"Eh? Serius om?" Ucap alim menatap panji tidak percaya
"Iya saya serius, saya mau tinggal sama orangtua saya yang ada di Dubai" balas panji dengan tersenyum menatap akim yang kebingan
"Tapi kenapa om?"
"Karena... Terlalu banyak kenangan saya dengan anak anak saya disini" balas panji menatap lurus kearah depan
Yang disana berdiri dengan megahnya sebuah bangunan yang terlihat sangat besar dengan cat putih diselingi beberapa cat hijau, air mancur yang berada tepat ditengah taman dan beberapa tanaman hias yang menghiasi rumah tersebut.
Iya, rumah itu adalah rumahnya dengan anak anaknya. Yang sudah ia huni puluhan tahun, dengan senang dan duka mereka bersama
"Om kenapa gak ngejual aja?" Tanya alim menatap panji yang masih setiap menatap rumahnya dari depan gerbang
"Saya gakbisa ngejual. Makanya itu saya suruh kamu dengan teman teman kamu nempati rumah ini. Saya gak bisa ngebiarin rumah ini kosong"
"Tapi om, ini rumah om kita gakbisa nempati rumah ini, ini terlalu besar om. Sekalipun disewakan juga saya gakbisa bayarnya"
"Enggak papa nak, saya udah nganggap kalian seperti anak kandung saya sendiri. Kamu, leman, kube, ardi ataupun yang lainya terserah. Saya serahkan semuanya yang penting rumah ini jangan sampai kosong" ucap panji yang kini bergantian menatap alim.
Alim terdiam
"Baik om saya akan nempati rumah ini" putus alim pada akhirnya membuat panji tersenyum
"Terimakasih ya. Tapi saya minta tolong kamar nada sama nanda dibiarkan kosong, jangan buang apapun dari kamar mereka berdua. Dan juga tidak lupa dibersihin seminggu sekali" ucap panji menepuk pundak alim pelan diiringi senyumnya
"Iya om saya janji" balas alim membuat hati panji puas
"Ohiya, bengkel sama cabang yang sudah tersebar ke seluruh kota saya serahkan ke kamu semua ya? Tolong dijaga bengkelnya, jangan biarkan sepi. Dan mobil, motor serta apapun yang nanda dengan nada punya biarkan saja tetap disini, jangan lupa untuk merawatnya. Kalian bisa memakainya tapi jangan sampai dijual"
"Serius om semuanya?"
"Iya semuanya, mulai dari sekarang penghasilannya untuk kamu dan temanmu, tapi selalu ingat untuk memberikan beberapa persen keuntungan untung disumbagkan ke panti ataupun yayasan" ucap panji tersenyum membuat hati alim senang
"Terus bagaimana dengan sekolah dan universitas bramasta om?"
"Sudah saya serahkan ke aisyah, saya kasihan ngeliat dia hidup sendiri tanpa ada usaha yang bisa membiayai hidupnya. Maka dari itu saya berikan semuanya untuk dia" balas panji menatap jam yang melingkar pada lengan kirinya
"Oh gitu ya, bagus sih om saya setuju"
"Iya kalo gitu saya mau langsung berangkat aja ya?" ucap panji membuat alim menengok lalu melihat kearah jam tangannya
"Masih ada 40 menit lagi om. Mau mampir sebentar? Pasti om bakaln kangen sama mereka" tawar alim dan panji hanya menangguk mengiyakan tawaran alim.
Mereka berdua lalu masuk kedalam mobil panji dan tak lama pun mobil itu melaju dengan kecepatan standar.
Sesampainya tempat yang dimaksud alim, panji langsung membeli 3 buket bunga yang ia temui dipintu masuk lalu berjalan beriringan dengan alim melewati beberapa gundukan tanah.
Panji dan alim terhenti saat didepan mereka sudah sampai dengan tujuan awalnya mereka kemari.
Panji lalu berjongkok memberi ketiga buket bunga tersebut dimasing masing makam Nada, Nanda dan Nathan secara bergantian.
KAMU SEDANG MEMBACA
BadGirl [End] REVISI
Novela Juvenil(REVISI) Ngga usah negatif thingking Ketika lihat anak sekolahan yang keluar rumah ketika malem atau jarang pulang, Karena mungkin tempat yang selama ini orang-orang sebut rumah tidaklah sebaik yang orang-orang katakan. Mereka hanya mencari ketenang...