"Bang nanda sama nathan kok lama bener ya bang" tanya nada kepada alim yang sedang diam menatap jalan raya, entah mengapa perasaannya sekarang tidak enak
"Gaktau juga gw, kita tunggu didepan aja yuk" ajak alim yang hanya dibalas dengan anggukan kepala lalu berjalan bersama menuju kearah gerbang utama yang berhubungan langsung oleh jalan raya. Mereka memilih disalah satu kursi yang telah disediakan.
Nada membuka tas nya, mengambil camera tadi lalu memutar video yang telah ia ambil beberapa saat yang lalu. Alim yang berada disampingnya hanya tersenyum melihat tingkah nada.
"Nad, kok perasaan gw gak enak ya?" Ucap alim membuat nada mumbayarkan fokusnya dari camera tadi kearah alim.
"Ohya? Gw juga sama bang. Perasaan gw gak enak. Kek ada sesuatu hal gede yang bakal datang" balas nada lalu fokus menyaksikan hasil rekamannya dengan senyum yang selalu terukir di wajah manisnya.
"Nathan itu lucu ya orangnya" ucap alim dan nada hanya menganggukan kepalanya setuju.
"Iya dia lucu banget, dia itu beda. Itu yang bikin gw tetep sayang sama dia"
"Dan nanda juga setia ya"
"Iya, bang nanda itu kek tulang dan sendi didalam hidup gw, yang bisa bikin gw hidup gw jalan sedangkan nathan seperti darah yang ada didalam tubuh gw, yang selalu bikin kehangatan ditubuh gw" balas nada tersenyum lagi, mematikan videonya lalu fokus terhadap jalanan yang sepi
Sunyi
Baik alim maupun nada tidak ada yang memulai pembicaraan kembali. Keduanya memilih untuk diam menikmati kesunyian tersebut.
TIIIIIINNNNNNN
Sampai terdengar bunyi suara klakson nyaring membuat mereka langsung fokus kearah bunyi tersebut
GUBRAKKK
keduanya langsung terkejut apa yang baru saja mereka lihat barusan membuat tubuh mereka terasa kaku.
Di depan mereka terdapat kecelakaan mobil yang sedang berguling lalu terhenti saat mobil tersebut menghantam pembatas ditengah jalan membuat lalu lintas terhenti.
"Bang" panggil nada kepada alim
"Hm?"
"Itu mobil kita bukansih?" Tanya nada menatap alim lekat sedangkan alim hanya membisu tidak dapat berbicara sampai akhirnya dia menganggukan kepalanya membuat nada langsung berlari kearah kecelekaan tadi diikuti dengan alim dibelakangnya.
Sesampainya disana nada hanya mematung ditempatnya kakinya terasa lemas saat ia melihat seluruh wajah abangnya berlumuran darah.
Nada langsung berlari membawa nanda keluar dari mobilnya lalu membersihkan noda darah dari wajah abangnya, begitupun dengan alim ia langsung mancari sosok nathan yang sudah tidak sadarkan diri dengan sekujur tubuh penuh darah
"Bang? Bang nanda bangun bang" ucap nada masih membersihkan noda darah dengan tangannya
Sedangkan nanda hanya terdiam, ia masih sadar dan masih bisa tersenyum kepada nada tidak seperti nathan yang sudah tidak sadarkan diri.
"Bang lu harus kuat, ayo kita ke rumah sakit" ucap nada lagi yang kini tengah sibuk membuag abangnya tetap tersadar membuat beberapa orang mengerubungi mereka.
"Bang lu harus kuat, AMBULANS! PANGGIL AMBULANS! LU NGAPAIN NGELIATIN DOANG ANJING KALO GAK NGEBANTUIN GW SAT? LU GAK LIAT ABANG SAMA PACAR GW SEKARAT HAH?" Teriak nada murka membuat orang disana langsung cepat cepat memanggil ambulans
"Bang lu gak boleh ninggalin gw lu harus kuat bang" ucap nada yang masih enggan mengeluarkan airmatanya membuat nanda tersenyum semakin lebar, di detik kemudia tangan nanda mengambil beberapa obat lalu menunjukannya kepada nada.
KAMU SEDANG MEMBACA
BadGirl [End] REVISI
Teen Fiction(REVISI) Ngga usah negatif thingking Ketika lihat anak sekolahan yang keluar rumah ketika malem atau jarang pulang, Karena mungkin tempat yang selama ini orang-orang sebut rumah tidaklah sebaik yang orang-orang katakan. Mereka hanya mencari ketenang...