Bab 15 : Menunggu

2.4K 168 0
                                    

Sinar matahari tampak dari balik dedaunan. Aku memicingkan mataku, berusaha memperjelas penglihatanku. Lalu sebuah tangan menghalangi silau matahari di wajahku. Aku beralih memandang si empunya tangan dan senyumku dengan otomatis mengembang. Si pelmilik tangan menatapku sebentar lalu mengulurkan tangannya. Seperti gerakan yang biasa kulakukan, tanganku dengan entengnya menyambut uluran tangan itu.

Dia tersenyum dan menarikku dengan lembut.

Awalnya aku berpikir dia hanya ingin membantuku berdiri, tapi tarikannya malah membawaku masuk ke dalam pelukan hangatnya. Tangan kanannya dengan lembut mengelus ujung jilbab yang kukenakan semetara tangan kirinya meremas bahuku dengan lembut juga. Perlakuannya padaku sekarang seolah-olah aku adalah permata paling indah dan rapuh di dunia.
Aku mendongak dan menatap wajahnya. Dia balas menatapku. Dengan ringan dia mengecup bibirku lalu tersenyum lebar melihat ekspresi terkejut yang nggak bisa kusembunyikan. Dia kembali membawaku ke pelukannya.

"I love you." Bisiknya di telingaku. Dia mengucapkan tiga kata itu dengan santai seakan-akan satu kalimat itu adalah kalimat sehari-hari yang biasa ia ucapkan seperti ucapan selamat pagi.

Aku mengerjap mendengar pengakuannya. Setelah terlepas dari keterpakuanku, kubalas pelukannya dengan lebih erat. Untuk pertama kalinya dalam tiga tahun terakhir aku merasakan kelegaan sebesar ini. Seolah semua masalah yang kulewati selama ini hanyalah bagian masa lalu samar yang bahkan nggak lagi bisa kuingat dengan jelas.

Dan kebahagiaan itu lenyap dalam sekejap.

Aku membuka mata dan langsung dihadapkan dengan warna putih langit-langit sebuah ruangan. Aku merasakan sakit di lengan kiriku. Setelah kulirik, ternyata ada jarum infus yang terpasang di sana. Aku memejamkan mataku sejenak dan baru ingat kalau tadi aku jatuh pingsan. Pasti Ana sangat khawatir melihat keadaanku tadi. Aku kembali membuka mata dan baru merasakan kalau tangan kananku digenggam oleh seseorang. Aku langsung melihat sisi kananku dan orang yang baru muncul dimimpiku tadi kini berada tepat di depanku.

Alan.

Aku menatapnya. Dan dia balas menatapku. Aku nggak bisa membaca ekspresinya. Dan melihatnya dari dekat seperti ini, aku baru sadar betapa aku sangat merindukan dia. Seakan aku udah bertahun-tahun nggak melihatnya. Semua rasa kecewa yang kurasakan sebelumnya mendadak hilang nggak berbekas. Bener kata orang. Ada dua hal yang nggak bisa kamu paksakan. Mencintai seseorang yang kamu benci, dan; membenci seseorang yang kamu cintai.

Rasanya sangat aneh.

Aku belum pernah mencintai seseorang secepat ini. Aku belum pernah siap jatuh untuk seseorang seperti ini. Aku belum pernah merasa bahagia dan juga sedih separah ini. Perasaanku sekarang seperti luapan cinta, marah, bahagia, dan juga kecewa yang tertahan selama bertahun-tahun. Dan-entah untuk alasan apa-sekaranglah waktu yang tepat untuk mengeluarkannya. Membinggungkan bukan?

Alan masih menatapku. Caranya menatapku sekarang seakan akan dia sedang berbicara padaku. Aku menghela nafas dan mengucapkan satu kata pertama diantara kami selama sepuluh menit terakhir. "Minum.." Pintaku lemah.

Alan melepaskan genggamannya pada tanganku dan aku nggak bisa menghentikan persaan kehilangan yang mendadak memenuhi hatiku. Dia berjalan menuju dispenser dan mengisi cangkir dengan air. Dia membantuku untuk duduk dan membantuku meminum air hangat yang dibawanya. Dengan lembut Alan meletakkan kepalaku kembali di atas bantal dan menaruh cangkir tadi ke atas meja.

Alan kembali duduk di sisi kananku dan kembali menggenggam tangan kananku. Perasaan nyaman itu kembali mengetahui tanganya yang kembali melingkupi tanganku.

Dia nggak berbicara dan kelihatannya nggak berniat untuk bicara. Dia memajukan kursinya lalu mengelus rambutku dengan lembut. Perlakuannya membuatku mengantuk. Aku yang tadinya sempat khawatir dengan jilbabku langsung tersadar kalau ruangan yang kutempati sekarang adalah VIP Room. Pastinya hanya ada aku dan Alan di ruangan ini. Perlahan, mataku kembali terpejam dan aku kembali masuk ke alam mimpi.

My Guide It's You (Completed)Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang