinity

2.6K 154 1
                                    

Alan POV

Kebanyakan orang mungkin akan merasa jenuh dengan kegiatan harian yang sama setiap harinya. Sesuatu yang dilakukan terlalu sering biasanya memiliki efek bosan yang mendalam. Tapi aku tak yakin ada kata jenuh untuk kegiatan yang saat ini sedang kulakukan. Meski-semisalnya-suatu saat nanti aku menginginkan kebosanan, tetap saja mustahil membayangkan aku bosan melakukan ini.

Menatap wajah istriku saat ia terlelap.

Selain wajah tersenyum Kanaya, wajah damai miliknya saat tidur adalah favoritku. Apalagi banyak hal menarik yang biasanya dia lakukan secara tak sadar saat menjelajahi alam mimpi. Sayang sekali dilewatkan. Separuh malam aku selalu terjaga untuk menatap wajah polos tanpa dosa miliknya. Melihatnya melekat padaku membuat senyum dibibirku tak pernah luntur. Kanaya Fathurrahmi adalah malaikatku. Milikku. Dan akan selalu begitu sampai kapanpun.

"Eummm.." Naya bergumam pelan dalam tidurnya. "Bakso.." Lirihnya.

Aku tertawa kecil lalu mengecup singkat bibirnya dengan gemas. Harus kuakui kalau aku sedikit cemburu karena Naya lebih sering mengigaukan makanan dibandingkan diriku. Padahal mengingat riwayat penyakit maagh-nya, dia kelihatan terlalu sibuk untuk mengingat makanan-makanan itu saat sadar. Memang istriku ini tak ada duanya. Kulingkupi tubuh Kanaya sambil mengelus punggungnya yang polos. Aroma shampo yang menguar dari rambutnya membuatku ketagihan. Wangi, segar, dan khas Kanaya.

Aku tak tahu, bagian mana dari diri Kanaya yang tidak kusuka. Semua sifatnya, sikapnya, ucapannya, bahkan kebiasaan menyebalkannya selalu membuatku terpana. Tuhan begitu baik padaku dengan menghadirkan Naya dalam hidupku. Baik itu sekarang, ataupun delapan belas tahun yang lalu. Karena Kanaya, aku selalu bisa melewati masa-masa menyesakkan dalam hidupku dengan baik. Hanya dengan mengingatnya, membuatku tahu kalau kebahagiaan untukku itu ada.

Hidup yang kujalani tak pernah mudah. Dimulai dari masa kecil yang tak membahagiakan, masa remaja yang terkekang aturan, serta kesibukan superku sebagai penerus perusahaan sebesar WG Cope. Aku sudah belajar mengenai tata cara mengurus perusahaan sejak pertama kali tiba di sini. Masa remajaku dihabiskan dengan data-data memuakkan juga persoalan mengenai perusahaan yang pemecahannya diserahkan kepadaku. Saat umurku delapan belas tahun, aku berhasil mendapat gelar S1 di jurusan Bisnis dan resmi mendapatkan posisi Kepala Manajer di WG Cope. Posisi yang terlalu berat untuk seorang remaja dan terlalu memaksakan diri. Tapi seperti yang diketahui dunia, aku adalah pengusaha jenius yang bisa menghandle apapun bahkan diusia semuda itu. Orang-orang yang awalnya meragukanku selalu berakhir dengan decakan kagum dan pemikiran tak percaya. Bahkan ada beberapa dari mereka yang menjulukiku monster karena bisa mengemban pekerjaan berat diusia yang sangat muda.

But, who cares?

Bagaimana pendapat orang tentangku itu bukan masalah untukku. Baik mereka memuji atau mencaci maki, tak ada pengaruhnya untukku. Sejak Kakek mengatakan kalau aku bisa mendapatkan apapun yang kuinginkan jika aku berhasil memimpin perusahaan, saat itu jugalah aku berjanji kepada diriku sendiri untuk melakukan apapun agar berhasil memimpin perusahaan. Tujuannya? Tentu untuk mendapatkan apapun yang kakek janjikan. Dan apapun untukku hanya ada satu, yaitu: Kanaya. Karena tujuan itu, aku menjadi pribadi yang penuh ambisi, keras, tegas, dan dingin. Tak banyak orang yang bisa menandingi kinerjaku.

Bersenang-senang, bermain wanita, minum di club malam, bukanlah kebiasaanku. Ketiga hal itu tak ada dalam kamus hidupku. Aku terlalu sibuk untuk melakukan hal-hal tidak berguna seperti itu. Kenapa? Karena sejak umurku sepuluh tahun, senyum milik istriku mengaburkan segala hal fana dunia ini. Mencintai Kanaya adalah pilihan paling spontan dalam hidupku. Pilihan yang bahkan tak sempat kucari tahu kebenarannya. Mencintainya membuatku keluar dari jalurku sendiri. Mengajarkan bahwa ada banyak hal luar biasa di luar sana yang lebih menakjubkan dari pada konsistensi hidupku selama ini.

My Guide It's You (Completed)Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang