"Papi" ucap nanda pelan menghampiri papinya yang sedang menatap tajam anggun.
"jawab pertanyaan saya anggun" bentak panji kepada anggun sedangkan anggun hanya diam seribu bahasa.
"Kenapa kamu tidak pernah bilang jika kamu mempunyai anak, apalagi itu Alim yang sudah aku anggap anak ku sendiri?" Tambahnya lagi mengguncangkan tubuh anggun.
"DIA BUKAN ANAK AKU!" Balas anggun pada akhirnya dengan teriakan. Semua yang ada disana terkejut terlebih lagi pada Alim. Tatapan alim kosong, menatap kearah anggun. Nanda langsung menghampiri alim dia melihat senyum kecil dibibir alim membuat lesung dipipi remaja putih itu terlihat. Bukan senyum kesenangan lebih tepat senyum miris tentunya.
"Maksudnya?" Tanya panji yang mulai kebingungan.
"Dia bukan anak aku, sekali lagi aku bilang kalo dia bukan anak aku. dia bukan anak kandungku hahahaha" balas anggun tertawa seperti orang kesetanan.
Plakkk
Terdengar suara tamparan yang sangat keras dikoridor rumah sakit itu. Bukan, bukan panji yang menamparnya, tetapi nanda. Dia tidak terima jika kakaknya tidak dianggap.
"Lo gila? Udah jelas jelas dia anak kandung lo, tapi lo gakmau ngakuin? DIMANA HATI LO SEBAGAI ORANG IBU BANGSAT?" Teriak nanda yang sudah sangat geram dengan tingkah anggun.
Plakkk.
Suara tamparan itu terdengar lagi, bukan panji maupun nanda pelaku penamparan itu, tetapi alim. Dia menampar pipi nanda membuat nanda meringis dan mentap alim tajam.
"Jangan pernah sakitin ibu gw" ucapnya pelan dan penekanan.
"Ibu?" Tanya nanda tersenyum getir mengalihkan pandangannya lalu meludah.
"LO BILANG DIA IBU LO? UDAH JELAS-JELAS DIA GAK NGAKUIN LO SEBAGAI ANAK KANDUNGNYA! LANTAS APA YANG HARUS DIBANGGAKAN DARI ORANG YANG GAK TAU DIRI KEK DIA?" Teriak nanda murka.
"Karena gw
Gw sayang sama dia" ucap alim lirih meneteskan airmatanya. Hening, tidak ada yang berani menyahut. Hari ini, alim mengakui sayangnya kepada ibunya sendiri suatu keajaiban. Dia tidak pernah mau mengakui rasa sayangnya karena dulu anggun adalah pelaku pembunuhan Wahyu Bagaskara ayahnya. Saat dia berumur 5 tahun alim harus menyaksikan bagaimana dengan sadisnya anggun membunuh ayahnya hanya karena anggun mabuk dan tercyduk berselingkuh oleh Bagas.
Bahkan saat itu anggun pernah berniat membunuh alim sebelum wahyu menghampirinya dan melindungi Alim, padahal tadi Anggun sudah menancapkan pisau buah yang tidak terlalu tajam tepat di dada sebelah kiri bagas. Tapi entah kenapa, ia malah bangkit melindungi alim dengan sisa sisa tenaga yang ia miliki.
Dan pada akhirnya Anggun kembali menusukkan pecahan botol yang ia genggam tepat di nadi leher bagas. Darah mengalir deras dari leher bagas. Anggun lemas, dia langsung lari ninggalin Bagas dengan Alim karena takut di penjara. Bagas tersenyum, ia berhasil melindungi alim. Ia membisikan kata kata yang sampai sekarang diingat oleh alim.
"Nak, tolong selalu doakan ayah disetiap sholatmu, ayah percaya kalo kamu anak yang baik. Kamu harus sukses di masa depan" ucap bagas dengan nafas yang tersenggal senggal
"Selalu bahagia ya! Jangan khawatir sama ayah, ayah akan bahagia jika liat kamu bahagia. Satu hal yang harus alim ingat, kalo ayah sangat menyayangi alim" lanjutnya lagi memegang kedua pipi alim, mengelus surai alim dengan lembut dengan kedua tanggannya yang sudah dibanjiri oleh darah.
"Iya ayah, ayah harus kuat ya hiks alim benci sama mama yah hiks"
"Itu mama kamu, kamu gaboleh benci sama dia ya. Kamu jangan jadi anak yang durhaka ya sayang. Jaga kesehatan selalu, dan jangan lupain ayah. Udah jangan nangis, ayah gaksuka liat kamu nangis. Ayah capek mau istirahat dulu" ucap bagas menghapus airmata alim dengan kedua tangannya, lalu tubuhnya ambruk jatuh ke lantai.
KAMU SEDANG MEMBACA
BadGirl [End] REVISI
Teen Fiction(REVISI) Ngga usah negatif thingking Ketika lihat anak sekolahan yang keluar rumah ketika malem atau jarang pulang, Karena mungkin tempat yang selama ini orang-orang sebut rumah tidaklah sebaik yang orang-orang katakan. Mereka hanya mencari ketenang...