"L-lo"
Tubuh nada tertahan karena seseorang menahanya, dia adalah pria yang tadi ia tolong yaitu malik surya wijaya, dengan kedua tangannya malik, mencoba menahan tubuh nada agar tidak terjatuh
"Kak, pegang tangan ku erat-erat" ucap malik berusaha sekuat tenaganya sedangkan nada hanya tersenyum miring.
"Gw bntu lo ikhlas"
"Iya kak, aku tau. Kakak pasti selamat kok" ucap malik lagi berusaha menghibur nada sedangkan nada hanya menggoyangkan kakinya diudara agak cepat.
"Kak, kakak jangan banyak bergerak nanti bisa jatuh" tambahnya lagi mengeratkan tangannya dengn tangan nada, tangan yang mulai berkeringat itu membuat pegangan mereka licin dan terlepas sedikit. Nada masih menggoyangkan kakinya lebih cepat.
"NADA! KAMU JANGAN BANYAK BERGERAK! LO TENANG AJA DEK! GW BAKAL NANGKAP LO DARI BAWAH" teriak nanda dari bawah.
"Selamat tinggal dunia" ucap nada pelan yang melepaskan pegangannya dengan tangan malik lalu memejamkan matanya dan perlahan tubuh nada terjatuh kebawah. Tepat di detik selanjutnya tubuh nada sudah jatuh kebawah.
Bruakk
"NADAAAA!!" teriak nanda dari bawah. Tubuh nanda kaku, matanya tertuju kearah tubuh gadis cantik yang mengeluarkan banyak darah serta mata yang terpejam. Nanda tersadar dari pandangannya dengan cepat ia berlari kearah nada dan memeluknya.
"Lo pasti kuat nad, lo pasti kuat! Abang bakalan selalu ngejagain lo sampe kapanpun dek. Tapi tolong jangan tinggalin abang hiks, abang gabisa hidup tanpa kamu. Karena kamu adalah-" tangis nanda yang masih setia memeluk tubuh gadis itu, dengan tangan yang ia gunakan untuk menghapus darah yang menghiasi wajah nada.
"Karena kamu adalah alasan abang untuk tetap hidup" lanjut nanda menangis. Dia bingung, dia sakit, dia khawatir. Sedangkan orang lain hanya menyaksikan mereka berdua.
"LO SEMUA PADA NGAPAIN HAH? PANGGIL AMBULAN CEPET! LO GAK LIAT KEADAAN NADA SEKARANG GIMANA! LO MAU LIAT ADEK GW MATI DISINI HAH?" teriak nanda murka, alim yang ada disamping nanda pun langsung pergi mengeluarkan ponselnya dan menghubungi pihak rumah sakit.
"Lo harus bertahan nad, lo harus kuat. Abang ada disini! Disamping lo! Lo pernah janji sama abng kalo lo bakal nemani abang sampai kapanpun. Ayo buka mata kamu dek" tangis nanda nyaring sambil menepuk pelan pipi nada.
"Ba-ang" ucap nada pelan sembari membuka matanya pelan. Saat matanya terbuka dengan sekuat tenaga nada mengarahkan tangannya kearah pipi nanda dan menghapus airmata nanda.
"Jangan nangis, nada sayang sama abang, nada gakbisa liat abang nangis kayak gini" ucap nada pelan menghapus airmata abangnya. Sedangkan nanda hanya memegang tangan adiknya itu.
"Terimakasih dan selam-at ting-gal" ucap nada lagi dan matanya mulai terpejam, tangannya terjatuh ditangan abangnya.
"NADAA!" teriak nanda pada akhirnya, tangisnya pecah bahkan orang disekitar mereka juga ikut menangis.
"AMBULANNYA MANA SIH INI? LAMA BANGET SIH ANJING, DEK KAMU YANG KUAT YA" teriak nanda menangisi nada, gak, nanda gakbisa cuman diem aja dan nunggu malaikat maut menyabut nyawa nada. Dia harus melakukan sesuatu agar nada segera mendapatkan pengobatan. Nanda memantapkan hatinya, dia mengahapus airmatanya kasar lalu menghendong nada. Dia berdiri dan berjalan cepat menuju rumah sakit. Yang nanda inginkan hanyalah keselamatan adek kesayangannya ini.
"Nda, tunggu sebentar, ntar lagi ambulannya datang"ucap alim menahan nanda yang sudah berjalan jauh dari area sekolah dan kampus. Tidak ada pilihan lain, alim pun mengikuti nanda dari belakang.
KAMU SEDANG MEMBACA
BadGirl [End] REVISI
Teen Fiction(REVISI) Ngga usah negatif thingking Ketika lihat anak sekolahan yang keluar rumah ketika malem atau jarang pulang, Karena mungkin tempat yang selama ini orang-orang sebut rumah tidaklah sebaik yang orang-orang katakan. Mereka hanya mencari ketenang...