08.45
"Dek ayo berangkat jadi gak?" Tanya nanda ketika sudah berada didepan pintu rumahnya.
"Ish sabar kali bang, lagi siap siap juga. Oh iya itu yang kemaren nada siapin jangan lupa taro dimobil semua. Itu kado buat sahabat kecil nada hari ini dia ultah" balas nada berjalan kearah nansa sambil merapikan sweaternya.
"Sudah semua bos, kuylah budal" ajak nanda dan hanya dibalas anggukn kecil oleh nada. Minggu pagi hari ini mereka merencanakan pergi ke panti asuhan yang biasa sering mereka kunjungi.
Skip perjalan
Mobil hitam mewah itu sampai didepan halaman bangunan rumah yang tidak begitu besar. Nada dengan nanda pun turun setelah memarkirkan mobilnya.
"Eh teman-teman, itu kaka bidadari sama om pangeran datang. Asiikkk!" Seru salah satu anak disana sambil memegang boneka kelinci, dan mereka pun menghampiri nada dengan nanda.
"Halo anak manis! Apa kabar? Kaka kangen sama kalian semua. Dirumah kaka gakada yang nemenin :( oh iya kaka bawa sesuatu lo buat kalian. Tunggu sebentar kaka ambil dulu" ucap nada yang kembali kemobil mengambil kresek hitam.
"Tadaaa kaka bawa cokelat! Ada yang mau gak?" Tanya nada memamerkan cokelat yang ia bawa.
"Viola mau ka"
"Rey juga mau ka"
"Ih rey kan cowo masa mau cokelat juga"
"Nabila mau ka"
"Naiya juga mau"
"Iya iya sayang kalian semua kebagian kok. Tapi ada syaratnya dong"
"Apa ka syaratnya?" Tanya gadis polos bernama naiya
"Kalian harus cium kaka, sama kaka nanda juga ya?!" Ucap nada, sedangkan nanda hanya tersenyum kecil.
"Oke kaka bidadari"
Nanda yang tdinya berdiri pun sekarang jongkok, menerima ciuman dari anakank itu diikuti dengan nada dan membagikan cokelatnya.
"Terimakasih kaka bidadari, terimakasih juga om pangeran"
"Samasama" ucap nada dan nanda bersama dan tersenyum kecil.
"Emm vanya mana? Kok tumben gak keliatan" tanya nada.
"Oo vanya lagi sakit ka, itu didalam lagi dirawat sama bu fatimah"
"Hah apa? Vanya sakit apa?"
"Rey gatau ka, tapi vanya bener bener kesakitan. Rey jadi sedih" ucap rey dengan muka sedih
"Unch ade ganteng gakboleh sedih dong nanti gantengnya diambil sama kaka nanda, yaudah ya kaka mau jenguk vanya dulu" ucap nada lalu masuk kedalam.
"Assalamualaikum bu fatimah" ucap nanda ketika sudah berada didepan kamar vanya.
"Waalaikumsalam, eh ada nak nada sama nak nanda. Kalian semua apa kabar? Udah lama banget ya gak kesini" balas perempuan yang memakai kerudung berwarna putih bernama fatimah.
"Ehehe maaf bu, baru bisa kesini soalnya dirumah lagi ada masalah. Alhamdulillah nada sma bang nanda sehat-sehat aja. Oiya bu, tadi katana rey vanya lagi sakit, kalo benar sakit apa?" Tanya nanda menyatukan kedua alisnya.
"Oo itu memang benar, sekarang vanya lagi sakit. Keadaanya bisa kalian lihat sendiri didalam. Silahkan masuk" suruh bu fatimah dan diannguki oleh mereka. Sesampainya didalam nada langsung duduk disalah satu kursi disamping ranjang vanya.
"Halo ade manis, vanya sakit apa?" Tanya nada langsung memperhatikan mahluk kecil berumur lima tahun yang sedang terbaring lemah dengan peralatan medis yang cukup banyak.
"Hai kaka bidadari, vanya kangen banget sama kaka. Vanya gak apa-apa kok ka :)" balas gadis itu dengan suara lemahnya.
"Vanya yang kuat ya, kaka yakin kalo vanya nanti bakalan kembali sehat. Kaka janji kalo vanya sehat nanti kaka ajak jalan-jalan sesuka vanya" ucap nada tersenyum tulus sedangkan nanda hanya memperhatikan nada dan tersenyum
"Selamat ulang tahun, selamat ulang tahun selamat ulang tahun vanya. Semoga panjang umur. Tiup lilinnya tiup lilinnya" nyanyi nada membawa satu kue yang cukup besar bewarna biru.
"Wahh makasih kaka bidadari"
"Iya sayang sama sama. Ayo potong dulu dong kuenya" suruh nada, nada mengarahkan tangan kecil vanya untuk memotong kuenya.
"Sebelum kita makan, kita berdoa dulu ya ade, berdoa dimulai" ajak nanda dan mereka berdoa.
Dari balik pintu, ada seorang wanita yang sedang menangis haru melihat kejadian didalam kamar vanya. Orang itu adalah fatimah, fatimah sesekali mengelurkan isakan kecil dan nada pun menyadarinya.
"Vanya sama kaka nanda dulu ya, kaka ada urusan sebentar. Bang titip vanya dulu" ucap nada lalu pergi menuju ke arah pintu.
"Ibu? Ibu fati kenapa nangis? Bukannya ibu harusnya senang ya?" Tanya nada kebingungan sedangkan fatimah hanya menggeleng kecil dan menarik nada pergi menjauhi tempat tersebut.
Sekarang mereka berdua sedang berada di taman samping panti asuhan. Hening, tidak ada yang memulai pembicaraan. Nada sendiri hanya diam tak mengerti maksud dari bu fatimah.
"Nada kamu tau? Vanya itu puna penyakit yang mematikan hiks, dan gaklama lagi dia udah pergi ninggalin kita semua" ucap fatimah melirik nada dengan tatapan sendu. Nada hanya diam menutup melutnya tak percaya, kenapa harus secepat ini? Gakgak ini pasti bohong.
"Vanya menderita kanker jantung stadium akhir. Jantung vanya berdetak sangat lemah tidak seperti anak anak biasanya. Ibu sendiri baru tau sejak 1 minggu yang lalu" tambahnya lagi.
"Bu fati jangan bercanda dong, bercanda nya gaklucu beneran" balas nada.
"Ibu serius nada, ibu juga masih gak percaya. Vanya udah ibu anggap anak ibu sendiri. Ibu gak sadar dibalik keceriannya dia menyimpan semua rasa sakitnya sendirian. Ibu benar-benar gak nyangka kalo vanya bisa sakit parah seperti itu hiks"
"Ibu yang sabar yah, mungkin aja vanya gak mau buat ibu khawatir. Mungkin maksud vanya itu baik bu. Ibu jangan bosan-bosan berdoa sama yang diatas minta kesembuhan vanya ya bu" balas nada tersenyum tulus
"Makasih ya kamu udah sadarin ibu, kamu anak yang baik nada, ibu harap kamu selalu sehat dan berumur panjang" ucap fatimah mengelus rambut hijau nada.
Sedangkan nada hanya tersenyum, berharap jika ia memiliki umur yang panjang, dan dapat bermain lagi bersama vanya, nanda, dan teman teman lainnya. Mungkin vanya dikirim tuhan untuk menemani hari hari nada ketika di surga nanti biar nada tidak sendirian dan kesepian.
"Kalo gitu saya pamit dulu ya bu, masih ada urusan dibengkel soalnya. Assalamualaikum" ucap nada lalu menyalami tangan bu fatimah lalu pergi menjemput bang nanda.
"Waalaikumsalam"
Sesampainya dikamar vanya nada pun memanggil nanda dan langsung meminta pulang.
"Vanya cepat sembuh ya dek, jangan nangis tetap optimis!" Ucap nada memberi semangat ke vanya lalu pergi meninggalkan vanya
KAMU SEDANG MEMBACA
BadGirl [End] REVISI
Teen Fiction(REVISI) Ngga usah negatif thingking Ketika lihat anak sekolahan yang keluar rumah ketika malem atau jarang pulang, Karena mungkin tempat yang selama ini orang-orang sebut rumah tidaklah sebaik yang orang-orang katakan. Mereka hanya mencari ketenang...