39.

2.2K 72 19
                                    

Allahuakbar allahuakbar
Allahuakbar allahuakbar
Asyhadualla illa haillaullah
Waasyadualla illa haillaullah
Hayyaalla sholla hayya allafallaa
Allahuakbar allahuakbar
Llaaillahaillaullah

Lantunan suara adzan membuat tubuh nada merinding. Karena dia merasa dia sudah cukup jauh dengan tuhan. Nada terdiam melihat beberapa proses pemakaman yang sedang dilakukan oleh beberapa orang.

Panji, aisyah, alim, leman, kube, nisa dan juga vina menghadiri acara pemakaman tersebut. Nada menengok kearah aisyah yang masih terisak menangis menyaksikan pemakaman anaknya yang tercinta begitupula panji, yang menangis dalam diam.

Nada hanya terdiam, ia tidak membiarkan setetes airmatanya untuk turun. Ia mendongak lagi lalu mengahmpiri Aisyah lalu memeluknya. Membuat Aisyah semakin menangis meraung raung memanggil nama anaknya.

"Nathan hiks anak bunda hiks"

Nada hanya mengusap punggung aisyah lembut lalu melepas pelukannya dan tersenyum kearah Aisyah.

Dia mendongak lagi kearah papinya, membuat hatinya terasa sakit.

"Papi" ucap nada merentangkan kedua tangannya memberi kode kearah panji agar memeluknya. Dan ya, panji langsung memeluk putri bungsunya dengan sangat erat seolah olah takut kehilangannya seperti putra sulungnya.

Panji sangat hancur saat ini, sangat. Ia baru saja berbaikan oleh kedua anaknya kemarin, tapi sekarang kenapa putra sulungnya harus meninggalkannya terlebih dulu?

Nada

Ya

Dia sangat hancur sekarang, sangat. Tapi dia tidak bisa menangis sekarang. Dia hanya menatap datar semuanya. Entah apa yang ia rasakan.

"Nada" ucap panji lirih dibalik punggung nada membuat nada mendehem

"Papi tau kamu anak yang kuat" ucap panji lagi melepaskan pelukan mereka

Nada hanya terdiam menunggu ucapan berikutnya dari papinya.

"Papi tau, jika kamu sedang sangat hancur sekarang"

"Kenapa ditahan hm? Kenapa gak dikeluarin semuanya?" Tanya panji membuat nada menghembuskan nafasnya berat.

"Karena nada sayang papi" balasan nada membuat panji terdiam

"Nada juga sayang sama bang nanda, begitupun sama nathan"

"Sayang banget, ngelebihin apapun" tambahnya sembari menunjukan senyumnya tulus membuat hati panji terasa terkikis oleh benda tajam

"Tapi nada tau, kalo nada nangis bang nanda sama nathan gakbakalan suka itu. Jadi nada harus tahan. Seperti kata papi, nada harus kuat" balas nada masih memperhatikan proses pemakaman yang sudah selesai.

Nada mengambil keranjang bunga lalu menebarkannya dimakam milik nanda dan juga nathan bergantian.

Ia melirik ke arah belakang, ke arah alim dengan kube yang sedanh memasang senyumnya dengan bekas cairan air yang ada di pipi mereka membuat nada tersenyum.

Ia mengambil buket bunga lalu meletaknnya di atas makam nanda dan nathan. Semua orang disana hanya menyaksikan apa yang nada lakukan. Sampe akhirnya tubuh nada ambruk ditengah sisi makam nanda dengan nathan.

Nada menundukan kepalanya dalam,lalu mendongakkan kepalanya menatap langit.

"Kenapa?" Ucapnya pelan

"Kenapa?" Ucapnya lagi membuat orang disana langsung membalas pertannyaan nada

"Nada" panggil panji pelan

BadGirl [End] REVISI Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang