40.

2.8K 81 26
                                    

"Gimana keadaanya om?"

Tanya seseorang pria yang lebih muda disana menatap pria yang lebih tua dengan tatapan bertanya serta raut wajah khawatir. Sedangkan pria yang lebih tua hanya menghembuskan nafasnya berat lalu menggelengkan kepala

"Masih sama seperti terakhir kali kamu kesini" balas panji menatap Alim dengan vina bergantian.

"Tapi kan terakhir kali kita kesini, 5 hari yang lalu om. Masa gak ada perubahan?" Tanya vina menatap panji.

"Mana teman kalian yang lain?" Tanya panji lagi

"Sebentar lagi datang om"

Panji menghela nafas nya panjang lalu menggelengkan kepalanya lagi untuk kedua kalinya

Lalu menatap pintu berwarna putih yang didepannya jelas bertuliskan

Nada alexa bramasta, i love my father dwi panji and my brother, nanda alexander bramasta.

Panji tau itu, itu hasil jerih payah nada sendiri saat dia baru pulang dari rumah sakit saat ia jatuh dari rooftop lalu.

Panji tersenyum tipis saat kembali mengingat malam itu. Lalu di detik kemudia kembali memfokuskan tujuannya.

Cklekk..

Pintu berwarna putih itu terbuka menampilkan ruangan bercat putih yang tertutup oleh berbagai macam poster.

Gelap

Didalam sana sangat gelap, padahal sore ini matahari tengah terik menunjukan cahayanya.

Perlahan alim dengan vina memasuki kamar tersebut lalu mereka berhenti di depan pintu masuk, melihat miris orang yang ada didalam.

Iya, dia nada.

Yang sekarang tengah menonton video kebersamaanya dengan abangnya dan juga dengan nathan, yang sudah dari lama ia jadikan sebuah kaset, menontonnya berkali kalo dengan tatapan datarnya membuat hati ketiga orang tersebut meringis

"Nada sudah makan om?" Tanya alim menatap panji sedangkan panji hanya menggeleng

"Sepulang dari sekolah, saat ia pulang karena pingsan digendong bisma. Nada gak pernah mau makan, bahkan gak pernah keluar dari kamar ini"

"Dia bahkan selalu memakai pakaian nanda dan tidak seorang pun boleh menyentuhnya, terkecuali saya dan lampu kamar yang sengaja ia matikan" balas panji menatap nanar putri bungsunya

"Nada masih merasa kehilangan, dan saya tau itu pasti berat. Tapi apakah ini udah gak kelewatan om?" Tanya vina

"Iya, dia masih belum bisa mengikhlaskan kepergian nanda begitupula dengan nathan. Saya tau ini kelewatan, tapi dia gak pernah dengerin omongan saya"

"Padahal nanda sama nathan sudah pergi hampir 2 minggu lebih. Berarti selama itu juga dia enggak makan?" Tanya alim lagi menunjukan wajahnya yang kembali khawatir.

"Saya juga gatau, dunia nada hanya berpusat kepada dua orang tersebut"

Alim dengan vina bungkam, tidak bisa mengeluarkan sepatah kata apapun. Perlahan vina mendekati nada dan memungut beberapa Polaraid nada, nanda dan nathan yang berserakan dilantai. Menatap nanar sehabatnya.

"H-hay" sapa vina tetapi tidak ada jawaban apapum dari nada yang sedang menatap kearah video itu dengan tatapan kosong

"Gw tau ini berat buat lu, tapi plis-" ucapan vina terhenti ketika merasakan setetes air matanya mengalir melewati pipi mulusnya, dengan cepat vina mengapusnya.

"T-tapi plis, lu masih punya gw, sama bang alim" lanjutnya lagi berusaha manahan getaran didalam tubuhnya

"Dan yang terpenting lumasih punya bokap lu nad"

BadGirl [End] REVISI Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang