Bab 13 : Menghindar

2.6K 170 0
                                    

'Alan Eryodha de Graff Ph.d'

Pria berkebangsaan Belanda yang masuk dalam kategori most wanted pengusaha tampan tersukses dunia. Di usia dua puluh dua tahun, de Graff berhasil menyelesaikan S3-nya dan mendapat gelar Ph.d di Harvard University. Wajah tampan dan otak cemerlang yang dimilikinya membuat pemimpin WG Cope itu menjadi incaran publik. Sebagai penerus takhta ke tiga keluarga de Graff, Alan Eryodha de Graff berhasil menjadikan WG Cope sebagai perusahaan Multinasional bergengsi yang dielu-elukan sebagai pusat perusahaan dunia. Banyaknya perusahaan yang berada di bawah kendali WG Cope serta kerja sama dengan berbagai jenis perusahaan di Asia, Eropa, dan Australia membuat de Graff mendapat banyak penghargaan. Dia bahkan mendapat kehormatan bertemu dengan Ratu Inggris secara langsung pada perjamuan kerajaan.

Tanpa sadar aku menghela nafas setelah membaca satu artikel singkat tentang Alan di Google. Aku nggak tau harus seneng atau malah sedih mengetahui kehebatan pria yang berstatus sebagai suamiku itu. Rasanya aku beneran nggak pantas bersanding dengan Alan. Perbedaan status sosialku dengan Alan begitu jauh. Aku ada di titik paling rendah, sementara dia berada di titik paling tinggi. Jangankan makan bersama Ratu Inggris, ngelihat Presiden Indonesia secara langsung aja aku belum pernah. Satu-satunya hal yang menonjol dari diriku hanyalah kenyataan bahwa aku seorang wanita menyedihkan yang melarikan diri ke negara asing dan kebetulan bertemu dengan Alan dan menikah dengannya.

Bagaimana mungkin itik buruk rupa sepertiku mengharapkan elang seperti Alan menjatuhkan hatinya kepadaku? Mustahil.

"Apa yang mustahil Kana-Ssi?"

Aku mengerjap dan langsung memandang ke sumber suara. Ana duduk di samping kananku sambil menatapku dengan tatapan tanya. Aku maksain seulas senyum dan menggeleng. "Bukan apa-apa." Jawabku. "Mana Sifa?"

Ana meletakkan kameranya di atas meja makan dan menunjuk ke luar gedung hotel dengan ibu jarinya. "Lagi naruh koper di Bus sama Aldo."

Senyumku mengembang. Kali ini nggak dipaksakan. "Sama Aldo?"

Ana ngangguk. "Beberapa hari ini kulihat mereka nggak terpisahkan."

"Kayaknya bentar lagi kamu keduluan adik kamu." Ujarku.
Ana tersenyum kecil. "Aku sih nggak masalah. Asal Sifa seneng, aku juga bakal ikutan seneng."

Aku mandang Ana sambil tersenyum sendu. Melihat Ana dan Sifa mengingatkanku kepada Nia. Dulu ucapanku selalu begitu saat ada sesuatu yang bersangkutan dengan Nia. "Asal Nia seneng, aku juga bakal ikutan seneng." Tadinya kata-kata itu memang berasal dari lubuk hatiku yang terdalam, tapi lama kelamaan, aku sadar kalau kalimat yang kuucapkan itu nggak bisa diterapkan dalam setiap keadaan. Ada situasi dimana aku nggak bisa bahagia saat melihat Nia bahagia. Situasi yang melahirkan diriku yang sekarang.

"Pak Alan mana Noon?"

Aku mandang Devan yang duduk di depanku sambil nyunggingin senyum tipis. "Masih di kamar." Jawabku. Aku sengaja keluar dari kamar lebih dulu dengan alasan memeriksa beberapa keperluan ke Jeju. Aku bahkan keluar saat Alan belum bangun dari tidurnya. Sejak semalam kami belum bicara satu sama lain karena aku masuk ke dalam kamar saat Alan udah tidur dan keluar dari kamar saat Alan belum bangun. Aku cuma ninggalin catatan kecil di atas nakas samping tempat tidur Alan sekaligus ngembaliin ponsel biang masalah milik Alan. Aku belum tau apa yang seharusnya aku lakukan mengenai video itu. Dan hal terbaik yang bisa kulakuin sekarang hanyalah menghindarinya. Menghindari masalah terbesarku saat ini.

Tepat saat aku mikirin hal itu kursi sebelah kiriku di tarik dan aroma parfum yang familiar di hidungku tercium. Menandakan kalau orang yang baru kupikirkan kini berada tepat di sampingku. Dari ekor mataku kulihat Alan sedang memperhatikanku. Merasa gugup dan canggung, kualihkan perhatianku kepada Sifa dan Aldo yang baru bergabung di meja makan. "Kelihatannya akan ada pasangan baru di kelompok ini." Celetukku sambil tersenyum kepada kedua orang yang duduk bersebelahan itu.

My Guide It's You (Completed)Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang