Bab 17 : Sang Alpha

2.8K 179 3
                                    

Seorang anak lelaki berseragam SD berjalan pelan melewati koridor sekolahnya yang sudah sepi. Sekolah sudah selesai dua jam yang lalu. Para guru pun sudah pulang sedari tadi. Hanya ada satpam dan petugas kebersihan yang sedang membersihkan lapangan sekolah di sini. Dan itu adalah pemandangan biasa yang didapatinya ketika pulang sekolah. Padahal tidak setiap hari dia mengikuti kegiatan ekskul sekolah, tapi jadwal pulangnya selalu sama. Dan itu disebabkan karena ia benci harus berada di rumah.

Dulu keadaan rumahnya masih lebih baik daripada sekarang. Meskipun kedua orang tuanya sedari dulu sibuk, dia masih merasa mereka menyayanginya karena masih menyempatkan diri mengobrol dengannya saat sarapan pagi. Tapi sekarang, setelah mereka bercerai, keadaan rumah sangat-sangat tidak mengenakkan. Apalagi kelihatannya Maminya sebentar lagi akan menikah dengan laki-laki yang mengajaknya ke taman bermain minggu lalu.

Dia mungkin masih berseragam SD, tapi kemampuannya memahami sesuatu jauh lebih dewasa. Caranya berpikirpun sama. Dia bahkan bisa menyelesaikan soal integral meskipun dia baru naik kelas lima SD. Kata jenius mungkin patut disandangnya jika dia mau menunjukkan kemampuannya itu. Apalagi dengan wajah Indo yang dimilikinya, pasti membuat anak lelaki yang dipanggil Yuda itu terkenal. Tapi dia tak suka jadi terkenal. Tidak ketika masalah keluarganya sudah cukup menyulitkan untuk anak yang baru berumur sepuluh tahun minggu lalu.

"Kembaliin!"

Yuda menghentikan langkahnya ketika mendengar suara dari kelas yang baru dilewatinya. Mengikuti insting, dia mengintip dari celah gorden jendela di dalam kelas. Empat orang anak lelaki berseragam olah raga sedang berada di kelas itu. Dua anak lelaki dengan tampang sok preman menatap dua orang di depannya dengan mengejek. Salah satu dari mereka memegang botol minuman berstiker winnie the pooh.

"Kubilang balikin!" Anak lelaki bertopi baseball yang sebelumnya bersuara menyodorkan tangannya kepada anak yang memegang botol.

"Rebut kalo bisa!" Tantang anak yang memegang botol.

Anak bertopi baseball itu mendegus kesal. Membuat anak laki-laki bertubuh gempal di sampingnya sedikit khawatir.

Yuda menyipitkan matanya. Sepertinya dia mengenal si gempal. Bukannya dia Hamdan? Kiper di klub sepak bola yang diikutinya. Adik kelasnya yang terkenal suka makan dan cengeng. Meskipun begitu selalu bisa diandalkan untuk menjaga gawang. Kenapa dia di sini?

"Aww!" Anak yang memegang botol tiba-tiba memekik kesakitan sambil memegang kakinya.

"Lo!" Temannya memandang anak bertopi baseball dengan sengit dan berniat menghajar si anak bertopi.

Tapi dengan cekatan anak itu menghindar. Gerakannya itu membuat topi yang dikenakannya jatuh. Memperlihatkan rambut sebahu yang ternyata dimilikinya.

Yuda mengerjap. Jadi anak bertopi baseball itu perempuan?

Si anak perempuan memukul kepala orang yang berniat menghajarnya. Dengan cepat dia mengambil topinya dan merebut botol minuman yang menjadi permasalahan itu. "Cepet kabur Bo!" Dia menarik tangan Hamdan lalu berlari dengan cepat keluar dari kelas itu.

Yuda memandang kedua anak yang tengah berlari itu sambil tersenyum kecil. Lucu sekali melihat Hamdan yang laki-laki ditarik paksa oleh seorang anak perempuan. Apalagi tubuhnya yang gempal itu bergoyang-gonyang saat berlari. Sambil terkikik pelan Yuda melanjutkan langkahnya dan mengabaikan dua orang yang masih kesakitan di dalam kelas.

Sesampainya di gerbang sekolah, dia melihat kedua anak tadi sedang duduk berselonjor di atas trotoar.

"Berani banget kamu mukul mereka, Nay." Ucap Hamdan dengan nafas yang masih terengah-engah.

My Guide It's You (Completed)Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang