Bab 30 : Maaf

2.3K 154 3
                                    

Aku pertama kali pacaran saat kelas dua SMA.

Aku nggak ikut klub olahraga setelah masuk SMP --karena masa-masa SD-ku cukup suram setelah kepergian Alan--dan lebih aktif di osis saat SMA. Dengan sifat easy going, aku dengan mudah berteman sama siapapun. Karena itu jugalah aku cukup terkenal di sekolah walau tampang dan otakku nggak semenarik itu. Cowok pertamaku namanya Junaidi. Kalau dilihat dari namanya, kalian pasti bayangin Junaidi ini cowok cupu yang jawa abis dan jauh dari kata famous. Tapi Jun--teman-teman manggil dia begitu--malah kebalikannya. Walau dia masih keturunan Jawa, darah Inggrisnya membuat Jun seperti manusia indo kebanyakan. Jun yang katanya baik, ganteng, ramah, atletis, dan pinter itu berhasil memikat semua cewek satu sekolah.

Yah, agak berlebihan sih nyebut semua. Karena Jun bukan satu-satunya cowok ganteng di sekolah. Tapi kita anggaplah Jun itu salah satu cowok yang pantes banget buat dijadiin pacar. Temen dekatku, Halimah, juga jatuh hati sama Jun. Sementara aku? Kala itu aku lebih suka Song Joong Ki yang imut dibandingin Jun yang atletis.

Sampai suatu hari kami jumpa di luar sekolah dan aku lihat dia lagi narik becak.

Sumpah deh, aku nggak nyangka hari Minggu yang seharusnya kulewati dengan bermalas-malasan di rumah sambil nonton atau ngemil tapi gagal karena Bang Kevin maksa aku nemenin dia beli kado ulang tahun Kak Julia yang udah lewat, makin keruh saat Jun mengenaliku. Cowok dengan hidung bangir itu berjalan mendekatiku dan langsung menarikku pergi dari Bang Kevin yang menatap kami dengan raut keheranan.

"Jangan bilang siapa-siapa!" Ujar Jun tegas saat kami sampai ditempat yang cukup sepi. Matanya yang beriris hijau kecoklatan menatapku dengan tatapan mengintimidasi.

Keningku berkerut. "Bilang apaan?" Tanyaku yang masih kebingungan.

"Soal pekerjaanku."

"Pekerjaan?" Aku melihat pakaian yang Jun kenakan saat ini. Celana pendek, kaus, handuk yang tersampir di leher, dan topi kupluk. "Narik becak?" Tebakku.

"Jangan sebarin sama siapapun!" Tegas Jun lagi. Kali ini matanya sirat akan ancaman.

Tapi aku sih santai aja. Mata sama ancaman Jun mental sama aku. Secara ya, aku SMP di Medan. Denger ucapan kasar? Makian memekakkan telinga? Ancaman dan polusi keras? Udah kenyang aku. Ancaman dari cowok keren kayak Jun? Kacang mah. Aku enggak takut. Walau begitu, aku cuma ngangguk. Biar cepet selesai sih sebenernya. Aku capek dan kangen kasur sama kipas anginku di rumah.

"Kalau kamu sampai nyebarin ini, hidupmu nggak bakal tenang ke depannya."

Bodo amat! Sahutku dalam hati. Yah, gimana enggak? Aku itu sedari dulu terkenal bandel dan nggak kenal takut. Aku bahkan masih bisa santai keluar dari gudang sekolah setelah sehari semalam terkunci sendirian di sana. Waktu SMP aku pernah diskors selama seminggu karena ngerjain salah satu guru yang nyebelinnya dunia akhirat. Aku bahkan pernah ikut Demo Mahasiswa sama Bang Kevin waktu kelas X, dan untungnya nggak ketahuan. Karena kalau sampe ketahuan, Mama pasti bakal ngamuk dan nyita semua koleksi drakor-ku. Kupandang Jun dengan tatapan malas dan mengangguk.

"Bukannya aku kekurangan uang, aku kerja begini demi beberapa hal yang harus kuurus."

Aku ngangguk lagi.

"Aku bakal terus awasi kamu!"

Aku menghela nafas.

"Aku--"

"Iya. Terserah deh mau ngapain. Tapi bisa nggak disambung besok aja? Abangku udah nunggu dan aku ngantuk berat." Potongku sebelum Jun curhat lebih jauh. "Udah ya, aku duluan. Bye!" Tanpa menghiraukan Jun lagi, aku melangkah pergi.

Tapi ternyata keenggak pedulianku waktu itu menyakiti harga diri Jun yang nggak pernah diabaikan siapapun sebelumnya.

Besoknya, Jun muncul di kelasku dan dengan senyum menawannya mengumumkan kalau kami pacaran. Meledak? Tentu aja. Semua cewek-cewek ababil yang suka Jun mulai hari itu menerorku. Masa SMA ku yang tadinya damai berubah dalam sekejap. Halimah bahkan menjauh dariku. Membuatku sadar kalau menyukai orang yang sama dengan teman baik sendiri--walau aku nggak sesuka itu sama Jun--nggak enak.

My Guide It's You (Completed)Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang