07.

3.1K 96 13
                                    

Setelah panggilan itu berakhir dengan cepat gue menuju keruangan bu nurul aka bu BK

"Halo ibu nurul yang cantik tapi sayang nya tepos, ada apa panggil-panggil saya? Ibu kangen ya sama saya?" Tanya gue ketika sampe keruangan bu nurul dan duduk tepat dikursi dihadapannya. Gue pun mendapatkan tatapan horor dari bu nurul.

"Ibu panggil kamu kesini itu untuk memberi tau apa saja kesalahanmu. Apa kamu tau apa saja kesalahanmu?" balasnya

"Gak tau tuh bu" ucap gue singkat.

"Kamu itu sudah melanggar peraturan dan bersikap tidak sopan dan berani kepada bu endah dan bu rin, jadi saya minta orang tua kamu datang kesini untuk menemui ibu besok" jelasnya.

"Ibu tau kan kalo saya ini gak punya orang tua? Kenapa ibu suruh datang sih bu? Gak usah sok amnesia deh ibunyah" bales gue sambil mainin iphone gue.

"Ibu gamau tau pokoknya anggota keluarga kamu harus datang, ini suratnya!"

"Masih jaman ya surat-suratan padahal, dunia udah canggih lo" ucap gue sinis lalu mengambil surat itu dan pergi meninggalkan ruangan itu. Sesampainya dengan tempat sampah tuh surat langsung gue buang lagian, percuma aja kan keluarga gue juga gak bakal datang.

Gue berjalan menuju keparkiran untuk pulang kerumah aka bolos! Karena sekarang mood gue bener-bener ancur.

Sesampainya gue dimotor gue, gue langsung memakai jaket kulit warna hitam dan helm. Gue pun menaiki motor gue dan menyalakannya dengan cepat gue gas dengam kecepatan tinggi.

Skip perjalan...

Karena gue ngantuk gue mutusin buat pulang dan tidur dirumah. Selama diperjalanan tadi gue selalu ngebayangin gimana indahnya mimpiin suami-suami gue yang lagi dikoriyah dikasur super empuk king size milik gue.

Setelah sampai digarasi gue langsung turun dan melepas helm yang ada dikepala gue dan mengayun kaki gue untuk masuk kedalam rumah.

"Bi nada pulang, nada ngantuk mau tidur" teriak gue didepan pintu dan berjalan santai kearah tangga.

"Ehmm"

Gue ngedenger seseorang sedang berdehem di depan gue. Dari suaranya gue sudah mengenal siapa orang itu.

Orang itu memakai jas bewarna hitam yang sangat rapi, dan benar saja dia papi aku gaes.

"Sudah pulang nada?" Tanyanya.

"Bukannga kebalik ya pih,yang harusnya bilang kek gitukan nada. Sudah pulang pih? Masih inget sama nada sama bang nanda? Gakusah balik ke indo juga gakpapa. Enak kan di Amrik bisa main sepuasnya sama jalang-jalang disana" ucap gue sambil tersenyum miring.

"Maafin papi nad, papi lagi sibuk ngurusi bisnis dan satu lagi, jawab pertanyaan papi kenapa kamu sudah pulang sedangkan ini masih tengah hari?" Ucapnya.

"Bukan urusan lo! Munggir gih gue ngantuk mw tidur jangan ganggu gue!" Ucap gue yang langsung pergi tetapi tangan gue ditahan sama dia.

"Sebentar nada papi mau ngenalin kamu sama seseorang"

"Siapa lagi sih" balas gue malas.

'Sayang ini minumnya' ucap seseorang dari arah dapur.

'Sayang? Apa ini? Siapa dia? Tolong jelasin, eh tapi gak nad lo gak boleh pikir yang aneh-aneh' batin gue.

Perempuan itu berjalan menemui kita dan berdiri disamping papi sambil membawa satu cangkir teh.

"Ini orang yang mau papi kenalin kekamu, nama dia 'Anggun Vatricia' dia sekarang adalah mami baru kamu.

Deghh

Ini mimpi kan? Bilang ke gue kalo gue masih tidur dikelas dan bu rin belum bangunin gue? Iya kan ini mimpi? Tolong bilang ke bu rin buat bangunin mimpi buruk ini! Gue mohon!

Orang yang bernama anggun itu mengulurkan tangannya dan tersenyum manis kearah gue.

Gue diam melihat uluran tangan itu dan langsung gue tepis.

Prakkk...

Bunyi cangkir yang sudah jatuh kebawah lantai.

"Mami? Mami gue itu cuman satu yaitu Raisa Verennika Bramasta. Mami gue itu cuman mami raisa! Dia bukan mami gue, bagi gue dia itu cuman jalang yang hanya numpang makan dan tidur dirumah ini. Dia itu cuman mau harta papi, pih!"

Plakkk...

Sebuah tamparan keras berhasil mendarat sempurna dipipi kanan putih mulus gue dan berhasil buat pipi gue bewarna merah.
Diem gue cuma diem, gue masih gak nyangka kalo papi berani nampar gue. Gue langsung natap tajam kearah anggun yang berdiri disamping gue dan...

Plakkk..

"Arghh" ringisnya.

Satu tamparan yang jauh lebih keras dari tamparan papi berhasil mendarat dipipi perempuan itu. Dia meringis kesakitan sambil memegangi pipinya.

"Lo! Mau lo apa hah? Lo mau ngehancurin keluarga gue, iya? Apa yang lo mau? Harta? Cihh lo dibayar berapa sama papi gue? Sebegitu murahnya kah diri lo? Dasar jalang murahan! Kenapa harus papi gue? Masih banyak kan diluar sana yang jauh lebih kaya dibanding papi gue? Pergi lo dari rumah gue!" Bentak gue dan...

Plak...

Papi gue nampar gue lagi di pipi sebelah kiri. Perih ini benar-bener perih. Gue dapat 2 tamparan sekaligus dari papi gue.

Tapi gak nad lo harus kuat lo harus strong! Lo gak boleh nangis! Lo gakboleh kelihatan lemah didepan mereka! Semangat nad semangat!

"Nada dia itu mami kamu untuk sekarang, besok dan selamanya jika kamu tidak bisa bersikap sopan dihadapannya bukan anggun yang pergi tapi kamu!" Bentak papi.

Njlebb

Dia papi gue? Apa sekarang gue boleh nangis? Apa gue sekarang boleh teriak sekencang mungkin untuk menghilangkan rasa perih dihati gue? Gak nada lo harus tahan airmata lo!

"Papi, nada masih gakpercaya apa yang papi bilang Barusan. Papi ngusir nada cuman gara-gara jalang murahan itu? Kemana papi gue yang dulu? Yang selalu sayang sama nada? Yang selalu ingin ngebahagiain nada? Kemana? Ini nada pi nada, anak papi, darah daging papi. Dengan cara papi menikah lagi berarti sama aja papi hianati mami. Tau gitu papi gak usah pulang,tinggal selamanya sana di amrik sama dia! Kecewa nada pih" balas gue kesal sambil menunjuk muka jalang itu.

"Nada tolong, tolong buat papimu bahagia! Papi juga ingin bahagia seperti apa yang kamu rasakan. Papi gak hianati mami tapi, papi cuman mau cari pengganti mami nad, papi tau kalo kalian berdua masih membutuhkan kasih sayang seorang ibu. Papi tau apa yang selama ini kalian rasakan jika papi ada urusan bisnis yang sangat lama. Papi tau kalo kalian merasa kesepian, jadi papi sengaja menikah dengan dia" jelasnya.

"Bahagia? Nada bahagia dari mana pi? Setelah kepergian mami raisa, papi selalu sibuk ngurusi bisnis gak guna papi. Nada dirumah sendirian cuma sama bang nanda. Nangis yang selalu nemani hari-hari nada pi setelah mami meninggal. Dibully, ditindas, dihina, dipermalukan, dimanfaatkan , itu yang nada rasain setelah mami pergi. Dan akhirnya nada berubah jadi seorang badgirl dan mencari kebahagiaan dengan apapun yang nada suka walaupum itu melanggar peraturan. Coba sekarang papi bilang dimana kebahagiaan nada?" ucap gue tak mau kalah.

"Tolong kamu pahami perasaan papi nad" balasnya singkat.

"Pahami? Harusnya papi yang mahami perasaan nada. Sudah pi nada kecewa sama papi" kata gue yang langsung pergi meninggalkan papi gue. Didepan pintu gue bisa ngeliat seseorang dengan mata yang sangat merah seperti menahan emosi dan tangan terkepal. Dia adalah...




Hay aing kombek.
Typo bertebaran ya gaes.
Jangan lupa vomenttnya ya.

BadGirl [End] REVISI Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang