"What are you doing here, Carl?"
"Whoa, Leonier! Begitukah kau menyapa calon sutradara terkenal sepertiku?"
Adam memutar bola mata. "Calon sutradara gagal sepertimu?"
Carl mendengus. "Jaga mulutmu baik-baik, Adam. Kau akan mengemis tanda tanganku jika suatu saat nanti filmku mendunia."
"Teruslah bermimpi, Dumbesh!"
Aku hanya memandang kedua lelaki muda di hadapanku berbincang akrab dengan hati yang masih bertanya-tanya.
"Terserah," Pandangan Carl beralih memandangku. Senyum jahilnya terbit. Dengan sengaja dia menyenggol bahu Adam yang berdiri di sampingnya. "Wah, wah.. ternyata kau menyembunyikan gadis manis di kamarmu. Padahal baru sebulan aku pergi, kau sudah makin dewasa saja."
Adam kembali memutar bola mata. "Hentikan fantasi konyolmu itu, Dumbesh! Suaminya akan membunuhmu saat tau kau membayangkan hal bodoh antara dia dan aku."
Mata Carl membulat. "Dia sudah menikah?!"
Aku meringis melihat ekspresi Carl. Tampangnya yang nggak percaya itu membuatku sedikit keki. Dia belum tau siapa suamiku, seandainya dia tau...
"Dia istri Mr. de Graff." Sambung Adam.
Mulut Carl kontan menganga. "Are you kidding me?!" Carl menunjukku dengan syok. "Dia.. istri Alan? Mrs. Deja?"
Kening Adam berkerut. "Bukan, namanya Kana."
"Kana?" Carl menelisik penampilanku dari atas ke bawah.
Duh, seandainya nyolok mata orang nggak dosa. Mau rasanya kucolok mata Carl pake sendok garpu.
"Awak kena say something kat dia." Adam memberitahuku.
Aku mengangguk kearahnya dan beralih memandang Carl. Kupasang senyum andalanku. "Hello. I'm Kana. Alan's wife. Aku pernah mendengar cerita tentangmu. Kau Carl Dumbesh kan? Nice to meet you, Carl." Sapaku riang tapi telat.
Carl hanya mengamatiku selama beberapa saat. Sebelum Adam menyenggolnya dan mengisyaratkannya untuk segera sadar. "Ah, sorry. Aku terpana melihatmu Mrs. de Graff-"
"Just Kana," Potongku.
"I mean Kana." Koreksi Carl. "Aku masih tak menyangka pria seperti Alan benar-benar menikah. Apalagi menikah dengan wanita sepertimu."
Sepertiku? Alisku meninggi. Tiba-tiba merasa tersinggung.
Sadar ucapan temannya agak keterlaluan, Adam menginjak kaki Carl. "Jaga ucapanmu, Dumbesh!" bisiknya yang sampai ke telingaku.
"Ah," Carl tersadar. "Maaf jika kau tersinggung, Kana." Ujarnya dengan wajah yang nggak merasa bersalah.
Aku cuma senyum aja. Mendadak pengen ngusir makhluk tampan dihadapanku.
Carl yang tetap santai melangkah ke arahku lalu duduk di sofa yang tadi diduduki Adam. "Ngomong-ngomong, apa yang dia lakukan di sini?" tanyanya pada Adam.
"Kenapa kau harus tahu?" Balasku sedikit kesal karena ternyata cowok ganteng ini beneran nyebelin.
Carl menaikkan alisnya. "Aku tak boleh tahu?"
Aku baru akan membalas saat suara Adam terdengar. "Keluarlah Carl. Ada yang harus kubicarakan dengan Kana."
Mata Carl menyipit. "Kau melarangku memikirkan yang tidak-tidak tentang kalian berdua, tapi melihat sikapmu sekarang aku jadi curiga."
KAMU SEDANG MEMBACA
My Guide It's You (Completed)
RomanceAku---Kanaya Fathurrahmi---gagal menikah sama cowok yang udah kupacari selama dua tahun. Ajaibnya, aku berhasil nikah sama cowok yang baru kukenal selama dua hari. Heol, kurang daebak apa coba hidupku? Welcome to my story. 23/7/18 Ttd Nawir-Chan